Friday, 29 March 2013

Kerajinan Tangan Pramuka : Membuat Kreasi dari Botol Bekas




Pengantar
  • Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan berbagai bentuk botol kemasan yang sangat menarik, baik untuk kemasan minuman, pelumas (oli), detergent, pembersih lantai, makanan ringan (snack), dan beragam jenis botol kemasan lainnya. Botol-botol kemasan ini dapat menjadi bahan pembuatan kerajinan tangan yang unik, fungsional dan bahkan memiliki nilai jual.
  • Kerajinan tangan dari bekas botol kemasan menarik untuk dijadikan materi kerajinan tangan dalam latihan  kepramukaan. Kegiatan ini disamping memberikan penyadaran pentingnya memanfaatkan dan mendaur ulang sampah juga bisa dijadikan sebagai media membangun ketrampilan imajinatif dan kreatif para peserta didik.


Metode
  • Dalam melaksanakan kegiatan latihan kerajinan tangan ini, Kakak Pembina dapat menerapkan metode mencontoh. Metodel ini baik digunakan untuk : (1) melatih dasar keterampilan fisik; (2) memperoleh bentuk yang sama walaupun ukurannya diperbesar atau diperkecil; (3)  memproduksi benda teradisional; (4) memahami proporsi dan anatomi yang tepat dari benda yang akan ditiru.Namun demikian dalam penerapan metode  mencontoh Kakak Pembina harus memberikan penyadaran kepada adik-adiknya bahwa  : (1) mencontoh tidak di jadikan kebiasaan, (2) sebaiknya model yang akan ditiru dipilih oleh peserta didik itu sendiri, (3) seyogyanya secara berangsur – angsur apa yang dilakukan oleh peserta didik berubah dan membuat aplikasi tepat menjadi modifikasi model yang dicontoh.
  • Salah satu metode mencontoh yang sekarang banyak diterapkan dalam industri kreatif adalah apa yang disebut metode  ATM yaitu : amati, tiru dan modifikasi.

Tahapan Kegiatan :
  • Tahap pertama : Kakak Pembina menyediakan contoh botol kemasan asli dan contoh bentuk-bentuk kerajinan tangan yang telah dibuat orang lain dari botol kemasan tersebut :

    • Tahap kedua : Kakak Pembina menyediakan beragam hasil kerajinan dari bekas botol kemasan, kemudian menyururuh adik-adik untuk mengamati. Catat dan diskusikan hasil pengamatan tersebut misalnya tentang bentuk, fungsi, warna, cara pembuatan, apa yang menarik, apa yang tidak menarik, apa yang bisa dikembangkan dan apa yang bisa diperbaiki/dimodifikasi  dst :


    • Tahap ketiga :  Kakak Pembina memberikan kesempatan kepada adik-adik untuk meniru membuat kerajinan tangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada dengan sedikit modifikasi (misalnya warna, ukuran, dll).

      • Catatan :  memodifikasi produk karya orang lain sebagai media latihan pada dasarnya diperbolehkan. Namun demikian jika produk modifikasi tersebut akan dijadikan sebagai "barang yang diperjualbelikan" maka harus memperhatikan hak cipta dan etika penciptaan agar tidak timbul masalah hukum.

      • Tahap keempat : Kakak Pembina mengarahkan dan membantu adik-adik untuk membuat kreasi-kreasi baru yang diinspirasi oleh bentuk-bentuk kerajinan tangan yang telah dicontohkan di atas.



      • Tahap 5 :  Kakak Pembina meminta adik-adik untuk mengumpulkan bekas botol kemasan dengan beragam bentuk. Dari botol-botol yang ada itu selanjutnya peserta didik diajak membuat kreasi-kreasi baru berdasar ide/inspirasi kreasi produk-produk yang sudah ada.  Pengembangan produk baru bisa diawali dengan merumskan dulu  kegunaannya, baru kemudian bentuk, jenis, warna, dll.

       Selamat berlatih. Salam Pramuka

      Lihat topik/entri terkait :
      Kerajinan Tangan sebagai Materi Latihan Kepramukaan


      Sumber :

      http://cara-membuat.org/kerajinan-tangan-dari-botol-aqua


      Dikembangkan dan  ditulis ulang untuk keperluan ensiklopedia pramuka  (-aiw)



      Kerajinan Tangan sebagai Materi Kepramukaan



      Pengertian
      • Bidang kerajinan atau kerajinan tangan dikelompokan sebagai cabang dari seni rupa.  Seni rupa  itu sendiri merupakan  cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
      • Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan antara seni rupa murni dan seni rupa terapan. Proses  penciptaan seni rupa murni lebih menitik beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya lukisan, sedangkan seni rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu misalnya seni kriya.  Sedangkan, jika ditinjau dari segi wujud dan bentuknya, seni rupa terbagi 2 yaitu seni rupa 2 dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar saja dan seni rupa 3 dimensi yang memiliki panjang lebar serta ruang.
      • Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
      • Seni rupa terapan mengacu kepada aplikasi desain dan estetika terhadap benda-benda yang dipergunakan manusia sehari-harinya. Sementara seni rupa murni, diciptakan hanya untuk pemuasan ekspresi pribadi, seni rupa terapan menggunakan desain dan idealisme kreatif untuk menciptakan benda-benda keperluan sehari-hari, seperti cangkir atau bangku, dekorasi taman.
      • Bidang-bidang seperti desain industri, desain grafis, desain interior, seni dekorasi, dan seni fungsional, merupakan contoh-contoh seni rupa terapan. Dalam konteks kreatif dan abstrak, bidang arsitektur dan fotografi juga dianggap sebagai seni rupa terapan. (http://id.wikipedia.org)

      Kerajinan Tangan sebagai Materi Pendidikan Kepramukaan
      • Gerakan Pramuka menjadikan kerajinan tangan sebagai salah satu materi latihan sebagaimana tersirat maupun tersurat dalam Syarakat Kecakapan Umum dan Syarat Kecakapan Khusus Pramuka dari berbagai golongan. Bakan dalam SKU Pramuka Siaga tersurat syarat penguasaan salah satu kerajinan tangan untuk mencapai SKU tingkatan mula, bantu atau tata.
      • Dalam pendidikan kepramukaan, pendidikan kerajinan tangan di samping sebagai media latih penguasaan ketrampilan juga menjadi media latih untuk  penghayatan, penanaman dan penerapan kode kehormatan pramuka. Para Pembina Pramuka dituntut untuk mampu memanfaatkan aspek estetika  (keindahan sebuah produk kriya), etika (nilai baik buruk sebuah produk kriya), sosial (nilai guna sebuah produkkriya),  aspek komersial (nilai jual sebuah produk kriya)  dan berbagai aspek lainnya untuk membentuk pribadi-pribadi yang berjiwa pramuka  atau pribadi-pribadi yang memegang dan menerapkan secara teguh nilai-nilai yang tercantum dalam kode kehotmatan pramuka.

      Fungsi  Pendidikan Seni Rupa
      Pendidikan Seni Rupa  memberikan landasan konseptual bagi  pelatihan kerajinan tangan dan kesenian.  Pelatihan kerajinan tangan dan kesenian  mampu menumbuhkan kepekaan rasa keindahan (estetika) sehingga membentuk sikap kreatif, apresiatif dan kritis. Pelatihan ini juga akan  memberikan kesempatan kepada para peserta didik  untuk memperoleh pengalaman berapresiasi dan berkreasi  sekaligus  menghasilkan suatu benda seni yang bermanfaat.

      Mengacu pada  Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kertakes, Depdiknas, tahu 2003, maka fungsi pendidikan kerajinan tangan dan kesenian adalah :
      • Mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa melalui penelaahan jenis, bentuk, sifat, fungsi, alat, bahan, proses, dan teknik dalam membuat berbagai produk teknologi dan seni yangberguna bagi kehidupan manusia, termasuk pengetahuan seni dan keterampilan dalam konteks budaya yang multikultural.
      • Mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan rasa, kepekaan kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi/menghargai hasil karya seni dan kerajinan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara.
      • Menumbuhkembangkan sikap profesional, kooperatif, toleransi, kepemimpinan (leadership), kekaryaan (employmentship), dan kewirausahaan (enterpreneurship).


      Metode Pelatihan Kerajinan Tangan

      Metode pendidikan atau pelatihan kerajinan tangan merupakan bagian dari metode pendidikan seni rupa. Metode pendidikan atau pelatihan adalah kegiatan menata dan mengelola pelaksanaan pelatihan dengan  mengembangkan segala  jenis  interaksi antara peserta didik dan pembina dan memanfaatkan sumber pelatihan/belajar yang ada agar terjadi proses pelatihan/pendidikan yang menyenangkan serta mampu mengubah perilaku peserta didik ke arah yang positip.

      Terdapat  cukup banyak  jenis metode pembelajaran/pelatihan seni rupa yang dikemukakan oleh para Ahli, diantaranya : menurut Sukmadinata, metode pembelajaran dibagi menjadi 2 kelompok,yaitu :

      1. Pembelajaran Teori, yang meliputi : pembelajaran ekspositorik : ceramah, Tanya jawab dan demonstrasi,  pembelajaran kegiatan kelompok : diskusi, bermain peran, dll, pembelajaran berbuat : eksperimen pemecahan masalah dll.
      2. Pembelajaran praktek, yang meliputi : pembelajaran praktek  dilingkungan pendidikan (sekolah, gudep, pesantren, dll - pen), pembelajaran praktek di lingkungan kerja

      De Francesco, membagi metode pengajaran pendidikan seni rupa menjadi :  pengajaran langsung (Directed teaching ), ekspresi bebas (Free expression), pengajaran inti (core teaching ), engajaran berkorelasi (correlated teaching ).

      Metode Ekspresi Bebas
      Metode ekspresi bebas pada dasarnya adalah suatu cara untuk melatih peserta didik agar dapat mencurahkan isi hatinya dalam bentuk karya seni rupa. Agar metode ini tercapai secara maksimal, maka perlu dilakukan :

      • Tawarkan dan tetapkan beberapa pilihan tema sebagai perangsang daya cipta
      • Tetapkan beberapa pilihan media yang cocok
      • Jelaskan jenis kertas serta alasan pemilihan kertas tersebut
      • Jelaskan bentuk kegiatan menggambar tersebut
      Metode ekspresi bebas identik dengan metode ekspresi – kreatif atau metode kerja cipta. Metode ini merupakan pengembangan dari pendapat Victor Lowenfield yang menganjurkan agar setiap narasumber belajar  (guru pamong, pembina, pelatih, -pen)  bermaksud mengembangkan kreasi peserta didik  untuk bebas berekspresi ( free expression ). Atas dasar itu   metode ini sering disebut metode ekspresi – kreatif.

      Dalam pelaksanaan metode ini, kehadiran narasumber belajar  memiliki peran sangat kecil bahkan hampir tidak diperlukan. Metode hasil kerja cipta dapat di terapkan dalam kegiatan menggambar dekorasi, mendesain benda – benda kerajinan, menggambar reklame dan sebagainya.

      Langkah – langkah kegiatan metode kerja cipta sebagai berikut :
      • Narasumber belajar  memberikan pengarahan yang berfokus pada kedudukan konsep dalam proses kelahiran suatu karya.
      • Peserta didik  mencoba menuangkan suatu konsep pada desain gambar dekorasi, reklame atau barang –barang kerajinan yang akan dibuat.
      • Selama proses pengerjaan, narasumber belajar  menganjurkan agar sumbang saran antar peserta didik terjadi dengan efektif dan dinamis.
      • Narasumber belajar memberikan saran, petunjuk dan pengarahan mengenai konsep yang dikemukakannya serta memberi petunjuk kepada peserta didik yang mengalami hambatan.
      • Selama proses kerja berlangsung, keterampilan – keterampilan dasar dan menengah sudah harus betul – betul dikuasai.
      Metode Demonstrasi – eksperimen
      Demonstrasi adalah kegiatan dengan cara para narasumber belajar (guru, instruktur, pamong, pembina, pelatih)  memperagakan proses pembuatan suatu benda kerajinan. Eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada para peserta didik untuk mencoba sendiri setelah memperhatikan suatu proses pengerjaan yang didemonstrasikan narasumber. Dengan prinsip belajar/latihan : dengar/perhatikan, kerjakan dan periksa.

      Metode Mencontoh
      Metode mencontoh merupakan metode tertua dalam seni kerajinan. Metode ini banyak dilakukan di pusat – pusat pembelajaran seni zaman dahulu. Untuk belajar keterampilan motorik, cara ini dapat dilakukan. Pada dasarnya metode mencontoh memiliki manfaat yang tinggi dalam meningkatkan kemampuan motorik, sedangkan untuk keterampilan mental dan kreasi tidak memiliki apa – apa.
      Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan mencontoh, diantaranya : Metode mencontoh baik digunakan apabila ditujukan untuk : (1) melatih dasar keterampilan fisik; (2) memperoleh bentuk yang sama walaupun ukurannya diperbesar atau diperkecil; (3)  memproduksi benda teradisional; (4) memahami proporsi dan anatomi yang tepat dari benda yang akan ditiru.
      Kegiatan mencontoh harus memiliki makna bagi proses belajar peserta didik  bahwa : (1) mencontoh tidak di jadikan kebiasaan, (2) sebaiknya model yang akan ditiru dipilih oleh peserta didik itu sendiri, (3) seyogyanya secara berangsur – angsur apa yang dilakukan oleh peserta didik berubah dan membuat aplikasi tepat menjadi modifikasi model yang dicontoh.

      Yang termasuk jenis – jenis mencontoh adalah :
      •  Metode mencontoh dengan bantuan kertas karbon;
      •  Metode mencontoh dengan bantuan kertas tipis;
      •  Metode mencontoh dengan bantuan sinar lampu;
      •  Metode mencontoh dengan bantuan alat proyektor;
      •  Metode mencontoh bantuan skala garis / skala berpetak;
      •  Metode mencontoh dengan bantuan alat pantograph;
      •  Metode mencontoh secara langsung.
      Tujuan dari metode ini adalah :
      • Melatih peserta didik  bekerja teliti dalam mengamati model yang akan digambar.
      • Melatih peserta didik dalam mencari posisi/ sudut pandang yang baik dari model yang akan di gambar.
      • Peserta didik dihadapkan pada kenyataan yang rasional sehingga tidak terjadi penyimpangan dari gambar yang ditiru.
      • Melatih kepekaan rasa agar lebih sensitif terhadap keindahan.

      Metode Stick Figure
      Penggunaan metode ini biasanya dipakai dalam menggambar adegan gerak (action) manusia atau binatang. Metode ini merupakan penyederhanaan bentuk atau wujud menusia atau binatang menjadi tongkat atau garis patah – patah sesuai dengan lekukan/ persendian pada manusia atau binatang.

      Metode Global
      Metode ini biasa digunakan pada awal belajar menggambar bentuk. Tujuan penggunaan metode ini adalah agar anak dapat menangkap bentuk keseluruhan dari bentuk model yang disediakan.

      Secara teknis penggunaan metode ini dibagi dua, yaitu
      • Dengan teknik silhulet : teknik ini dipandang lebih mudah, karena peserta didik  diminta untuk menangkap benda secara keseluruhan dengan mengabaikan bagian – bagian detailnya. Metode ini cocok untuk siswa yang sedang belajar pada tahap – tahap awal.
      • Dengan teknik kontur : teknik ini lebih cocok bagi peserta didik yang sudah memiliki kemampuan motorik. Secara teknik, penggambar dituntut untuk menangkap benda secara global dan menyederhanakannya dalam bentuk gambar-gambar dasar (geometris) yang dibuat dengan goresan garis. Kemudian gambar tersebut dikembangkan untuk disempurnakan menjadi bentuk benda yang kompleks (detail).

      Metode kerja kelompok
      Ada dua macam metode kerja kelompok, yaitu :

      • Metode Group Work  (kerja kelompok jenis paduan). Dalam kegiatan ini para peserta didik  bekerja sama untuk menyelesaikan sketsa sebuah gambar yang sebelumnya telah dirancang oleh seorang temanya yang bertindak sebagai ketua kelompok sekaligus sebagai desainer.
      • Metode Collective painting (kerja kelompok jenis kumpulan). Perbedaan antara metode kerja kelompok jenis paduan dengan metode ini adalah jumlah anggota harus genap dan pembagian tugas – yugas kelompoknya.
      Metode – metode dalam kritik seni
      Chapman (1978:80) menyebutkan metode kritik seni dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kepercayaan diri peserta didik  dalam melakukan kritik seni. Metode – metode tersebut adalah :

      Metode induktif : Langkah – langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan metode ini adalah :
      •     Gambarkan dasar karakter karya
      •     Gambarkan hubungan antar bagian
      •     Gambarkan wilayah dan kualitas keseluruhan
      •     Tafsirkan aspek-aspek yang dihubungkan dengan pengalaman
      •     Tafsirkan dan ringkas ide, tema,kualitas ekspresi dari makna dari karya
      •     Evaluasi karya dengan criteria kritik dan tunjukkan bukti-bukti untuk mendukung penilaian.
      Metode Dedukatif, pendekatan ini dapat mempertinggi keterlibatan antara pekerja seni, secara khusus jika kita mau untuk meletakkannya sebagai percobaan, untuk dibicarakan, yang memerlukan waktu banyak dengan standar perbedaan masing-masing. Pendekatan ini juga memberikan peluang bentuk pembahasan yang dapat membuktikan ketertarikan dan kejelasan tentang seni.
      Langkah yang dilakukan dalam pendekatan ini adalah :
      • Tentukan kriteria yang akan digunakan
      • Uji karya seni untuk mengidentifikasi fakta-fakta yang spesifik
      • Tentukan tingkat(degree) kriteria yang dipandang pantas
      Metode Empatik, adapun beberapa teknik yang dapat membantu mengembangkan rasa empati dan keterlibatannya ketika kita menilai suatu karya seni, diantaranya :
      • jangan memandang karya seni terlalu berlebihan karena dapat melupakan orang yang lebih terlatih pada bidang seni.
      • memandang kualitas visual secara murni
      • gunakan analogi dan metaphora untuk menghubungkan apa yang kita lihat dan rasakan
      • gunakan pengalaman dan pengetahuan sendiri untuk membandingkan apa yang kita lihat dapat dirasakan
      • jagan takut meninggalkan satu aspek dari karya
      • dengan seluruh pengertian, dapatkan secara fisik dan imajinasi
      • menilai karya jika kita mau melakukannya.
      Metode Interaktif, pendekatan ini tidak semata-mata pendekatan deskriptif, ini bermaksud untuk menemukan sampai terjadi diskusi dan debat secara berkelompok untuk membahas karya seni. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pendekatan ini adalah :

      • pilihlah moderator dan jelaskan aturan mainnya
      • gambarkan seperti banyak orang yang memungkinkan untuk masuk kedalam proses menjelaskan karya.
      • ketika orang kelihatan untuk keluar dari penjelasan, kemudian panggil hipotesis.
      • bawa kelompok untuk mendiskusikan hipotesis sehingga beberapa peserta diskusi memperlihatkan penafsiran dengan kesepakatan kelompok.
       
      Penutup
      Kerajinan Tangan sebagai bagian dari seni rupa merupakan salah satu materi latihan pramuka yang diamanatkan dalam SKU dan SKK. Materi ini dapat menjadi bahan para pembina dalam merencanakan dan melaksanakan latihan pramuka yang menarik, menyenangkan, dinamis, variatif dan sesuai dengan aspirasi para peserta didik.

      Selamat berkreasi. Salam Pramuka. 


      Sumber

      http://aslam25.blogspot.com
      http://mufamujib.blogspot.com
      http://id.wikipedia.org
      http://theroolfikry.blogspot.com
      Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kertakes, Depdiknas, tahu 2003,

      Dikembangkan dan ditulis ulang untuk keperluan  "ensiklopediapramuka"  (-aiw)

      Saturday, 23 March 2013

      Teknologi Tepat Guna Pramuka : Alat Pembasmi Nyamuk Sederhana




      Pengantar
      • Nyamuk disamping berdampak negatif terhadap kesehatan juga berdampak negatif terhadap kenyamanan kita dalam beraktivitas. Kegiatan di alam terbuka dan perkemahan seringkali terganggu oleh banyaknya nyamuk disekililing kita yang membahayakan kesehatan dan mengganggu kenyamanan. Sebenarnya solusi untuk mengatasi masalah nyamuk sangat banyak dari membeli obat nyamuk yang beredar di pasar, hingga menggunakan  TTGS (teknologi tepat guna sederhana) yang aman dan mudah untuk dibuat.
      • Berikut ini adalah contoh Teknologi Tepat Guna Sederhana alat pembasmi nyamuk yang bisa kita buat sendiri dan bisa kita praktekan sambil kita melaksanakan kegiatan kepramukaan di alam tebuka. 
      • Rajin mencoba dan berekspreminan adalah kunci untuk menguasai cara sederhana ini. 
      Bahan dan Alat yang Diperlukan
      •     Botol plastik bekas ukuran 1,5 liter.
      •     200 ml air
      •     50 gram gula merah
      •     1 gram ragi (beli di toko makanan kesehatan, warung, atau pasar)
      Cara Membuat
      • Potong botol plastik di tengah. Simpan bagian atas/mulut botol.
      • Campur gula merah dengan air panas. Biarkan hingga dingin dan kemudian tuangkan di separuh bagian potongan bawah botol.
      • Tambahkan ragi. Tidak perlu diaduk. Ini akan menghasilkan karbon-dioksida
      • Pasang/masukkan potongan botol bagian atas dengan posisi terbalik seperti corong.
      • Bungkus botol dengan sesuatu yang berwarna hitam, kecuali bagian atas, dan diletakkan di beberapa sudut rumah Anda.
      • Dalam hitungan hari atau minggu akan terlihat nyamuk2 terperangkap ke dalam botol,
      Gambar Panduan Kerja





      Selamat Mencoba & Bereksperimen. Salam Pramuka


      Sumber :
      www.yusufandrian.com

       





      Friday, 22 March 2013

      SKU Siaga : Materi Pengembangan Intelektual



      Pengantar
      • Seorang anak dapat mengembangkan kemampuan, kreativitas dan kecerdasannya jika mempunyai faktor keturunan dan rangsangan (stimulus) oleh lingkungan secara terus menerus sejak dini, bahkan sejak janin dalam kandungan.  Kedua faktor tersebut akan mempengaruhi setiap perkembangan tingkah lakunya. Semakin bervariasi dan kontinyu rangsangan yang diterima oleh anak, semakin tinggi dan bervariasi pula kecerdasan anak di kemudian hari.
      • Pramuka Siaga dirangsang dan didorong untuk dapat mengembangkan diri,  mengenal pengetahuan dan teknologi, berfikir kreatif  menjadi pemimpin dan menggunakan kesempatan untuk memecahkan masalah baik di barungnya maupun di perindukan.
      • Kompetensi akhir pengembangan intelektual Pramuka Siaga adalah dapat mengenal, menyikapi dan mengapresiasikan pengetahuan dan teknologi, membiasakan berfikir dan berperilaku kritis dan kreatif.

      Pengenalan lingkungan
      Mengenal lingkungan secara “langsung” dapat menimbulkan dampak positif  yaitu bertambahnya pengetahuan dan kecerdasan yang dimiliki Siaga.

      Mengenal Lingkungan Pemerintahan terkecil & Tokoh Masyarakat
      • Mengetahui dan mengenal  nama ketua Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Lurah atau Kepala Desa dan tokoh masyarakat lain di sekitar tempat tinggalnya merupakan  kegiatan Siaga akan mengingat dan berusaha menghafal nama-nama tersebut serta berfikir bahwa untuk struktur/susunan lingkungan   diperlukan pembagian tugas dan pemimpin yang memimpin. Selain itu Siaga pun akan mengerti bahwa ketua-ketua dan tokoh masyarakat yang telah diketahui nama dan tempat tinggalnya  bertanggung jawab atas lingkungannya.  Sebagai anggota warganya Siaga harus mendukung dan mentaati aturan lingkungan yang telah dibuat bersama.
      Mengenal Ibukota Negara dan Kepala Negara
      • Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia berkedudukan di Jakarta.  Kepala Negara dijabat oleh seorang presiden yang dibantu oleh wakil presiden.  Nama presiden yang menjabat saat ini adalah Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan wakil nya Bapak Boediono.
      Mengenal Negara Kesatuan  Republik Indonesia (NKRI)
      • Negara Kesatuan  Republik Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke, terdiri atas 33 provinsi. Ibukota propinsi merupakan pusat pemerintahan di tingkat provinsi.
      • Siaga harus tahu nama dan ibu kota propinsi serta nama gubernur diprovinsi tempat tinggalnya.    Pembina mengenalkan beberapa nama-nama provinsi dan ibukota serta nama kepala daerah nya.  
      Mengenal Negara-negara ASEAN
      • Untuk pengembangan lingkungan selanjutnya,  Siaga perlu mengenal beberapa negara tetangga dan negara-negara Asean serta menunjukkan benderanya. 
      • ASEAN singkatan dari Association South East Asia Nation, merupakan sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi   negara-negara di kawasan Asia Tenggara.  Negara-negara anggota ASEAN  yaitu Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Kamboja, Vietnam, Brunai  Darussalam, Laos, Myanmar dan Indonesia,
      • Untuk pengenalan bendera negara-negara tetangga dan negara Asean, pada saat latihan  Pembina hendaknya telah menyiapkan bendera negara-negara tersebut minimal gambar bendera yang ada di buku untuk ditunjukkan kepada Siaga. Dari pengembangan lingkungan yang terakhir ini pengetahuan Siaga bertambah, tumbuh rasa menghargai negara lain dan pemikiran untuk mengembangkan wawasan ke luar negeri.
        
      Mengenal Wawasan Kebangsaan
      • Pengenalan wawasan kebangsaan akan menumbuh kembangkan rasa ketaqwaan, cinta tanah air, berbagi dan bertoleransi kepada sesama, disiplin serta sikap patriotisme lainnya, yang kesemuanya berdampak positif pada penambahan pengetahuan dan kecerdasan Pramuka Siaga.
      • Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia,  dilukiskan dalam bentuk  burung garuda dan disebut Garuda Pancasila yang merupakan lambang Negara RI. Pada leher Garuda dikalungkan rantai yang digantungi sebuah perisai benbentuk jantung Gerakan Pramuka melambangkan perjuangan pembelaan bangsa. Jumlah bulu sayap 17 helai, bulu ekor 8 helai semua mengingatkan pada 17-8-45 yang sangat bersejarah yaitu Proklamasi Kemerdekaan. Kaki garuda memegang pita bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika” artinya berbeda-beda tapi tatap satu.
      • Sila-sila pada Pancasila terdiri atas :
                    1.    Ketuhanan Yang Maha Esa.
                    2.    Kemanusiaan yang adil dan beradab.
                    3.    Persatuan Indonesia.
                    4.    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
                           perwakilan.
                    5.    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
      • Pada Lambang Negera RI terdapat perisasi yang berbentuk jantung yang memuat lukisan sebagai berikut:
                    1.  Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
                    2.  Rantai melambangkan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.
                    3.  Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia.
                    4.  Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
                         kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
                    5.  Padi dan kapas melambangkan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

      • Dalam pengembangan wawasan kebangsaan selanjutnya, sebagai bentuk pengamalan dalam kehidupan sehari-hari, Siaga harus dapat  menyebutkan perbuatan yang baik sesuai dengan nilai yang terkandung masing-masing sila dari Pancasila.  Cara penanaman nilai-nilai tersebut kepada Siaga, Pembina hendaknya memberikan gambaran baik melalui contoh perbuatan, permainan, nyanyian maupun cerita.
      • Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dengan menanamkan nilai melalui contoh perbuatan, seperti : (1) menjalankan ibadah sesuai agamanya. (2)    berdoa, setiap kali  akan memulai dan mengakhiri kegiatan, dll.
      • Pengamalan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, penanaman nilai melalui contoh nyanyian:
       Lagu “Kasih Ibu”:
      Kasih ibu kepada beta
      Tak terhingga sepanjang masa
      Hanya memberi, tak harap kembali
      Bagai sang surya menyinari dunia

      • Pengamalan sila Persatuan Indonesia, penanaman nilai melalui contoh nyanyian:
      Lagu “Sabang Merauke”:
      Dari Sabang sampai Merauke
      Berjajar pulau-pulau
      Sambung menyambung menjadi satu
      Itulah Indonesia
      Indonesia tanah airku
      Aku berjanji padamu
      Menjunjung tanah airku
      Tanah airku Indonesia.

      • Pengamalan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, penanaman nilai melalui contoh perbuatan : (1) mengutamakan kepentingan orang lain dari pada kepentingan sendiri; (2)  tidak bersikap mau menang sendiri; (3) mematuhi peraturan yang dibuat melalui musyawarah.
      • Pengamalan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, penanaman nilai melalui contoh perbuatan : (1)  memberikan sedekah kepada fakir miskin; (2) ikut dalam kegiatan kerja bakti yang diadakan di sekitar rumah atau di sekolah; (3) berusaha untuk selalu berkata benar dan tidak berbohong.
      Menanamkan Sikap Peduli
      • Sikap untuk mau peduli dalam hal ini memberikan pertolongan terhadap orang lain dapat menyenangkan hati orang yang kita tolong dan memberikan kepuasan pada diri sendiri karena sudah berbuat sesuatu untuk orang lain.  Perbuatan ini akan berdampak positif, karena meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan Siaga.
      • Pembina hendaknya menanam dan menumbuhkan sikap kepedulian tersebut kepada Siaga secara terus menerus, sehingga sikap itu menjadi bagian dari kehidupannya.  Siaga dibiasakan untuk tidak gugup jika melihat kecelakaan. Dia harus bersikap tenang, tidak usah ikut berkerumun atau mendekati korban.  Lihatlah apakah di sekitarnya sudah ada orang dewasa yang berwenang untuk mengurusnya.  Jika belum, maka Siaga memberikan pertolongan dalam bentuk menginformasikan  peristiwa tersebut kepada orang dewasa di sekitarnya untuk kemudian ditindaklanjuti.
      • Bentuk pertolongan lain yang dapat diberikan oleh Siaga adalah mengamati apakah di tempat kecelakaan tersebut sudah ada petugas yang berwenang untuk mengurusnya.  Bila tidak cepatlah melaporkan peristiwa tersebut kepada polisi atau petugas puskesmas/rumah sakit di sekitar lokasi tersebut, agar korban cepat mendapat bantuan.
      • Dalam pengembangan kepeduliannya, Siaga juga dapat mendengarkan dan memperhatikan keterangan-keterangan yang didengar dari orang dewasa atau petugas yang berwenang menangani korban kecelakaan, misalnya apakah korban luka parah, pingsan, atau meninggal dan sebagainya, untuk kemudian menginformasikannya kepada  dokter, rumah sakit, polisi atau keluarga korban.
      Mengembangkan Kecerdasan Logika

      • Kecerdasan logika-matematika merupakan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan serta berfikir logis dan ilmiah. Kecerdasan ini amat penting untuk membantu mengembangkan keterampilan berfikir dan logika seseorang.
      • Dalam upaya  merangsang kecerdasan logika-matematika Siaga, Pembina  dapat melatih Siaga untuk membaca jam digital dan jam analog. Jam berkaitan dengan waktu.  Dalam satu hari satu malam terdapat  24 jam.  Dalam satu jam terdapat 60 menit dan dalam satu menit ada 60 detik.  Angka pada jam digital menunjukkan waktu jam berapa pada hari itu.
      • Contoh jika angka pada jam digital menunjukan angka: 03:12:26, maka membacanya adalah pukul tiga lebih duabelas menit,duapuluh enam detik.
      • Negara Indonesia merupakan Negara yang luas, terdiri dari kepulauan dan lautan. Karena luasnya waktu Indonesia di bagi menjadi tiga yaitu waktu Indonesia Barat (WIB) waktu Indonesia bagian Tengah  (WITA) waktu Indonesia bagian Timur (WIT).  Beda waktu masing masing bagian 60 menit. 
      Mengembangkan Kemampuan Berkomunikasi
      •  Dalam hidup bermasyarakat manusia harus berkomunikasi dengan baik agar dapat dimengerti maksudnya. Komunikasi dapat dilakukan secara langsung dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi. Komunikasi langsung adalah komunikasi antara satu orang dengan yang lain tanpa bantuan alat komunikasi, misalnya bertatap muka. Komunikasi dengan menggunakan alat komunikasi pada umumnya ada kode-kode tertentu agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik.
      • Alat komunikasi merupakan alat penting untuk membantu komunikasi antara orang satu dengan yang lain. Alat komunikasi tradisional antara lain: kentongan (Jawa). Dengan menggunakan kode pukulan kentongan  tertentu masyarakat suku Jawa dapat melakukan komunikasi, berita atau perintah apa yang tersirat dalam bunyi kentongan.  Tiupan kerang besar  pada suku tertentu diluar Jawa sebagai tanda berkumpul.  Semaphore alat komunikasi dengan menggunakan bendera semaphore yang digunakan untuk menerima dan mengirimkan / menyampaikan berita. Bersiul, dibeberapa kalangan anak muda bersiul masih digunakan sebagai alat komunikasi yang cukup efektif.
      • Dizaman yang semakin maju dan berkembang, alat komunikasi semakin canggih dan mudah untuk  ditemui dan didapati.
      • Alat komunikasi modern antara lain: Telepon rumah dan telepon genggam yang populernya disebut Hand Phone (H.P.).
      • Menggunakan telepon sebaiknya tidak berlebihan, gunakan seperlunya untuk berbicara. Kalau perlu catatlah  hal-hal yang ingin disampaikan.
      • Menguasai penggunaan  Internet dan E-mail, internet merupakan alat komunikasi yang sangat canggih, karena dengan  alat komunikasi ini dapat menjangkau informasi yang lengkap dan luas, namun internet kadang ada dampak negatifnya, sehingga dalam penggunaannya harus ada kontrol baik dari orang dewasa maupun dari penggunanya.
      • Agar dapat mengoperasikan dengan baik alat-alat tersebut perlu pengetahuan dan  keterampilan dari seseorang yang berkompeten  tentang hal tersebut. Pembina sebaiknya memiliki kemampuan untuk mengoperasikan alat komunikasi tersebut.
       Mengembangkan Kecerdasan Berbahasa Verbal
      • Bangsa Indonesia memiliki bahasa nasional sebagai bahasa persatuan. Setiap warga Negara hendaknya dapat menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat.Pada saat latihan dan pertemuan lain Siaga diwajibkan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
      • Menulis surat adalah merupakan salah satu cara bersilahturahmi yang cukup efektif. Untuk melatih hal tersebut. Siaga diwajibkan untuk dapat menulis surat  kepada teman sebaya atau kepada temannya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

      Lihat  entri/topik terkait :
      SKU Siaga Mula
      SKU Siaga Bantu
      SKU Siaga Tata

      Sumber :

      Buku Panduan SKU Siaga, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 2011

      Saturday, 16 March 2013

      Teknologi Tepat Guna Pramuka : Keranjang Takakura untuk Pengomposan Limbah Rumah Tangga



       Pengantar
      • Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan problem lingkungan yang semakin lama semakin kompleks. Pada saat ini banyak sekali teknologi pengelolaan dan pemanfaatan sampah baik yang  bersifat teknologi tinggi maupun teknologi tepat guna. Banyak penemuan teknologi tepat guna pengelolaan sampah yang sederhana namun efektif yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar para anggota Gerakan Pramuka. Penemuan-penemuan tersebut sudah dibukukan dan bahkan tersebar luar melalui media on line. Salah satunya adalah apa yang disampaikan di bawah ini yaitu tentang  "Keranjang Takakura : Teknologi Tepat Guna untuk Pengomposan Limbah Rumah Tangga" yang diambil dari sumber on line  www.yusufandriana.com.
      • Sebagai bahan latihan pramuka materi ini dapat digunakan untuk mengembangkan kompetensi kognitif (pengembangan kecerdasan intelektual), kompetensi motorik (pengembangan ketrampilan/skill) dan kompetensi afektif (pengembangan kecerdasan emosional dan sosial). Nilai lebih materi ini sebagai materi pelatihan pramuka adalah ketika Kakak Pembina mampu menggunakan materi ini untuk mengembangkan kompetensi afektif peserta didik berupa pengembangan penghayatan dan penerapan nilai-nilai satya dan darma pramuka dalam kehidupan nyata.
       Skema Keranjang Takakura
      • Keranjang Takakura merupakan keranjang digunakan untuk  mengolah limbah rumah tangga (sisa sayuran, sisa makanan, kulit buah atau sampah organik lainnya) menjadi kompos. Proses pengomposan yang digunakan adalah sistem aerob, dimana mikroorganisme yang digunakan sebagai starter adalah mikroorganisme aerob. Komposter ini merupakan salah satu contoh teknologi tepat guna karena bahan-bahan yang digunakan mudah didapat dan mudah diaplikasikan.
      • Keranjang Takakura dinamakan seperti nama penemunya Koji Takakura, ahli kimia terapan di Himeji Institute of Technology Japan. Takakura melakukan penelitian mengenai mikoorganisme yang cocok digunakan untuk pengomposan sampah di Surabaya. Mikroorganisme aerob lokal inilah yang dikembangkan Takakura sebagai starter media keranjang takakura.

      •  Harga keranjang Takakura relatif murah, bahkan keranjang ini dapat dirakit sendiri oleh masyarakat. Bahan-bahan yang ada disekitar dapat digunakan sebagai bahan keranjang takakura.

      Bahan-bahan yang digunakan untuk merangkai keranjang Takakura adalah sebagai berikut :
      • Keranjang baju kotor dengan tutupnya sebanyak satu buah.  Harganya kurang lebih Rp 40.000
      • Jaring untuk penutup nasi (tersedia di tukang kelontong di pasar tradisional) dua buah @Rp 5.000
      • Kardus aqua (gratis atau beli kardus bekas Rp 1.500 di warung).
      • Benang dan jarum untuk menjahit bantal sekam.
      • Lakban lebar untuk kardus
      • Tanah pekarangan dua sekop untuk starter
      • Sekam 4 kantung (dapat dibeli beli di tukang tanaman) Rp 10.000
      • Kain penutup keranjang.


      Cara Membuat Keranjang Takakura
      • Lakbanlah kardus aqua tegak ke empat sisi bawahnya, sedangkan sisi atasnya dipotong sedikit supaya tingginya sesuai dengan tinggi keranjang.
      • Isilah kantung  jaring dengan sekam kemudian jahit sisi atasnya agar sekamnya tidak keluar.  Bentuk mirip bantal, buat bantal sekam ini sebanyak dua buah.
      • Masukkan kardus aqua kedalam keranjang. Atur sedemikian rupa sehingga kardus aqua dapat masuk ke keranjang dan pastikan bahwa keranjang bisa ditutup.  Masukkan satu buah bantal sekam didasar keranjang. Bantal sekam ini berfungsi menahan cairan sampah dan kompos agar tidak  merembes.
      • Tuangkan sekam sebanyak satu kantung kedalam keranjang.  Kemudian masukkan tanah satu sekop dari halaman rumah sebagai bio starter atau daptkan starter kompos dari toko-toko pertanian.  Kemudian tutuplah keranjang  dengan bantal sekam yang telah dibuat satu lagi.
      • Simpanlah satu kantung sekam dalam wadah dan simpan dekat keranjang ini.  Sekam ini untuk menutup sampah yang baru anda masukkan kedalam keranjang.  Sekam ini juga ditambahkan jika isi keranjang terlalu basah.
      • Keranjang takakura siap digunakan untuk menampung limbah organik rumah tangga Anda.
      Selamat berlatih. Salam Pramuka

      Lihat topik/entri terkait
      Teknologi Tepat Guna Sebagai Materi Kepramukaan

      Sumber 
      www.yusufandriana.com

      naskah ini telah dilengkapi dan ditulis ulang untuk keperluan "ensiklopediapramuka" (-aiw)
       
        

       


      Teknologi Tepat Guna sebagai Materi Kepramukaan




      Pengantar
      • Istilah Teknologi Tepat Guna (TTG) muncul sejalan dengan terjadinya  krisis minyak (BBM) pada  tahun 1973 dan sejalan dengan lahirnya pergerakan sadar lingkungan pada dasawarsa 1970-an. Disebut teknologi tepat guna karena hasil ciptaannya harus dapat  digunakan dengan  tepat  guna yaitu sesuai dengan kondisi  alam, sosial, ekonomi dan perilaku budaya setempat  dan dapat membantu  meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
      • Teknologi tepat guna  juga disebut sebagai  teknologi yang dikembangkan secara tradisional, sederhana, ramah lingkungan  dan  sejalan dengan  keetisan nilai-nilai   kebudayaan,  sosial,  politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.  Teknologi  ini  memang dibuat secara khusus untuk memenuhi kebutuhan  kelompok sosial atau masyarakat tertentu  dalam rangka   membantu terciptanya  kehidupan  yang lebih baik atau lebih sehat dan sejahtera.
      • Bentuk teknologi tepat guna  adalah teknologi yang  ramah lingkungan, ramah sosial budaya,  hemat  sumber daya, mudah dirawat, memberikan solusi "padat karya" daripada "padat modal" terhadap suatu permasalahan, berbiaya murah tetapi efektif untuk membantu menyejahterakan kehidupan masyarakat kelompok tertentu.  TTG berbeda  dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi,  banyak limbah, mencemari lingkungan, padat modal dan boros energi.

      Kriteria  Teknologi Tepat Guna
      • Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang tersedia banyak di suatu tempat.
      • Apabila teknologi itu sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat setempat.
      • Apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/ masalah yang sebenarnya dalam masyarakat, bukan teknologi yang hanya bersemayam dikepala perencananya.
      Ciri Teknologi Tepat Guna
      • Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung pertanian, industri, pengubah energi, transportasi, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di suatu tempat
      • Biaya investasi cukup rendah/ relatif murah.
      • Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh keterampilan setempat.
      • Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya.
      • Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam, energi, bahan secara lebih baik dan optimal.
      • Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada pihak luar (self-realiance motivated)
      Manfaat Teknologi Tepat Guna
      • TTG adalah penerapan teknologi yang mampu membawa kearah kehidupan yang lebih baik dari aspek kesehatan, lingkungan, kesejehtaraan, dll.  Usaha kearah perubahan yang lebih baik itu harus dirancang  secara “bottom up”  (dari bawah ke atas) sehingga seluruh masyarakat merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendir. Dengan cara ini maka  minat dan semangat masyarakat  akan terus tumbuh terhadap sebuah produk TTG yang diterapkan di lingkungannya.

          • Seringkali terjadi kekeliruan dalam penerapan TTG di tengah masyarakat. Misalnya dengan  membawa pompa bambu, biogas, pengering dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa, dianggap telah menerapkan teknologi tepat guna. Padahal pada kenyataannya masyarakat tidak membutuhkan hal itu sehingga kemudian tidak tumbuh minat dan kemauannya untuk terus menggunakan dan merawatnya dengan baik. 


            •  Membawa paket-paket teknologi tepat guna  kesebuah msayarakat tertentu tidak otomatis membantu bahkan dapat menjerumuskan, apabila tidak disertai pendidikan kepada masyarakat tentang apa manfaatnya,  bagaimana cara membuat dan memperbaiki alat tersebut,  bagaimana cara menjaga kelangsungannya, dsb.  Paling ideal penerapan teknologi tepat guna harus disertai dengan pendidikan, penumbuhan minat dan tanggungjawab serta adanya jaminan bahwa penerapannya akan membantu meningkatkan kesejahteraan hidup dalam jangka panjang.

            Jenis-jenis Teknologi Tepat Guna
            Jenis TTG sangat beragam seperti TTG di bidang pengelolaan dan peanfaatan lingkungan, TTK di bidang peningkatan produksi pertanian, TTG di bidang energi alternatif, TTG di bidang peningkatan produksi industri rumah tangga, TTG di bidang kewirausahaan, TTG  di bidang industri kreatif, dsb


            TTG Sebagai Materi Pendidikan Kepramukaan
            • Gerakan Pramuka sebagaimana tercantum  dalam SKK dan SKU baik secara implisit maupun eksplisit telah menjadikan teknologi tepat guna sebagai salah satu materi pendidikannya. Bahkan dalam SKU Penegak Bantara dan Laksana serta SKU Pandega dinyatakan secara eksplisit  keharusan menguasai salah satu jenis TTG untuk dinyatakan lulus sebagai Penegak Bantara, Penegak Laksana atau Pandega.
            • Apakah ada perbedaan mempelajari TTG di dalam Kepramukaan dan di Lembaga Pendidikan lain ? Jelas sekali ada perbedaan.  Dalam pendidikan kepramukaan para Pembina dituntut agar mampu mengarahkan para peserta didiknya belajar TTG dalam suasana kegembiraan, belajar sambil bekerja, belajar dalam kelompok, belajar berdasar pengalaman dan belajar di dalam terbuka.  Pada sisi lain, Para Pembina juga dituntut agar mampu memberikan arah belajar TTG  tidak hanya mengejar aspek peningkatan kompetensi kognitif (kecerdasan intelektual) dan kompetensi psikomorik (kecerdasan berkarya) namun juga kecerdasan afektif (kecerdasan emosioal).  Secara khusus  pengembangan aspek afektif tersebuy diharus agar para Pembina mampu menggunkan meteri pendidikan  TTG sebagai media  penghayatan dan penerapan Kode Kehormatan  Pramuka yang berupa satya dan darma pramuka.
             
            •  Para Pembina dapat memilih materi TTG untuk usia Siaga dan Penggalang dengan memanfaatkan penemuan TTG yang sudah ada yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari  para Siaga dan Penggalang  misalnya TTG di bidang pengelolaan sampah, TTG hemat energi, TTG industry kreatif, dsb.

            • Materi TTG untuk Pramuka Penegak dan Pandega mulai dapat diarahkan untuk mampu membuat TTG berdasar hasil penemuan orang lain atau bahkan para Penegak Pandega diarahkan untuk berusaha memenukan produk TTG yang baru.  TTG untuk Pramuka Penegak Pandega dapat diarahkan sebagai salah satu agenda pendukung  kompetensi Bina Maysarakat, dengan cara para Pramuka Panegak Pandega dilatih untuk mampu berkiprah di “masyarakat binaan”  melalui  penerapan TTG baik hasil ciptaan orang lain maupun ciptaan sendiri.

            Sumber Belajar
            • Pendidikan Kepramukan  merupakan pendidikan yang berbasis masyarakat atau “community education”. Dengan sifatsemacam ini Para Pembina sebenarnya dapat memanfaatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat sebagai sumber belajar. Konsep ini dapat membantu para Pembina Pramuka dalam mengembangkan TTG sebagai materi pendidikan kepramukaan, khusunya jika para Pembina memiliki keterbatasan dalam penguasaaan TTG.
            • Para Pembina dapat menjalin kerjasama dengan LSM, Lembaga Pemerintah (LIPI, BPPT & Sejumlah Kememtrian), Perguruan Tinggi, SMK,  BLK (Balai Latihan Kerja), SKB (Sanggar Kegiatan Belajar), CSR Perusahaan Swasta  dan berbagai lembaga lain yang menaruh perhatian didalam pengembangan TTG untuk dijadikan mitra atau narasumber  belajar bagi para peserta didiknya.
            • Para Pramuka Penegak Pandega dapat pula mengajak lembaga atau sumber belajar lain dimaksud untuk bersama-sama mengembangkan TTG di “desa/wilayah  binaan” yang sedang dikembangkannya. Melalui kerjasama ini para Penegak Pandega akan memperoleh dukungan yang optimal  didalam menerapkan program-programnya diwilayah binaannya.
            Selamat Berkarya. Salam Pramuka


            Lihat topik/entri terkait :
            TTG Pengelolaan Sampah
            TTG Energi Alternatif
            TTG Kewirausahaan


            Sumber :
            http://m-haritsyah.blogspot.com,
            www.wikipedia.Com

            Dan dari berbagai sumber lainnya,  ditulis ulang untuk keperluan “ensiklopedia pramuka” (-aiw).

            Saturday, 9 March 2013

            Tepuk Pramuka sebagai Media Pendidikan




            Manfaat Tepuk Tangan

            • Tepuk tangan merupakan kegiatan yang sudah sangat identik dengan kepramukaan. Kegiatan yang tampaknya hanya bermain-main ini,  ternyata berdasar penilitian para ahli  dinyatakan bahwa tepuk tangan dapat bermanfaat untuk  mengembangkan dan meningkatkan kebutuhan emosional, fisiologis, sosiologis dan kognitif anak dan remaja  sebagai bekal untuk menuju  ke tahap pertumbuhan berikutnya.
            • Tepuk tangan dapat meningkatkan kesehatan, karena di dalam organ telapak  tangan terdapat  pusat syaraf dari semua bagian tubuh. Di telapak tangan  terdapat banyak anyak sekali syaraf penghubung kesemua bagian tubuh,  setiap syaraf membuat koordinasi sendiri dan menghasilkan efek baik bagi organ organ lainnya.  Oleh sebab itu apa bila kita bertepuk tangan maka semua bagian syaraf akan tertekan dan bereaksi sesuai dengan fungsinya,  semakin kita sering bertepuk tangan maka semakin lancar peredaran syaraf , atau dalam arti kata melatih kerja organ tersebut.
            • Bertepuk tangan yang baik bagi kesehatan adalah dengan  meletakan semua bagian (permukaan tangan yang satu dengan permukaan  tangan lainnya).  Kemudian tepuk secara berirama, dalam durasi yang cukup sehingga   permukaan tangan terasa  semakin panas dan membawa efek perubahan ke seluruh organ tubuh.
            • Dr. Idit Sulkin, anggota BGU Music Science Lab in the Department of the Arts, melakukan penelitian terhadap anak  satu, dua dan tiga di sekolah dasar  dengan membandingkan antara anak yang ikut  menyanyikan lagu sambil bertepuk tangan dan yang tidak ikut. Hasil penelitian  menemukan bahwa anak-akan yang ikut kegiatan bernyanyi dan bertepuk tangan memiliki  keterampilan motorik yang lebih baik sehingga anak-anak itu dapat  menulis dengan lebih baik, tulisan yang rapi, dan hanya sedikit membuat kesalahan dalam mengeja dibandingan anak-anak yang tidak ikut. Tepuk tangan mampu mempengaruhi hormon kecerdasan di otak sehingga merangsang  otak untuk mempengaruhi perkembangan daerah otak yang lainnya.
            • Dalam penelitian yang sama ditemukan bahwa tepuk tangan mampu melatih integritas sosial dan sikap emosional anak-anak. Suasana riang gembira, kekompakan untuk menghasilkan irama yang indah, kebersamaan dan keceriaan ternyata telah melahirkan kesadaran akan pentingnya tanggungjawab, menjaga kebersamaan dan membantu anak-anak untuk menghayati dan merasakan keindahan.
            Tepuk Tangan dalam Kepramukaan
            • Tepuk Pramuka merupakan salah satu tepuk yang wajib dikuasai oleh para anggota pramuka. Tepuk Pramuka berfungsi untuk membangun kekompakan, mencairkan suasana, membangun persaudaraan bakti dan juga menunjukan kesiapan untuk melaksanakan kegiatan.
            • Didalam kegiatan kepramukaan banyak sekali jenis permainan tepuk tangan. Disamping jenis-jenis tepuk tangan yang lama juga terdapat tepuk tangan versi baru yang diciptakan oleh Kakak Pembina di berbagai daerah. Kreativitas menciptakan permainan tepuk tangan merupakan kreativitas yang tanpa batas.
            • Permainan tepuk tangan disamping digunakan membangun suasana gembira juga dapat digunakan untuk menyisipkan pesan-pesan tentang kebersihan, kerapihan, tanggungjawab, cinta alam dan orang tua, juga dapat digunakan untuk menyisipkan ilmu pengetahuan tentang binatang, alam, teknologi, dsb.

            Contoh Permainan Tepuk Tangan dalam Kepramukaan
             

            Tepuk Irama
            • Kakak Pembina menugaskan kelompok 1 untuk tepuk tunggal (prok),kelomok 2 tepuk ganda (prok-prok), kelompok 3 tepuk triple  (prok-prok-prok).
            • Kakak Pembina menyampaikan bahwa setiap kelompok yang ditunjuk oleh Kakak Pembina wajib bertepuk tangan sesuai dengan tugasnya.
            • Permainan dimulai, Kakak Pembina menunjuk secara acak misalnya : dari kelompok 3, ke kelompok 2, ke kelompok 3 lagi, ke kelompok 2 lagi, baru ke kelompok 1. Demikisn seterusnya makin cepat, makin bervariasi, makin berirama dan makin membutuhkan konsentrasi.
            • Suasana akan riang dan irama tepuk tangan akan sangat bervariatif.

            Tepuk kodok    

            Prok3x teot-teot, Prok3x teblung-teblung, Prok3x teot-teblung, teot-teblung, teot-teot teblung...dst.....

            Tepuk krupuk
            Prok3x puk-puk-puk, Prok3x galepuk, Prok3x sandal bapak, Prok3x di tukar krupuk.......

            Tepuk Sambal
            Prok3x giling-giling, Prok3x jilat-jilat, Prok3x uzhaah-uzhah......, Prok3x Pedas

            Tepuk Koboy
            Prok3x Ambil Pistol, Prok3x Isi pelor, Prok3x gedar-gedor, Prok3x mati konyol..........

            Tepuk bakso
            Prok 3X bulat-bulat, Prok 3X tambah sambel, Prok 3X enak seger, Prok 3X bakso.......

            Tepuk Ayam
            Prok 3X piyik-piyik, Prok 3X Petok-petok, Prok 3X Kukuruyuk.............

            Tepuk Ondel-ondel
            Prok 3X Ondel-ondel, Prok 3X badan besar, Prok X rambut jagung, Prok 3X kalau jalan, Prok 3X timplang timplung ....timplang timplung......

            Tepuk Badut
            Prok 3X mata besar, Prok 3X hidung tomat, Prok 3X perut gendut, Prok 3X goyang-goyang

            Tepuk Rapi
            Prok 3X Rapi Kanan, Prok 3X Rapi kiri, Prok 3X rapi semuanya, Yessssssss ......

            Tepuk Diam
            Prok 3X Bila aku, Prok 3X Sudah tepuk, Prok 3X maka aku, Prok 3X harus diam, One, two, three, four Yes .....


            Selamat berlatih dengan gembira. Salam Pramuka


            Sumber :
            health.detik.com
            kakadi.wordpress.com
            pramukapadiemas.blogspot.com


            **) ditulis ulang dan disesuaikan untuk keperluan ensklopediapramuka (-aiw)

            Perkemahan Pramuka




            Pengantar

            Perkemahan merupakan alat pendidikan yang sangat efektif dalam pendidikan kepramukaan. Dalam perkemahan para Pembina dapat merancang beragam kegiatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan  kompetensi kognitif (olah pikir), afektif (olah sikap) & psikomotorik (olah ketrampilan). Mengingat pentingnya kegiatan perkemahan maka hendaknya setiap gugusdepan memasukan program ini dalam rencana kerja tahunannya secara rutin.
             
            Banyak orang beranggapan, perkemahan itu mudah. Asal ada biayanya, pesertanya, tempat yang dituju ditetapkan sudah cukup tanpa memperhatikan hal-hal lain yang sangat diperlukan oleh setiap peserta perkemahan itu. Pengalaman telah menunjukkan, bahwa banyak para pekemah sampai menemui ajal-nya, antara lain karena kurangnya persiapan dan tidak memperhatikan segala sesuatu yang diperlukan dalam perkemahan itu. Di bawah ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dihayati dalam menyelenggarakan  perkemahan.

            Jenis-jenis Perkemahan
            • Ditinjau dari tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dibedakan antara lain: Perkemahan Bhakti (perkemahan Wirakarya, kemah kerja, dan lainJain), Perkemahan Ilmiah (untuk tujuan penelitian, pengumpulan data dan informasi, dan lain-lain), Perkemahan RWisata & ekreasi,  Perkemahan Pendidikan (melatih watak, melatih berbagai macam ketrampilan, melatih berorganisasi dan lain-lain), Perkemahan mengenai daerah lain (Perkemahan yang dilaksanakan di suatu daerah baik untuk melaksanakan baki, rekreasi, penelitian, kunjungan budaya, dsb), Perkemahan Budaya, dan berbagai jenis perkemahan lainnya.
            •  Ditinjau dari  lama waktu yang dipergunakan, dibedakan antara:  Perkemahan Sehari  (pagi berangkat, sore pulang),  Perkemahan Tetap (beberapa hari berkemah menetap di suatu tempat), Perkemahan berpindah-pindah beberapa hari tinggal di suatu tempat, beberapa hari pindah di tempat lain dan seterusnya, PERSAMI (Perkemahan Sabtu/Minggu).

            Perencanaan Perkemahan
            Tetapkan sasaran & motivasi :  Sebelum mengadakan perkemahan, sasaran dan motivasi yang terperinci harus tegas, jelas dan ditentukan terlebih dahulu. Sasaran ini harus diketahui oleh setiap peserta dan penyelenggara perkemahan itu, sebab sasaran dan motivasi ini akan menyangkut pesertanya, pembiayaannya, lamanya waktu, peralatan dan perlengkapan yang harus dibawa, transportasinya.

            Laksanakan survey lokasi secera menyeluruh : agar perkemahan itu mencapai hasil yang baik, antara lain rencananya juga harus baik. Agar dapat membuat rencana yang baik, antara lain harus mempunyai data-data yang lengkap tentang tempat. Maka untuk itu, perlu diadakan peninjauan langsung lebih dahulu.

            Agar data-datanya lengkap, maka didalam melaksanakan peninjauan atau survey perlu melihat aspek-aspek sbb :
            1. Keadaan medan tempat perkemahan (termasuk air untuk masak dan mandi).
            2. Kesehatan dan sarananya.
            3. Keamanan (gangguan dari binatang buas, alam dan orang).
            4. Pemilik arena perkemahan.
            5. Tempat berbelanja yang terdekat (pasar, dan lain-lain).
            6. Hubungan dengan Pemerintah setempat.
            7. Kemungkinan acara kegiatan dan bhakti kepada masyarakat yang dapat dilaksanakan.
            8. Jarak sampai tempat perkemahan, kendaraan apa yang dipergunakan, lamanya waklu dan lain-lain termasuk biaya transport.
            9. Tempat-tempat dan obyek-obyek bermanfaat yang dikunjungi.
            10. Dan lain-lain.
            Dari data-data tersebut diatas yang diperoleh kemudian disusun suatu perencanaan yang meliputi:
            1. Waktu yang akan dipergunakan, seperti menetapkan lamanya waktu perkemahan, kapan berangkat, kapan kembali dan kapan menyelesaikan laporan dan pertanggung jawaban.
            2. Tempat untuk perkemahan.
            3. Biaya perkemahan.
            4. Untuk mencapai tempat perkemahan, apakah dengan jalan kaki atau mempergunakan kendaraan, kendaraan apa yang akan dipakai, milik siapa, kalau menyewa berapa sewanya dan lain - lain.
            5. Peserta  (jumlahnya dan syarat-syaratnya)
            6. Pimpinan perkemahan, panitia Penyelenggara dan pembagian tugas.
            7. Peralatan yang diperlukan dan dibawa.
            8. Acara program mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai selesainya perkemahan.
            9. Perlu/tidak pendamping atau instruktur, serta penceramah, kalau perlu siapa-siapa mereka dan dari mana.
            10. dll

            Persiapan sebelum perkemehan

            Persiapan yang baik menjelang keberangkatan berkemah, merupakan bagian penting dari suksesnya  suatu perkemahan. Persiapan dimaksud meliputi:
            1. Mental : persiapan mental itu merupakan bagian terpenting dari rangkaian kegiatan berkemah.
            2. Fisik : Tidak kalah pentingnya dengan persiapan mental, adalah persiapan physik yang diperlukan dalam berkemah.


            Persiapan Fisik itu meliputi:

            Kesehatan : Para peserta perkemahan harus benar-benar sehat. Kalau perlu harus ada surat keterangan dokter. Juga pantangan-pantangan kesehatan, misalnya tidak diperbolehkan makan udang karena alergi dan lain-lain. Apabila kalau perkemahan yang berat, misalnya mendaki gunung, perkemahan yang berpindah-pindah, mengembara dan lainJain, yang tidak saja membutuhkan badan yang sehat, tetapi juga badan yang kuat dan mental yalg kuat pula.

            Peralatan/Perlengkapan : Prinsip yang harus dipegang teguh dalam penyediaan peralatan dan perlengkapan berkemah adalah:
            1. Membawa peralatan/perlengkapan seringan mungkin, sedikit, selengkap dan sepraktis mungkin.
            2. Yang tidak boleh dalam perkemahan, adalah perkataan: "Tidak ada yang tidak bisa",
            3. Dalam merencanakan perlengkapan perkemahan, supaya diperinci yang teliti dan dicatat dalam buku inventaris, baik perlengkapan milik sendiri maupun pinjam.
              Masing-masing peserta supaya mencatat perlengkapannya sendiri. Pemimpin Regu supaya mencatat keperluan Regu atau Pasukan, disamping miliknya sendiri.
            4. Perincian tentang perlengkapan yang dibawa itu, sebagai berikut : (a) Perlengkapan Pribadi/Perorangan (b) Perlengkapan Regu/Kelompok/Pasukan (c) Perlengkapan Gugusdepan/Rombongan/KWARCAB.

            Bahan Makanan
            Persiapan sebelum perkemahan tentang makanan yang akan dipergunakan selama perkemahan, adalah besar sekali manfaatnya. Antara lain: akan lebih murah, lengkap dan sehat. Lauk pauk kering (tahan lama) buatan sendiri adalah dapat menghemat biaya, waktu, tenaga dan mempunyai manfaat kesehatan, disamping melatih ketrampilan peserta akan meningkatkan kemampuan peserta dalam membuat makanan tahan lama.


            Ketrampilan yang penting


            Peserta dapat belajar tentang berbagai ketrampilan yang ada hubungannya dengan pelaksanaan berkemah. Ketrampilan dan pengetahuan tentang berkemah itu antara lain:
            1. Pengetahuan tentang cuaca.
            2. Pengetahuan tentang tekanan udara (terutama untuk mereka yang akan mendaki gunung).
            3. Kelembaban udara.
            4. Penggunaan kompas dan menentukan arah tanpa kompas (matahari, bulan, bintang, arah angin, pohon-pohonan dan lainJain).
            5. Membuat, membaca dan mempergunakan peta pita, peta topografi, peta lapangan, peta situasi, gambar panorama dan lain-lain.
            6. Pengetahuan medan.
            7. memasak dengan peralatan dan bahan bakar sederhana.
            8. Pertolongan pertama pada kecelakaan
            9. mempergunakan alat-alat perlengkapan pramuka.
            10. menaksir berat, tinggi, jauh, luas, jumlah dan lain-lain.
            11. pengetahuan tentang binatang dan tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan dalam keadaan darurat, juga yang dilindungi.
            12. olahraga, renang dan lai-lain, macam kesegaran jasmani.
            13. dan lain-lain



            Pelaksanaan Perkemahan

            Dalam melaksanakan perkemahan, supaya diusahakan sejauh mungkin sesuai dengan perencanaan dan persiapan yang telah disusun. Kalau oleh karena suatu hal, rencana acara itu tidak dapat dilaksanakan maka masalah-masalah yang timbul itu, supaya dibicarakan dalam musvawarah pasukan/kelompok, sehingga  perubahan acara itu dapat diatasi bersama.

            Demikian juga pelanggaran kode etik yang berlaku dalam perkemahan itu, perlu di bicarakan dalam Rapat Dewan Kehormatan yang dibentuk selama perkemahan itu berlanggsung sebelum yang melanggar itu dikenakan sangsi atau hukuman.

            Begitu para peserta datang dari tempat pcrkemahan supaya segera memberitahukan kepada KWARCAB setempat dan pemilik arena perkemahan.
            Selama dalam perkemahan supaya diusahakan, agar tidak merusak, merubah atau memindahkan barang-barang atau tumbuh-tumbuhan yang berada di arena perkemahan, tanpa ijin yang punya.

            Setelah Acara Perkemahan Selesai
            Hingga kini pengalaman telah membuktikan, bahwa demikian suatu perkemahan selesai, di situ terdapat suatu arena yang kotor sekali, penuh lubang lubang, tonggak-tonggak dan pasak-pasak yang berserakan, serta barang-barang bekas dan sisa-sisa makanan yang dltinggalkan begitu saja. Seolah-olah seperti adanya pencemaran (polusi) lingkungan juga meninggalkan kesan yang tidak baik setelah perkemahan selesai. Maka sebelumnya harus ditanamkan pada setiap peserta perkemahan tentang perlunya kebersihan, kesehatan dan tanggung jawab bersama pemeliharaan dan kelestarian lingkungan.

            Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum meninggalkan tempat perkemahan adalah:
            1. Semua kotoran harus dibersihkan, lubangJubang harus ditutup, pasak-pasak harus di-cabut, sisa-sisa makanan harus dimasukkan lubang dan ditimbun serta keadaan harus bersih dan rapih.
            2. Semua peserta supaya memeriksa dan mencocokkan dengan catatan barangnya masing-masing, sehingga tidak ada yang hilang, tertinggal dan tertukar. Pemimpin Regu disamping memeriksa barang-barangnya sendiri, juga mencocokkan dan memeriksa barang-barang yang menjadi tanggung jawab regu.
            3. Jangan lupa pamit,/minta diri kepada yang mempunyai arena perkemahan, KWARCABndan Pejabat setempat.
            4. Ucapan terima kasih kepada KWARCAB, pejabat setempat dan pemilik arena perkemahan. Mungkin tanda terima kasih itu diwujudkan kenang-kenangan, benda atau piagam, semuanya perlu dipersiapkan lebih dahulu.
            5. Yang tidak boleh ditinggalkan adalah "pada waktu meninggalkan tempat perkemahan harus dalam keadaan lebih bersih, Iebih teratur, lebih baik dan lebih bersih daripada waktu datang".

            Selamat Berkemah. Salam Pramuka