Thursday 2 August 2012

Azis Saleh (Ka Kwarnari 1963 - 1967)





Abdul Azis Saleh (lahir di Boyolali, Jawa Tengah, 20 September 1914 – meninggal di Jakarta, 3 April 2001 pada umur 86 tahun). Kak Azis Saleh merupakan seorang  dokter dan politikus Indonesia yang pernah 9 tahun menjabat sebagai menteri, sejak Kabinet Djuanda sampai Kabinet Dwikora I. Ketika zaman orde baru, Kak Azis merupakan salah seorang penandatangan Petisi 50. Beiau menamatkan pendidikan kedokterannya di Geneeskunde Hogeschool (GHS) pada tahun 1942.

Di dalam Gerakan Pramuka Kak Azis merupakan  Wakil Ketua Kwartir Nasional sekaligus Ketua Harian pertama, pernah menjadi salah satu orang kunci dari Panitia Lima yang ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk membentuk Gerakan Pramuka pada tahun 1961. Tahun 1970 menjadi Sekretaris Jendral Gerakan Pramuka. Tahun 1974 menjadi Sekretaris Mabinas. Keaktifannya di tingkat nasional meredup setelah bergabung di Petisi 50. Setelah reformasi, barulah Kak Azis memperoleh penghargaan Tunas Kencana yang merupakan penghargaan tertinggi Gerakan Pramuka, setelah tertunda belasan tahun.

Jabatan Kak Azis Saleh, selengkapnya adalah :
  •     Ka Kwarnari Gerakan Pramuka  (1963 - 1967)
  •     Sekretaris Jenderal Kwarnas  (1961 - 1970)
  •     Ketua Asia Pasific Regional Committee (1971 – 1974)
  •     Anggota World Scout Committe (1975 - 1977)

Tahun 1978 Kak Azis Saleh menerima Tanda Penghargaan Pramuka Sedunia Bronze Wolf Award. Adapun salah satu pandangan Kak Azis tentang Pendidikan Kepramukaan, adalah  :

"... Salam Pandu (scout salute)  tiga jari, bukan merupakan prinsip dasar kepramukaan, tetapi merupakan alat mendidikan Tri Satya/Janji Pandu. Dengan salam tiga jari, para pandu/pramuka saling mengingatkan  Tri Satya/Janji Pandu ..."

"... demi kepentingan nasional Indonesia, salam pramuka lima jari merupakan alat mendidikan Pancasila. Dengan salam lima jari, para pramuka saling mengingatkan lima sila dalam Pancasila ...."


Sumber
Buku, 40 tahu Gerakan Pramuka, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, tahun 2001





print this page Print this page


Apiari

Kegiatan/keahlian anggota Pramuka dalam perlebahan/madu

print this page Print this page

METODE PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

UU Gerakan Pramuka, Pasal 7 mengemukakan bahwa pendidikan kepramuka  dilaksanakan dengan metode :
a.      berlandaskan pada kode kehormatan pramuka sebagaimana dimaksud dalam
b.     dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan spiritual dan intelektual, keterampilan, dan ketahanan diri yang dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif.
c.      Metode belajar interaktif dan progresif  diwujudkan melalui interaksi:
a.      pengamalan kode kehormatan pramuka;
b.      kegiatan belajar sambil melakukan;
c.      kegiatan yang berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi;
d.      kegiatan yang menantang;
e.      kegiatan di alam terbuka;
f.       kehadiran orang dewasa yang memberikan dorongan dan dukungan;
g.      penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
h.      satuan terpisah antara putra dan putri.

print this page Print this page

SIFAT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

Berdasarkan Pasal 7 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, maka sifat Gerakan Pramuka adalah :
1. Organisasi kepanduan nasional Indonesia sebagai lembaga pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan.
2.  Organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama.
3.      Bukan organisasi kekuatan sosial-politik, bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.
4.      Ikut serta membantu masyarakat dengan melaksanakan pendidikan bagi kaum muda, khususnya pendidikan non formal di luar sekolah dan di luar keluarga.
5.   Menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
print this page Print this page

FUNGSI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

Pasal 3 UU No 12 Tahunb 2010 menyatakan bahwa  Fungsi  Gerakan Pramuka sebagai wadah untuk mencapai tujuan pramuka, diimplementasikan melalui: pendidikan dan pelatihan pramuka; pengembangan pramuka; pengabdian masyarakat dan orang tua; dan permainan yang berorientasi pada pendidikan.

Penjelasan lebih lanjut tentang Fungsi Gerakan Pramuka adalah sebagaimana termnaksut dalam Pasal 6 Anggaran dasar Gerakan Pramuka yang menyatakan bahwa Gerakan Pramuka berfungsi sebagai organisasi pendidikan non formal, di luar sekolah dan di luar keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda berlandaskan Sistem Among dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan, dan Motto Gerakan Pramuka yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.
Atas dasar penjelasan di atas maka jika ditinjau dari aspek pendidikan maka fungsi Gerakan Pramuka adalah penyelenggara pendidikan kepramukaan yang mempunyai fungsi : permainan, pengabdian dan alat

Dalam fungsinya sebagai permainan,  Gerakan Pramuka tidak berarti kegiatan yang tanpa aturan dan hanya bermain-main semata, melainkan menyelenggarakan permainan yang mampu digunakan sebagai media membina dan mengembangkan karakter, kesehatan, dan ketrampilan. Oleh sebab itu fungsi permainan dalam kepramukaan harus mengandung unsur : ada norma dan tujuan yang dingin dicapai, membentuk badan dan jiwa yang sehat, menyenangkan, menarik, mencerminkan ikatan sosial kemasyarakatan, mengedepankan kedisiplinan, taat pada aturan dan tata tertib, kegotongroyongan, kesukerelaan, adanya bimbingan orang dewasa pada anak, remaja dan pemuda, membangun persaudaraan, diterapkan dengan metode yang tepat dan jelas, diorganisasikan secara baik, melatih kepemimpinan dan adanya keseimbangan antara mental dan fisik.

Kegiatan kepramukaan dalam fungsinya sebagai pengabdian adalah segenap daya dan upaya dalam proses pendidikan dilaksanakan untuk meraiah tujuan pendidikan kepramukaan dan dilaksanakan secara sukarela. Untuk itu diperlukan : sikap taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ikhlas dan tanpa pamrih, dedikasi tinggi, budi pekerti yang luhur, jujur dan sportif, sepi ing pamrih rame ing gawe (sedikit bicara banyak berkarya), tidak bersifat komersial, mengembangkan  pengalaman, pengatahuan dan kemahiran bersama serta penuh daya kreasi, inisiatif dan imajinasi dalam membuat program-program latihan bagi peserta didik, menghayati sistem among, mengembangkan rasa persaudaraan, mengembangkan kepemimpinan yang demokratis, memahami terhadap kebutuhan, kondisi, situasi peserta didik, memahami dan menerapkan prinsip berorganisasi secara benar dan memahami maksud, tujuan dan prinsip pendidikan kepramukaan.

Sedangkan Kegiatan kepramukaan dalam fungsinya sebagai alat,  bahwa proses pendidikan kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk mencapai sasaran dan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu maka penyelenggaraan proses pendidikan kepramukaan harus disesuaikan dan diserasikan dengan kebutuhan, kondisi, situasi dan perkembangan masyarakat.

print this page Print this page

TUGAS POKOK GERAKAN PRAMUKA

Tugas pokok Gerakan Pramuka sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Pasal 5 adalah : 


menyelenggarakan pendidikan  kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik

print this page Print this page

TUJUAN GERAKAN PRAMUKA

Tujuan Gerakan Pramuka sebagaimana tercantum dalam Pasal 4,  UU UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA, adalah :

“Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup”

Uraian lebih lanjut tentang  Tujuan Gerakan Pramuka, termaksutub dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 4, yang menyatakan bahwa :

Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga menjadi :
a.             Manusia berwatak, kepribadian, dan berbudi pekerti luhur yang :
1)      Tinggi moral, spiritual, kuat mental, sosial, intelektual, emosional dan fisiknya;
2)      Tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya;
3)      Kuat dan sehat jasmaninya.

b.  Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Keatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sediri secara mandiri serta bersam-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.
print this page Print this page

PENDIDIK PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

Tenaga pendidik dalam pendidikan kepramukaan terdiri atas:
a.  Pembina adalah  adalah tenaga pendidik gerakan pramuka yang bertugas melatih peserta didik di gugus depan.
b.  Pelatih  adalah tenaga pendidik gerakan pramuka yang bertugas melatih pembina.
c.  Pamong adalah tenaga pendidik gerakan pramuka yang bertugas mendidik peserta didik pada satuan karya pramuka (saka).
d.  Instruktur adalah tenaga pendidik gerakan pramuka yang memiliki keahlian/keterampilan khusus kesakaan yang mendidik peserta didik dan pamong di satuan karya gerakan pramuka
print this page Print this page

JENJANG PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN


a.     Siaga,  peserta didik yang berusia  7 – 10 tahun;
Jenjang pendidikan siaga menekankan pada terbentuknya kepribadian, dan keterampilan di lingkungan keluarga melalui kegiatan bermain sambil belajar.
b.     Penggalang, peserta didi yang berusia 11 – 15 tahun
Jenjang pendidikan penggalang menekankan pada terbentuknya kepribadian dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun dalam kegiatan masyarakat melalui kegiatan belajar sambil melakukan.
c.     Penegak, peserta didik yang berusia 16 – 20 tahun
Jenjang pendidikan penegak menekankan pada terbentuknya kepribadian dan keterampilan agar dapat ikut serta membangun masyarakat melalui kegiatan belajar, melakukan, bekerja kelompok, dan berkompetisi.
d.     Pandega, peserta didik yang berusia 21 – 25 tahun
Jenjang pendidikan pandega menekankan pada terbentuknya kepribadian dan keterampilan agar dapat ikut serta membangun masyarakat melalui kegiatan kepada masyarakat.


print this page Print this page

Among (Sistem Among)

Sistim Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia. Sistem among  dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kepemimpinan:
a.   di depan menjadi teladan;
b.   di tengah membangun kemauan; dan
c.   di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandiria

Sistem Among yang diterapkan dalam pendidikan gerakan pramuka diangkat dari prinsip kepemimpinan yang berakar dari nilai luhur budaya bangsa.
a.   Prinsip kepemimpinan “di depan menjadi teladan” dikenal juga dengan istilah ing ngarsa
      sung tuladha.
b.   Prinsip kepemimpinan “di tengah membangun kemauan” dikenal juga dengan istilah ing madya
      mangun karsa.
c.   Prinsip kepemimpinan “di belakang mendorong dan memberikan motivasi kemandirian” 
     dikenal juga dengan istilah tut wuri handayani.





print this page Print this page

UU REPUBLIK INDONESIA NO 12 th 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

Undang-undang Republik Indonesia No 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, mengokohkan kedudukan Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan non formal yang menjalankan tugas pokok dan fungsinya melaksanakan pendidikan kepramukaan bagi anak, remaja dan pemuda Indonesia.

Seiring dengan perkembangan zaman  Gerakan Pramuka juga mengalami tantangan-tangan baru yang makin kompleks. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam  butir-butir  pada bagian Umum Penjelasan atas Undang-undang RI No 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka yang menyatakan :
§     Perkembangan gerakan pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu kurang dirasakan penting oleh kaum muda. Akibatnya, pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal. Pada waktu yang bersamaan dalam tatanan dunia global bangsa dan Negara membutuhkan kaum muda yang memiliki rasa cinta tanah air, kepribadian yang kuat dan tangguh, rasa kesetiakawanan sosial, kejujuran, sikap toleransi, kemampuan bekerja sama, rasa tanggung jawab, serta kedisiplinan untuk membela dan membangun bangsa.
§     Dengan menyadari permasalahan yang digambarkan di atas, pada peringatan ulang tahun gerakan pramuka 14 Agustus 2006 dicanangkan revitalisasi gerakan pramuka. Momentum revitalisasi gerakan pramuka tersebut dirasakan sangat penting dalam upaya pembangunan kepribadian bangsa yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman.
§     Undang-undang tentang Gerakan Pramuka disusun dengan maksud untuk menghidupkan dan menggerakkan kembali semangat perjuangan yang dijiwai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat yang beraneka ragam dan demokratis. Undang-undang ini menjadi dasar hukum bagi semua komponen bangsa dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan yang bersifat mandiri, sukarela, dan nonpolitis dengan semangat Bhineka Tunggal Ika untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dengan keluarnya Undang-undang No 12 tahun 2010 maka kedudukan Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepramukaan makin mantap dan kokoh. Azas, fungsi dan tujuan pendidikan kepramukaan serta tugas pokok kelembagaan yang diatur secara jelas dalam Undang-undang, menjadikan segenap pemangku kepentingan Gerakan Pramuka dapat memberikan peran dan partisipasinya secara aktif bagi kemajuan pendidikan kepramukaan di Indonesia.
print this page Print this page

Sri Sultan Hamengkubowon IX (Bapak Pramuka)



Lahir di Yogyakarta dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun  putra dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Usia 4 tahun sudah tinggal pisah dari keluarganya dan  memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda.

Beliau dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar "Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga". Aktif  menentang penjajahan Belanda, mendorong kemerdekaan Indonesia selan juga  mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat "Istimewa".

Sebelum dinobatkan, Sultan yang berusia 28 tahun bernegosiasi secara alot selama 4 bulan dengan diplomat senior Belanda Dr. Lucien Adam mengenai otonomi Yogyakarta. Di masa Jepang, Sultan melarang pengiriman romusha dengan mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan Mataram. Sultan bersama Paku Alam IX adalah penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Sultan pulalah yang mengundang Presiden untuk memimpin dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda I.

Sri Sultan Hamengkubowo IX merupakan salah satu tokoh yang sangat aktif membidani lahirnya Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi pendidikan kepanduan di Indonesia. Beliau menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti : 1961 - 1963, 1963 - 1967, 1967 - 1970 dan 1970 - 1974, untuk kemudian digantikan oleh Kak Sarbini yang menjabat untuk masa bakti 1974 - 1978 namun tidka selesai karena Beliau meninggal dunia pada tahun 1977.

Sri Sultan Hangengkubuwono IX merupakan salah satu Pramuka Indonesia yang memperoleh Tanda Penghargaan Pramuka Dunia untuk kategori penghargaan perseorangan yaitu  Bronze Wolf Award pada tahun 1973. Atas jasa-jasanya terhadap Gerakan Pramuka beliau juga memperoleh gelar sebagai Bapak Pramuka Indonesia.

Beliau dikenal pula juga merupakan pelopor pembaharuan pendidikan kepramukaan  yaitu dengan mengemukakan pentingnya Gerakan Pramuka terlibat dalam pembangunan masyarakat. Cuplikan Pandangan  Beliau tentang hal ini adalah :

"... Ikut sertanya pramuka-pramuka dalam kegiatan pembangunan bangsa adalah syarat mutlak demi kelanjutan hidup kepramukaan sebagai organisasi dunia. Kita tetap dapat taat pada dasar prinsip-prinsip moral kepramukaan, tetapi kita harus memperbaharui acara-acara kegiatan kepramukaan yang sesuai dengan aspirasi generasi muda kita dan dengan kebutuhan masyarakat kita ...."

(Kutipan prasaran Sri Sultan HB IX pada World Scout Conference yang ke 23 di Tokyo, tahun 1970)

Lihat  Entri/Topik terkait :
Scout Action for Community Development





print this page Print this page

SRI MANGKUNEGARA VII

Pendiri Javannse Padvinders Organizatie (JPO) pada tahun 1917. JPO merupakan  Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia yang berpaham kebangsaan  dan terpisah dari NIPV (Pandu Belanda).  Sri Mangkunegoro VII adalah Raja Mangkunegaran di Surakarta Jawa Tengah yang berkuasa dari tahun 1916 – 1944. Beliau dikenal sebagai raja yang sangat visioner baik di bidang pendidikan, ekonomi kerakyatan, kesenian dan kebudayaan hingga tata kota. Pada zaman beliau Kekuasaan Mangkunegara memasuki era keemasannya

print this page Print this page

SOEPRAPTO

Pandu  Soeprapto adalah  seorang pandu yang meninggal  ditembak oleh tentara Belanda, . saat itu sedang  ikut memperingati HUT Kemerdekaan 17 Agustus 1948  dengan menyelenggarakan malam api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Seoprapto gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan kecintaannya pada Ibu Pertiwi.

print this page Print this page

Sarbini (Ka Kwarnas, periode 1974 - 1978)

 

Letjen Sarbini lahir di Kebumen Jawa Tengah pada tahun 1914 dan meninggal di Jakarta pada tanggal 21 Agustus 1977 dalam usi  63 tahun dikebumikan Taman Pahlawan Kalibata  Jakarta. Tahun 1934 Almarhum duduk sebagai pegawai Badan Kesehatan Muhammadiyah di Semarang. Tahun 1943 masuk opsir Peta di Gombong hampir bersamaan dengan Presiden Suharto. Kariernya dalam kemiliteran menanjak terus, dan tahun-tahun 1956 – 1959 menjadi Panglima Divisi V Teritorial V Brawijaya. Selesai Seskoad, tahun 1960-1964 duduk sebagai Panglima Divisi VII/Diponegoro (sekarang Kodam). Tahun 1964 – 1966 Menteri Urusan Veteran & Demobilisasi, kemudian Menteri Transkop & Koperasi. Jabatan terakhir: Wakil Ketua I DPA. Almarhum  juga pernah menjabat Ketua Legiun Veteran dan Ketua Yayasan Pesantren Luhur Pendidikan Tinggi Da’wah Islamiyah (PTDI).

Kak Sarbini menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka periode 1974 – 1978 berdasarkan hasil Musyawarah Nasional (Munas) Manado yang  dilaksanakan pada 20-27 Nopember 1974, di Kompleks Pendidikan dan Latihan Kepolisian RI di Manado Sulawesi Utara. Kak Sarbini menggantikan Sri Sultan HB IX.

Kak Sarbini memiliki berbagai pandangan tentang pentingnya pendidikan kepramukaan yang disesuaikan dengan tuntutan zaman dan memiliki nilai guna bagi kepentingan bangsa. 

 "...  Pendidikan yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka merupakan pendidikan non-formil, yang berbeda dengan pendidikan non-formil lainnya, baik tujuan, prinsip dasar metodiknya maupun cara pelaksanaannya...."

“,,, Kepramukaan, sebagai suatu proses pendidikan bagi anak-anak remaja pelaksanaannya berdasarkan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta dunia mereka, yakni mengandung kaedah-kaedah pendidikan dan bertujuan mendidik yang tidak menjemukan, menarik dan menyenangkan, sehat, berperaturan, serta berguna dan dilaksanakan di alam terbuka...."

"... Disamping itu dalam suasana Bangsa Indonesia yang sedang giat telaksanakan Pembangunan nasional dewasa ini, sewajarnyalah bila Gerakan Pramuka pun ikut secara aktif dalam melaksanakan tembangunan Nasional sebagaimana dibuktikan selama ini dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan .... "


Sumber :
Dari berbagai sumber.



print this page Print this page

PERSATUAN ANTAR PANDU-PANDU INDONESIA (PAPI)

tanggal 23 Mei 1928 di Jakarta berlangsung pertemuan antara wakil-wakil Kepanduan Nasional, antara lain : dr. Moewardi dari Pandu Kebangsaan, Mr. Soenarjo dari INPO, Mr Kasman dari NATIPIJ, Ramlan daru SIAP, yang menghasilkan pembentukan federasi kepanduan nasional bernama 
print this page Print this page

PANITIA KESATUAN KEPANDUAN INDONESIA

Tahun 1945,   sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan,  para  tokoh organisasi kepanduan  berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja untuk menyelenggarakan konggres pembentukan satu wadah organisasi Kepanduan Indonesia.

Kongres dimaksud terselenggara pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh kepandauaan saat itu dan  dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti". Pemerintah RI kemudian mengakui Organisasi Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepanduan dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan  No.93/Bag. A, tanggal  1 Februari 1947.

Tanggal 22 Agustus 1947 Pandu Rakyat Indonesia membentuk Kwartir Besar Pandu Putri  sejajar dengan Kwartir Besar Putra. Tahun 1948   merupakan masa-masa tersulit bagi pucuk pimpinan Organisasi Pandu Rakyat Indonesia karena suasana revolusi mempertahankan kemerdekaan dari keinginan Belanda untuk berkuasa kembali.
print this page Print this page

PANDU RAKYAT INDONESIA

Setelah masa perjuangan bersenjata berakhir, pada tanggal 20 – 22 Januari 1950  Pandu Rakyat Indonesia berhasil mengadakan Kongres II di Yogyakarta yang memutuskan  memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas Organisasi Kepanduannya  masing-masing. Keputusan ini menandai era baru bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi Kepanduan di Indonesia.  Pemerintah menguatkan keputusan tersebut dengan menerbitkan SK Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaann  nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 yang mencabut  pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia.

print this page Print this page

NEDERLAND PADVINDERLANDSCHE ORGANISATIE (NPO)

Organisasi Kepanduan pertama kali masuk Indonesia pada tahun 1912. NPO merupakan  cabang Organisasi Kepanduan Belanda - Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) di Jakarta, peristiwa ini bersamaan dengan pecahnya Perang Dunia I. 

print this page Print this page

NEDERLAN – INDISCHE PADVINDERS VEREENIGING (NIPV)

Tahun 1916,  Kepanduan Belanda (NPO) di Indonesia diijinkan  memiliki kwartir besar sendiri terpisah dari NPO dan  berganti nama menjadi NIPV.

Mashudi (Ka Kwarnas th 1978 - 1993)




Letjen. TNI (Purn) H. Mashudi atau Kak Mashudi lahir di (lahir di Desa Cibatu, Garut, Jawa Barat, 11 September 1919 – meninggal di Jakarta, 22 Juni 2005 pada umur 85 tahun). Pada tahun 1960 – 1970 Beliau menjabat Gubernur Jawa Barat dan merupakan Gubernur ke 7 yang kemudian digantikan oleh Solihin Gautama Purwanegara.

Kak Mashudi  adalah mantan Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka pada tahun 1978-1993.  Pada tahun 1974, setelah melepas jabatan sebagai Wakil Ketua MPRS (1967-1972), Beliau  diangkat menjadi Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat, yang kemudian pada tahun yang sama  dipilih menjadi Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka.

Di tengah masa baktinya sebagai Wakil Ketua Kwarnas, Kak  Mashudi ditunjuk menjadi Pjs Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka menggantikan Kak Sarbini hingga tahun 1978. Dalam Munas Gerakan Pramuka di Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada tahun 1978, Kak Mashudi terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka hingga tahun 1983. Pada Munas di Dilli Timor Timur tahun 1988 Kak Mashudi kembali terpilih sebagai Ka Kwarnas hingga masa jabatan 1993.

Kak Mashudi meninggal dunia pada 22 Juni 2005 di Bandung.

Salah satu pandangan Kak Mashudi terhadap Gerakan Pramuka, adalah :

 "... selama hampir empat puluh tahun kita berusaha meningkatkan sumber daya manusia agar kita dapat memiliki kader-kader bangsa di semua bidang, namun karena kekhilafan para pimpinan potitik akhirnya bangsa Indonesia kehilangan martabatnya ..."

"Hal ini bukan saja kekhilafan para pimpinan namun juga pengaruh bripada perkembangan di dunia yang lebih menguntungkan Bangsa dan Negara-Negara yang maju dan mendukung liberarisme di segala kehidupan dan menghalalkan tindakan-tindakan demi keuntungannya ..."

"Maka kita Bangsa Indonesia harus kembati menegaskan jatidiri kita dengan menggali kembali idealisme, patriotisme, nasionalisme, persatuan dan kesatuan Bangsa dan dengan disertai percaya diri dan disertai disiplin yang tinggi ..."

"... Menurut hemat saya Gerakan pramuka untuk abad ke 21 jangan ikut-ikut kepada "demokratisasi" yang liberal dan tetap berpegang teguh kepada filsafat Bangsa Indonesia yaitu pancasila secara murni ..."

"-.. Dengan tidak mengurangi penghargaan saya kepada Lord Baden-Powell yang telah membuka jalan bagi perkembangan pramuka di dunia. Pramuka Indonesia, dahulu Pandu Indonesia, selalu mendahulukan para pahlawan Indonesia seperti jiwa dan figur pangeran Diponegoro ditanamkan kepada pandu-pandu Indonesia, dan sejak tahun 1961 kita mencontohkan Panglima Besar sudirman yang betul-betut mempunyai jiwa pandu pramuka yang murni yang terah memberikan tauladan baik dalam kehidupan pribadi, keluarganya maupun pengabdian terhadap bangsa dan Negaranya dengan amanat setiap jengkal tanah air harus tetap dipertahankan dan pantang menyerah ..."

"Dan figur yang perlu ditonjolkan juga adalah pendiri taman siswa Ki Hajar Dewantara dengan prinsip "amongnya" dalam mendidik generasi mendatang ...."

(Makalah Kak Mashudi, "Gerakan Pramuka Menghadapi Abad ke 21 untuk Temu Wicara Mantan Pandu/Pramuka"  pada tanggal 22 Februari 2001).

Sumber :
Buku, 40 Tahu Gerakan Pramuka, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta 2001

KEPANDUAN PUTRA INDONESIA

Tahun 1960  Ditengah belum mampunya PERKINDO sebagai fedarasi bagi seluruh organisasi kepanduan yang ada di Indonesia,  kehidupan organisasi  kepanduan Indonesia menjadi lebih rancu lagi dengan lahinya Kepanduan  Putra Indonesia (KPI) yang menjadi “onderbouw” Partai Komunis  Indonesia (PKI). Padahal jika ditinjau dari prinsip filosofinya maka gerakan kepanduan sebenarnya tidak mungkin dapat menjadi “onderbouw” Partai Komunis Indonesia yang memiliki prinsip filosofi berbeda dengan gerakan kepanduan. Bersamaan dengan lahirnya KPI  di Indonesia juga lahir gagasan untuk membentuk Gerakan Pionir Muda, seperti yang terdapat di negara-negara komunis. Gerakan ini ditentang oleh para tokoh Organisasi Kepanduan Nasional saat itu.

Ulah berbagai partai politik yang tetap mempertahankan  organisasi kepanduan sebagai “onderbownya” telah  menjadikan keinginan untuk menyatukan organisasi kepanduan dalam satu wadah menjadi sangat sulit.  Bahkan dalam    realisasinya oraganisasi kepanduan nasional Indonesia pada tahun 1961 terpecah belah menjadi 100 organisasi kepanduan. 

print this page Print this page

KEPANDUAN BANGSA INDONESIA (KBI)

tepatnya tanggal 13 September 1930 lahirlah KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) yang merupakan fusi (penyatuan) dari tiga organisasi kepanduan yang terdiri dari  INPO (Indonesische Padvinders Organizatie), PK (Pandu kesultanan) dan PPS (Pandu Pandu Sumatra).

Pada zaman KBI dibentuk, Pandu Putri juga mulai dikelola oleh golongan Pandu Putri sendiri di bawah pimpinan Komisaris Golongan Putri Ny. Soehariah Soetarman dibantu oleh Ny. Soeratmi Saleh, Aminah, Soenarti dan Prabandari.

print this page Print this page

JAMBORE DUNIA

Jambore adalah Pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh Kwartir Gerakan Pramuka dari tingkat yang paling ranting sampai tingkat nasional. Bahkan diduniapun diselenggarakan kegiatan serupa yang biasa disebut Jambore Dunia (World Scout Jamboree). Jambore di dunia berkembang ketika diselenggarakan pada tahun 1920 di Inggris. Mulai dari itu sampai sekarang telah terselenggara 21 kali Jambore Dunia.
 Tahun 1937,  diadakan Jambore Dunia V di Vogelenzang Belanda, Padvinders Bond (PVB) untuk pertama kami berhasil mengirimkan kontingen dari Indonesia (Nederlands Indie – nama Indonesia saat itu) sejumlah 70 orang yang terdiri dari : Soediani dan Seomardjo (Pimpinan Pandu Indonesia), Kusno Utomo (mantan Andalan Nasional Gerakan Pramuka), Soewarma (Ketua Umum Pandu dan Pramuka Wreda, Hadi Thayeb, Soekondo, Ranadi, Yusrin, dllnya.

 TEMPAT DAN NEGARA PENYELENGGARA JAMBORE DUNIA










Tahun Nama Kegiatan Tempat, Negara Tema Jumlah Peserta / Keterangan
1920 Jambore Dunia I Olympia, Kensington, London, Inggris
8.000
1924 Jambore Dunia II Ermelunden, Denmark
4.549
1929 Jambore Dunia III Birkenhead, Inggris Coming of Age 30.000
1933 Jambore Dunia IV Gödöllő, Hungaria
25.792
1937 Jambore Dunia V Vogelenzang, Bloemendaal, Belanda
28.750
1947 Jambore Dunia VI Moisson, Prancis Jamboree of Peace 24.152
1951 Jambore Dunia VII Bad Ischl, Austria Jamboree of Simplicity 12.884
1955 Jambore Dunia VIII Niagara-on-the-Lake, Kanada New Horizons 11.139
1957 Jambore Dunia IX Sutton Park, Inggris 50th Anniversary of Scouting 30.000
1959 Jambore Dunia X Los Baños, Laguna, Filipina Building Tomorrow Today 12.203
1963 Jambore Dunia XI Marathon, Greece Higher and Wider 14.000
1967 Jambore Dunia XII Farragut State Park, Amerika Serikat For Friendship 12.011
1971 Jambore Dunia XIII Fujinomiya, Jepang For Understanding 23.758
1975 Jambore Dunia XIV Lillehammer, Norwegia Five Fingers, One Hand 17.259
1979 Jambore Dunia XV Neyshâbûr, Iran
dibatalkan
1983 Jambore Dunia XV Calgary, Kanada The Spirit Lives On 14.752
1987-1988 Jambore Dunia XVI Sydney, Australia Bringing the World Together 14.434
1991 Jambore Dunia XVII Gunung Seorak, Korea Selatan Many Lands, One World 20.000
1995 Jambore Dunia XVIII Flevoland, Belanda Future is Now 28.960
1998-1999 Jambore Dunia XIX Picarquín, Chili Building Peace Together 31.000
2002-2003 Jambore Dunia XX Sattahip, Thailand Share our World, Share our Cultures 24.000
2007 Jambore Dunia XXI Hylands Park, Inggris One World, One Promise
Scouting Centenary
38.074
2011 Jambore Dunia XXII Rinkaby, Swedia Simply Scouting 40.061
2015 Jambore Dunia XXIII Kirarahama, Jepang A Spirit of Unity
2019 Jambore Dunia XXIV The Summit Bechtel Family National Scout Reserve, West Virginia, Amerika Serikat "Unlock a New World"























































































































print this page Print this page

IKATAN PANDU INDONESIA (IPINDO)

Pada tanggal 16 September 1951  wakil-wakil Kepanduan di Indonesia  kembali bermuyswarah untuk membentuk satu wadah federasi kepanduan Indonesia yang disebut dengan   Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO). Pemrakarsa musyawarah ini adalah Wakil Pengurus Besar dan Kwartir dari organisasi-organisasi kepanduan diantaranya : Pandu Rakyat  Indonesia, Pandu Islam Indonesia,  Perserikatan Pandu-pandu, Pandu Katholik, Peserikatan Pandu Tionghoa,  Sarwa Wirawan, Hisbul Withon, Kepanduan Al Irsyad, Kepanduan Angkatan  Muda Islam, Pandu Ansor, Pandu Kristen Indonesia, Serikat Islam Angkatan Pandu, Pandu Alwashilijah.

Pada musyawarah tersebut ditetapkan Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO)   diakui sebagai satu-satunya organisasi kepanduan dan disahkan menjadi Badan Hukum dengan Surat Keputusan Kementrian  Kehakiman tanggal 22 Februari 1952 No. J.A.5/33/6. Pengakuan tersebut  juga diberikan oleh Kementrian   Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Meski demikian IPINDO bukan merupakan organisasi yang bersifat tunggal melainkan hanya merupakan sebuah federasi bagi Organisasi Kepanduan Putra. Hal itu karena Di samping IPINDO terdapat pula pula dua  federasi organisasi kepanduan putri yaitu  POPPINDO (Persatuan Pandu Putri Indonesia) dan PKPI (Persatuan Kepanduan Putri Indonesia). 

Ketiga federasi kepanduan tersebut  di atas kemduian membentuk satu wadah dalam satu federasi yang diberi nama PERKINDO dengan jumlah seluruh anggota kurang lebih 500.000 orang, dari 60 organisasi. Meski demikian selain PERKINDO, organisasi-organisasi kepanduan yang menjadi “onderbouw” partai politik tetap berada dibawah masing-masing partai politik pendirinya. Mereka  tetap berhadap-hadapan berlawanan satu sama lain dan tidak mau bergabung dalam PERKINDO.  Hal inilah yang menjadikan persatuan kepanduan Indonesia dalam PERKINDO masih dianggap  lemah.

Tahun 1955, bersamaan  dengan peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 IPINDO  menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu Jakarta, berlangsuang dari  tanggal 10 sampai dengan 20 Agustus.

Tahun 1957 IPINDO sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957. Seminar Tugu ini menghasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan November 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".

Tahun 1959  PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut “Desa Semanggi” bertempat di Ciputat. Pada tahun 1959 ini juga IPINDO mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.


print this page Print this page

HIMAWAN SOETANTO

Himawan Soetanto, Lahir  DI  Magetan 14 September 1929 dan meninggal di  Jakarta 20 Oktober 2010. Pangkat terakhir  dalam kemilikiteran adalah  Letnan Jenderal TNI dan pernah menjabat sebagai  Kepala Staf Umum ABRI. Selaian itu Beliau pernah pula menjabat sebagaiPanglima Daerah Militer Sriwijaya, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dan Panglima Daerah Militer Siliwangi

Kak Himawan Sutanto aktif menjadi Waka Kwarnas pada masa kepengurusan Kak Mashudi dan pada Munas Gerakan Pramuka tahun 1993 di  Jayapura Beliau terpilih menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menggantikan Kak Mashudi.

print this page Print this page

Budi Utomo

Budi Utomo adalah sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA  lainnya seperti  Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908. Pendirian Budi Utomo didasarkan pada gagasan  Dr. Wahidin Sudirohusodo yang saat ini dikenal sebagai Pahlawan Nasionao. Budi Utomo merupakan organisasi  bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik.

Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa. Saat ini tanggal berdirinya Budi Utomo, 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Pada tahun 1912  Budi Utomo mendirikan  Nationale Padvinderij  (Kepanduan Nasional) yang dipimpin oleh Daslam Adi Warsito. Melalui pendirian Gerakan Kepanduan Budi Utomo bercita-cita untuk mendidik generasi muda menjadi tunas-tunas bangsa yang berkepribadian untuk membangun masa depan bangsa sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

print this page Print this page

Baden Powell (Bapak Pandu Dunia)

Nama lengkapnya Lord Boden Powell of Gilwell. Pada tanggal 20 Juli 1907  Boden Powell of Gilwell
menyelenggarakan perkemahan di Brown Sea Island yang diikuti oleh 20 anak laki-laki yang terbagi dalam 4 regu berlangsung selama 8 hari. Kegiatan ini disebut sebagai cikal bakal lahirnya pendidikan kepanduan yang kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia

Pada tanggal 3 Desember 1934 Lord Baden Powell of Gilwell dan Lady Boden Powel  mengunjungi Indonesia sepulangnya dari Jambore di Australia. Kunjungan tersebut juga dalam rangka keliling melihat perkembangan organisasi kepanduan di beberapa negara. Boden Powell sangat puas dengan  perkembangan kepanduan di Indonesia yang saat itu masih dijajah Belanda. Kunjungan Boden Powell diatur sepenuhnya oleh NIPV (Nederland Indiche Padvinderij). Organisasi-organisasi Pandu Nasional yang ingin berpartisipasi dalam penyambutan tidak diijinkan ikut serta. Peristiwa ini menimbulkan ketegangan antara kelompok Padvinderij Belanda dan Kelompok Pandu Nasional.

Lord Baden Powell diberi gelar Bapak Pandu Dunia atas ide dan prakarsanya melahirkan gerakan pendidikan kepanduan untuk anak muda yang diakui oleh dunia Internasional. Beberapa pandangan Baden Powell terhadap pendidikan kepanduan, antara lain :

"... maksud saya melatih kaum muda dengan cara Kepramukaan adalah untuk menjadikan mereka sebagai manusia waras untuk hidup dalam dunia yang edan ...."

"... pengabdian bukanlah sekedar pelajaran teori, melainkan pengembangan dua aspek yang terpisah ialah
menanamkan jiwa kebajikan dan pengamalan dalam praktek ..."

"... mengajarkan pengabdian yang efektif adalah dengan contoh ... Pengabdian masyarakat merupakan awal yang terbaik pelatihan praktis mengembangkan kesadaran kepeduliaan terhadap masyarakat, patriotisme dan kerelaan berkorban ...."

(BP's Outlokk on Scouting 1936, dalam Buku 40 tahun Gerakan Pramuka, Kwarnas, 2001).



print this page Print this page


Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI)

Badan Pusat   Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI)  didirikan pada tahun 1938 yang merupakan gabungan dari berbagai organisasi pandu. Kepengurusan BPPKI terdiri dari unsur perwakilan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesisa) sebagai Ketua, unsur perwakilan  KAKI (Kepanduan Azas Katholik Indonesia) sebagai sekretaris, unsur perwakilan NATIPIJ (Nationale Islamietische Padvinderij) sebagai Bendahara dan unsur  perwakilan SIAP (Serikat Islam Afdeling Padvinderij)  sebagai bagian teknik

print this page Print this page


Azrul Azwar (Ka Kwarnas, periode 1993 - 2013)

 


Prof DR. Azrul Azwar  lahir di Kutacane, Nanggroe Aceh Darussalam, 6 Juni 1945  adalah Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka untuk Kepengurusan Kwartir Naisonal periode  2003 – 2008  berdasar Hasil Munas di Pontianak dan  periode 2008 – 2013 berdasar hasil Munas di Jakarta. Sebelum menjadi Ketua Kwartir Nasional, Beliau menjabat sebagai Ketua Pimpinan Saka Bhakti Husada tingkat Nasional.

Beliau seorang dokter dan ahli kesehatan masyarakat asal Indonesia.  Di lingkungan pemerintahan, Kak Azrul pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, sedangkan di almamaternya, Universitas Indonesia, Kak Azrul adalah Guru Besar Ilmu Kedokteran Komunitas dan pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Prof Azrul Azwar pernah menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ketua Umum Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI),  serta Ketua Umum Masyarakat Perlebahan Indonesia.

Beliau  merupakan salah satu dokter asal Indonesia yang banyak terlibat dalam berbagai organisasi kesehatan dunia, antara lain menjadi konsultan World Health Organization (WHO), konsultan International Organization of Migration (IOM), Wakil Presiden Medical Association of ASEAN, Presiden World Medical Association (WMA), Presiden Confederation of Medical Association in Asia & Oceania (CMAAO), Ketua Umum Asean Scout Association for Regional Cooperation (ASARc) serta Ketua Umum Asean Regional Primary Health Care Cooperation (ARPAc)

Pada era kepemimpinan Kak Azrul  berhasil disahkan UU Pramuka oleh DPR RI yang telah sekian lama diperjuangkan dan dinantikan oleh keluarga besar Gerakan Pramuka. Pada era Kak Azrul pula dicanangkan program revitalisasi Gerakan Pramuka. Di bidang peningkatan kualitas pendidikan kepramukaan sejumlah program juga telah dan terus dilaksanakan salah satunya melakukan penyempurnaan SKU dari tingkat Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega termasuk perangkat pendukung implementasinya seperti peningkatan bidang sarana prasarana latihan, peningkatan kualitas pembina, peningkatan kerjasama dan dukungan dari segenap pemangku kepentingan, dll.



Salah satu pandangan Kak Azrul terhadap Gerakan Pramuka, adalah :

" ... GerakanPramuka tetap relevan dengan perkembangan zaman. Walaupun era globalisasi penuh dengan kemajuan ilmu pengathuan dan teknologi, akan tetapi manusia tetap merupakan faktor penentu utama. Untuk itulah kita ingin membangun  manusia yang memiliki karakter serta membangun bangsa yang memiliki watak yang kuat.

Bukan hanya membangun manusia atau pemuda yang cerdas yang menguasai ilmu pengatahuan akan tetapi juga pemuda yang tangguh kepribadiannya, luhur budi pekertinya, hidup dalam kerukunan, kompak serta selalu bersatu. Karena pemuda demikianlah yang akan sanggup menghadap tantangan globalisasi, sanggup menghadapi berbagai persoalan negeri ini, serta sanggup untuk menatap masa depan dengan lebih baik  ..."

(Petikan naskah Sambutan Kak Azrul selaku Ka Kwarnas pada peringatan Hari Pramuka ke 51 tahun 2012).





print this page Print this page