Pengantar
- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan sosial budaya melahirkan aspirasi-aspirasi baru didalam kehidupan umat manusia. Aspirasi-aspirasi baru itu juga terjadi pada para peserta didik Gerakan Pramuka. Sejalan dengan itu maka lingkungan dan proses pendidikan kepramukaan perlu terus dikembangkan dan diinovasi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah inovasi dibidang metode dan materi latihan kepramukaan agar sejalan dengan tuntutan zaman yang terus berubah tersebut.
- Metode pendidikan merupakan salah satu kunci sukses untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode pendidikan kepramukaan yang menekankan pentingnya penciptaan “kegembiraan lingkungan belajar” membutuhkan kreativitas, inisiatif dan sikap inovatif para Pembina Pramuka. “Kegembiraan lingkungan belajar & latihan” merupakan atmosfer yang perlu diciptakan oleh para Pembina Pramuka melalui pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang menantang, partisipatif, interaktif, menarik minat, serta mampu memenangkan perhatian peserta didik.
- Terdapat dua pendekatan didalam penciptaan lingkungan pembelajaran yaitu “student center” dan “teacher center”. Student center merupakan pendekatan pendidikan yang berpusat pada peserta didik sangat sejalan dengan sistem pendidikan kepramukaan. Pendekatan ini dirasakan lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran sekaligus untuk membangun kecerdasan peserta didik baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Sedangkan “teacher center” atau pendekatan pendidikan yang berpusat pada guru, dianggap sudah tidak sesuai dengan aspirasi baru para peserta didik dan dianggap kurang dapat memberikan ruang bagi perkembangan peserta didik.
Arti Penting Metode Pendidikan
Pemilihan metode pendidikan/latihan sangat penting sebab metode latihan memiliki 3 arti penting yaitu : sebagai strategi pembelajaran, sebagai alat mencapai tujuan pendidikan dan sebagai alat memotivasi peserta didik.
Strategi pembelajaran adalah upaya menciptkan lingkungan pendidikan agar proses latihan dapat terlaksanaka dengan efisien dan efektif. Strategi pembelajaran bersifat konseptual dan berbentuk perencanaan pelatihan yang didalamnya memuat pilihan metode pembelajaran dalam kaitannya dengan factor-faktor pembelajaran lain seperti tujuan, materi, karakter peserta didik, sarana dan prasarana, narasumber, dsb.
Setiap proses pendidikan dinyatakan atau tidak pada hakikatnya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pendidikan umumnya dirumuskan untuk mengembangkan potensi diri setiap indivisu manusia baik dalam ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (ketrampilan). Metode pembelajaran merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dimaksud. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menjadikan kegiatan belajar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Metode pendidikan sebagai alat motivasi ekstrinsik, maksudnya bahwa metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan minat belajar seseorang. Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran/ latihan. Pembelajaran konvensional yang tidak banyak menggunakan metode yang bervariasi dan kurang membuat peserta didik aktif akan menimbulkan kebosanan. Siswa akan menjadi pasif, tidak bersemangat, dan antusiame rendah saat mengikuti pelajaran di kelas.
Metode Discovery (Metode Penemuan)
Salah satu metode pembelajaran yang berorientasi pada “student center” adalah metode discovery (penemuan). Bentuk metode ini adalah mengatur pengajaran/pelatihan sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan baru tidak melalui pemberitahuan tetapi sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Penemuan pengetahuan baru, konsep-konsep dan prinsip-prinsip tersebut melalui proses mental para peserta didik sendiri.
Dalam menemukan konsep dan prinsip baru tersebut para peserta didik melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Narasumber belajar (guru/pembina/pamong) hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, berdiskusi, membaca sendiri, mencoba sendiri dan menyimpulkan sendiri.
Ciri Utama
Metode Discovery memiliki ciri utama, sbb :
- Peran narasumber (guru/pembina/pamong/instruktur) jauh lebih sedikit dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Meski demikian tidak berarti narasumber belajar terbebas dari pemberian bimbingan kepada peserta didik.
- Bruner (www.laskasinformasi.com) memberikan tiga ciri utama pembelajaran penemuan, yaitu: (1) Keterlibatan siswa dalam proses belajar. (2) Peran guru adalah sebagai seorang penujuk (guide) dan pengarah bagi siswanya yang mencari informasi. Jadi, guru bukan sebagai penyampai informasi. (3) Umumnya dalam proses pembelajaran digunakan barang-barang nyata
- Narasumber belajar sesedikit mungkin menerangkan, tetapi harus lebih banyak mengajukan pertanyaan. Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan membantu peserta didik menyadari kearah mana mereka harus berfikir, bersikap dan bertindak terhadap sebuah pengetahuan atau prinsip baru yang ditemukannya.
- Narasumber belajar harus mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai bagi setiap individu/kelompok agar mereka mampu mengorganisasikan pendapat serta dapat meningkatkan pengertian-pengertian terhadap segala sesuatu yang menjadi topik bahasan.
- Narasumber belajar harus terampil menyusun berbagai bentuk atau jenis pertanyaan dengan lebih dahulu menetapkan proses berfikir, jenis pengembangan bakat/ketrampilan serta jenis sikap yang diharapkan berkembang pada para peserta didik.
Prosedur
Penerapan metode belajar discovery atau penemuan bukan hanya agar peserta didik memperoleh tambahan pengetahuan saja, melainkan untuk memberikan motivasi kepada peserta didik, melatih kemampuan berpikir intelektual, merangsang keingintahuan siswa, mendorong siswa untuk bertindak (menerapkan pengetahuannya) dan memperkuat konsep diri (sikap) terhadap sebuah hal.
Terdapat dua model pembelajaran penemuan, yaitu Model Pembelajaran Penemuan Murni dan Model Pembelajaran Penemuan Terarah. Model pembelajaran penemuan murni merupakan model pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan. Penerapan metode ini mungkin akan menimbulkan kegaduhan karena peserta didik akan banyak diskusi dan bertanya kepada teman yang lainnya atau kepada narasumber. Pembelajaran penemuan terarah sedikit berbeda dari pembelajaran penemuan murni. Dalam metode ini narasumber beajar akan sedikit lebih banyak berperan dibanding dengan pembelajaran penemuan murni..
Terdapat dua model pembelajaran penemuan, yaitu Model Pembelajaran Penemuan Murni dan Model Pembelajaran Penemuan Terarah. Model pembelajaran penemuan murni merupakan model pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan. Penerapan metode ini mungkin akan menimbulkan kegaduhan karena peserta didik akan banyak diskusi dan bertanya kepada teman yang lainnya atau kepada narasumber. Pembelajaran penemuan terarah sedikit berbeda dari pembelajaran penemuan murni. Dalam metode ini narasumber beajar akan sedikit lebih banyak berperan dibanding dengan pembelajaran penemuan murni..
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan ada beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :
- Bagilah peserta didik di dalam kelas menjadi beberapa kelompok
- Berikan tugas kepada setiap kelompok
- Berikan arahan terhadap aktivitas peserta didik apa yang akan dilakukan sebelum alat dan bahan yang akan dipakai dibagikan.
- Narasumber belajar harus selalu berkeliling mendekati peserta didik di setiap kelompok untuk memberikan bantuan yang diperlukan
Diskusi adalah alat utama dalam medtode ini. Oleh sebab itu narasumber belajar dituntut mampu membangun suasana diskusi yang terbuka, menyenangkan, interaktif dan partisipatif. Peserta didik didorong agar dapat berperan optimal dalam diskusi.
Narasumber belajar harus dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan mental (berfikir, merenung, menilai) para peserta didik agar sesuai dengan yang apa telah direncanakan. Peserta didik harus lebih aktif dan narasumber belajar menghindari terlalu banyak berceramah..
Narasumber belajar harus dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan mental (berfikir, merenung, menilai) para peserta didik agar sesuai dengan yang apa telah direncanakan. Peserta didik harus lebih aktif dan narasumber belajar menghindari terlalu banyak berceramah..
Kelebihan dan Kekurangan
Tidak ada satupun metode belajar yang sempurna. Semua ada kelebihan dan kekurangannya. Suherman, dkk (2001: 179 dalam http://herdy07.wordpress.com), menyatakan kelebihan metode discovery sebagai berikut:
- peserta didik aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
- peserta didik mampu memahami materi latihan karena mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
- peserta didik menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
- Peserta didik memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai lingkungan kehidupannya
- Metode ini melatih peserta didik untuk lebih banyak belajar mandiri.
- Membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima.
- Membutuhkan latar belakang pengetahuan/informasi yang cukup dari para peserta didik.
- Cenderung hanya bisa diikuti oleh siswa yang aktif, banyak membaca dan cerdas.
- Narasumber belajar dituntut untuk mampu menyusun materi pertanyaan yang sesuai dengan kemampuan anak.
- Narasumber belajar harus mampu menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) yang menarik, informative dan komprehensif.
Metode Discovery sebagai Metode Latihan Pramuka
Metode Discovery yang bersifat “student center” sangat sesuai dengan pendidikan kepramukaan. Metode ini menekankan pentingnya bertanya pada peserta didik sebagaimana digariskan oleh Boden Powell (Bapak Pandu Dunia) bahwa didalam merancang latihan kepramukaan yang utama adaah “ask the boy”.
Prosedur penerapan metode discovery akan sangat membantu para pembina untuk “ask the boy” secara kontekstual, partispatif dan komprehensif. Metode inipun akan sangat membantu untuk menciptakan “lingkungan latihan yang menggembirakan” apalagi jika dipadu dengan permainan tepuk tangan, menyanyi, menari dan kegiatan khas pramuka lainnya disela-sela diskusi.
Prosedur penerapan metode discovery akan sangat membantu para pembina untuk “ask the boy” secara kontekstual, partispatif dan komprehensif. Metode inipun akan sangat membantu untuk menciptakan “lingkungan latihan yang menggembirakan” apalagi jika dipadu dengan permainan tepuk tangan, menyanyi, menari dan kegiatan khas pramuka lainnya disela-sela diskusi.
Selamat Memandu. Salam Pramuka
Pramuka, inovasi tiada henti untuk menuju masa depan yang lebih baik.
Lihat Entri/Topik terkait
Metode Discovery sebagai Metode Penanaman Kode Kehormatan Pramuka
Sumber :
http: // www.en.wikipedia.org
http: // www.digilib.sunan-ampel.ac.id
http: // www. e-journal.ung.ac.id
http:// www.laskasinformasi.com
http:// www.kelompok28bgr.wordpress.com
hhtp:// www.herdy07.wordpress.com
... dan dari berbagai sumber lain. Ditulis ulang dan disesuaikan untuk keperluan "ensiklopediapramuka" (-aiw)
No comments:
Post a Comment