Tuesday, 30 October 2012

Baris-berbaris : Bentuk Barisan dengan Isyarat Tangan




Pengantar
Bentuk barisan dengan isyarat tangan merupakan metode baris berbaris dalam pendidikan kepramukaan yang sangat penting untuk menanamkan sikap disiplin, kerjasama, kekompakan, kecermatan kerjasama kelompok, rasa saling percaya dan sikap penuh tanggungjawab untuk menjaga reputasi kelompok (regu/sangga). Kegiatan ini merupakan jenis kegiatan membentuk formasi berbagai bentuk barisan yang disesuaikan dengan isyarat tangan oleh Kakak Pembina, Pembantu Kakak Pembina, Pemimpin Sangga atau  oleh berbagai pihak lain yang menjadi pemimpin barisan.

Baris berbaris membentuk barisan dengan isyarat tangan bisa dilombakan antar gugusdepan maupun antar kwartir. Kegatan ini juga bisa menjadi sebuah eksebishi yang menarik kepada masyarakat luas karena akan dapat mencerminkan sikap sikap disiplin, kerjasama, kekompakan, kecermatan kerjasama kelompok, rasa saling percaya dan sikap penuh tanggungjawab para anggota Pramuka. Perubahan dari satu formasi ke formasi lain akan membentuk sebuah pertunjukan yang sangat menarik dan penuh kecermatan.

Fungsi
Pembentukan formasi barisan berfungsi untuk berbagai keperluan, misalnya keperluan upacara pembukaan latihan dan penutupan, persiapan lomba, persiapan permainan, persiapan pengumuman/penjelasan, dsb.

Jenis
Bentuk Barisan dengan isyarat tangan, terdiri dari jenis-jenis sbb : Angka Re, Berderat, Lingkaran Besar, Lingkaran Kecil, Setengah Lingkaran, Barisan Terbuka, Barisan Tertutup, Barisan Perlombaan, Barisan Bentuk Panah/Ruji-ruji, Barisan Selat, Barisan Selat Balik, Barisan Bentuk Roda, Barisan Berbanjar.

Bentuk gambar



















Selamat berlatih, salam pramuka.
 

Baris-berbaris dalam Pendidikan Kepramukaan



Pengantar
Latihan baris berbaris merupakan salah satu cara untuk menanamkan  rasa disiplin, kebiasaan hidup tertib, memupuk kerjasama dan keleluargaan, serta memupuk sikap bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Disiplin terutama disiplin pribadi merupakan salah satu bentuk untuk menunjukkan citra seorang Pramuka. Oleh karena itu pembentukan dan penanaman sikap disiplin merupakan salah satu tuntutan yang wajib dipenuhi oleh Gerakan Pramuka dalam usahanya menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan rokhani dan jasmani para anggotanya.

Para Pembina Pramuka dituntut untuk mampu menyelenggarakan berbagai bentuk latihan yang menarik, di alam terbuka dan mampu memupuk disiplin dan kerjasama kelompok. Baris berbaris dengan berbagai aturan dan variasinya merupakan salah satu materi yang tepat untuk pendidian disiplin dan kerjasama kelompok.

Penyajian
Kegitan Baris Berbaris dalam Kepramukaan akan disajikan dalam bentuk :
  • barisan atau pasukan yang menggunakan tongkat pramuka.
  • barisan atau pasukan tanpa menggunakan tongkat pramuka.
Aba-aba
Aba-aba Baris Berbaris dalam Kepramukaan dapat mengacu pada :
  • tata cara aba-aba dari ABRl, untuk aba_aba dengan lisan.
  • tata cara aba-aba yang lazim dipakai oleh Gerakan Pramuka, sepertt aba-aba dengan peluit dan aba-aba dengan tangan.
Penyelenggaraan
  • Dalam bentuk eksebishi. Eksebishi/pertunjukan Baris-berbaris dengan tongkat atau tidak dengan tongkat dapat disajikan untuk sebuah eksebishi di depan umum, misalnya dalam rangka peringatan hari Pramuka, Ulang tahun Gugusdepan, Upacara HUT Kemerdekaan, Ulang tahun Kota/Daerah. Eksebishi semacam ini sangat penting sebagai bagian dari "unjuk kelebihan dan ketrampilan" anggota Pramuka di dihadapan masyarakat umum.
  • Dalam bentuk lomba. Loma Baris-berbaris dapat dilaksanakan dengan kritera memakai tongkat atau tidak dengan tongkat. Lomba ini bisa menjadi bagian dari peringatan hari Pramuka, Ulang tahun Gugusdepan, partisipasi Pramuka pada peringatan Upacara HUT Kemerdekaan, Ulang tahun Kota/Daerah, atau juga bisa menjadi bagian dari acara Jambore/Raimuna di berbagai tingkatan wilayah. Kriteria penilaian Lomba Baris Berbaris, paling tidak terdiri dari :
               1.  Keseragaman berpakaian para anggota pasukan.
               2.  Kekompakan gerak dan kerapian berbaris.
               3.  Semangat dan sikap para anggota pasukan.
               4.  Sikap penampilan perorangan.
Narasumber
Untuk melatih baris berbaris anggota gugusdepan atau kelompok gabungan dari beberapa gugusdepan yang tergabung dalam sebuah kwartir baik untuk keperluan lomba maupun eksebishi Para Pembina Pramuka dapat menjalin kerjasama dengan Lembaga TNI atau Kepolisian sebagai pelatih/narasumber.




Lihat entri/topik terkait :
Aba-bara Baris berbaris dengan Lisan,
Aba-aba Baris-berbaris dengan Pluit,
Aba-aba Baris-berbaris dengan Isyarat Tangan,
Bentuk-bentuk Barisan dengan Isyarat Tangan.

Sumber :Petunjuk Pelaksanaan Baris Berbaris, Kwarnas Gerakan Pramuka, tahun 1981
Dalam rangka Lomba Ketangkasan Baris-berbaris Jamnas 81.

PPPK : Sakit karena Sengatan Sinar Matahari



Pengantar
Kegiatan Pramuka kadang dilaksanakan di alam terbuka dalam susana panas matahari. Kadang ditemuka ada anggota pramuka yang tiba-tiba merasa demam, pusing kepala, naik temperature tubuh, atau muntah-muntah akibat sengatan panas matahar. Untuk memberikan pertolongan anggota pramuka atau orang yang sakit karena sengatan panas matahari dapat dilakukan dengan cara  sbb :



 Gambar 1 : 
Segera bawa korban ke tempat yang dingin dan berilah segera pertolongan medis.



 Gambar 2 : 
Bersihkan anggota badan dan wajah korban dengan air panas-kuku.


 
 Gambar 3  : 
Tempatkan korban di atas lapisan basah untuk mendinginkan suhu tubuh.

 Gambar 4 :  
Berikan korban dengan cairan yang bisa merangsang atau  menyadarkan, tetapi bukan alcohol.


 Gambar 5 :  
Bila pertolongan pertama dianggap sudah cukup bawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis berikutnya.



Selamat berlatih, salam pramuka.


PPPK : Mengeluarkan Debu atau Pasir yang Masuk ke Mata







Pengantar
Dalam pelaksanaan latihan atau kegiatan pramuka di alam terbuka kadang-kadang terjadi kecelakaan kecil yang perlu penanganan segara. Debu atau pasir yang masuk ke mata merupakan salah satu kecelakaan ringan yang kadang terjadi. Namun demikian kecelakaan ringan ini jika pertolongan pertamanya tidak tepat akan menimbulkan sakit yang lebih parah. Di bawah ini adalah beberapa cara pertolongan pertama  khusnya cara  mengeluarkan debu atau pasir yang masuk ke mata.
 
 
 

Gambar 1 : Ketika debu atau pasir masuk ke mata, korban tidak boleh menggosok-gosok matanya karena berpotensi menimbulkan luka akibat gesekan debu atau pasir dengan kelopak mata.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gambar 2 : Biarkan air mata terus mengalir, kedip-kedipkan mata pelahan-lahan, dengan derasnya air mata yang mengalir maka biasanya pelan-pelan debu atau pasir yang masak akan keluar terbawa oleh air mata tersebut.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gambar 3 : Jika debu atau pasir tidak juga keluar bersama air mata, maka korban diminta untuk menyiprat-nyipratkan air ke arah mata dengan harapan air yang masuk ke mata ketika keluar bisa membawa debu atau pasir yang ada di dalam mata.

 
 
 
 
Gambar 4 : Jika dengan cara-cara di atas, debu atau paisr yang masuk ke mata tidak bisa kelauar atau diatasi  maka tutuplah mata dengan pembalut yang lembut dan segera minta advise dokter.
 
 



Selamat berlatih, salam pramuka.
 
 
 

Saturday, 27 October 2012

Sejarah Lahirnya Gerakan Pramuka




Gerakan penentangan terhadap pendirian Gerakan Pioner Muda oleh PKI telah menyatukan tokoh-tokoh Kepanduan saat itu. Pada tanggal 9 Maret 1961 para Pemimpin Pandu yang mewakili organisasi-organisasi kepanduan nasional Indonesia yang ada, dipimpinan Pandu Agung Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwono IX  menghadap Bung Karno memohon agar bersedia  mengamanatkan kepada  semua organisasi kepanduan yang ada untuk meleburkan diri dalam satu wadah organisasi kepanduan nasional, yaitu satu Organisasi  Kepanduan Nasional yang berdasarkan Pancasila yang isi dan arah kegiatannya sesuai dengan kebutuhan bangsa dan negara yang sedang membangun  mengisi cita-cita kemerdekaan  17 Agustus 1945.

Permohonan dari para pimpinan Gerakan Kepanduan di atas disetujui oleh  Bung Karno selaku selaku Presiden Republik Indonesia. Beliau mengamanatkan kepanduan yang  harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti,  seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut   Pramuka.

9 Maret 1961  Presiden/Mandataris MPRS berpidtaor di Istana Negara dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia. Ddalam  pidatonya Bung Karno  menggariskan agar pada peringatan\Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1961, Gerakan Pramuka sudah  ada dan dikenal oleh masyarakat. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

9 Maret 1961  Presiden/Mandataris MPRS berpidtaor di Istana Negara dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia. Ddalam  pidatonya Bung Karno  menggariskan agar pada peringatan\Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1961, Gerakan Pramuka sudah  ada dan dikenal oleh masyarakat. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

5 April 1961   terbitlah Keputusan Presiden RI  tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan Untuk melaksanakan semua itu, Presiden  menunjuk panitia kerja yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr. A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi.

11 April 1961, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961       tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang menyempurnakan Keputusan Presiden RI No. 112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961. Berdasarkan Keputusan baru tersebut Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono,   Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

 20 Mei 1961 keluar Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya       organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan Tugasnya. Peristiwa ini oleh Gerakan Pramuka dimaknai sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA. Dengan demikian tanggal 20 Mei bagi Gerakan Pramuka memiliki dua makna yaitu sebagai Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Permulaan Tahun Kerja.

Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka berhasil menyelesaikan tugas menyusun  Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, yang salah satunya pasalnya menyebutkan bahwa pimpinan Gerakan Pramuka dipegang Oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian, yang disebut dengan Badan Pimpinan Pusat Gerakan Pramuka. Badan Pimpinan Pusat  disusun disusun secara simbolis dengan mengambil angka keramat 17-8-‘45, yaitu  Mapinas beranggotakan 45 orang, 17 orang duduk sebagai pengurus Kwarnas, 8 orang duduk sebagai pengurus Kwarnari atau Kwarnas Harian.

Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari. Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI  Dr.A. Aziz Saleh. Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

30 Juli 1961, para wakil organisasi kepanduan di Indonesia menerima hasil kerja Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka dan dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka yang baru. Peristiwa tersebut dilakukan di Istana Olahraga Senayan dan  kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

14 Agutus 1961, Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia, baik  di Ibukota Jakarta maupun kota-kota penting lain di Indonesia.. Di Jakarta sekitar 10.000 Anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana Negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Peristiwa  tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian ditetapkan sebagai HARI PRAMUKA dengan Keputusan Presiden No. 441 Tahun 1961, yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.


Lihat entri/topik terkait :

Sumber,
Buku "Patah Tumbuh Hilang Berganti"  Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, tahun 1987.



Wednesday, 24 October 2012

Kwartir Cabang Kabupaten Tabalong



Pofil 
Gedung Joeang Jl. Ir.PHM Noor Pembataan Tanjung - Tabalong Kalimantan Selatan 


PENGURUS KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA
KABUPATEN TABALONG MASA BAKTI 2009 – 2014




No. Nama Lengkap Jabatan Kwarcab
1.        H. M u c h l i s, S.H Ketua Kwartir Cabang Tabalong
2.        Drs. H. Juhrani Asham, S.Ag, MM Waka / Kabid I Kwartir Cabang
3.        Mayor Inf. Edy Susanto Waka / Kabid II Kwartir Cabang
4.        Kompol. Pasma Royce, S.IK Waka / Kabid III Kwartir Cabang
5.        Drs. H. Erwan Mardani, SH, M.AP Waka / Kabid IV Kwartir Cabang
6.        Drs. H. Syabilarrusdi Waka / Kabid V Kwartir Cabang
7.        Syam Indra Permana, S.Pt, MM Sekretaris Kwartir Cabang
8.        Syaiful Arifin, S.Pd Wakil Sekretaris I Kwarcab
9.        Mudiyono, M.Pd Wakil Sekretaris II Kwarcab
10.    Firman Yusi, S.P Wakil Sekretaris III Kwarcab
11.    Tauchid, A.Ma Andalan Cabang Urusan Siaga
12.    Nornawati, S.Ag Andalan Cabang Urusan Siaga
13.    Syamsul Ma’arif, S.Pd Andalan Cabang Urusan Galang
14.    S u r a t i, S.Pd Andalan Cabang Urusan Galang
15.    Muhammad Rusni, S.Pd Andalan Cabang Ur. Tegak/Dega
16.    Endang Handajani, S.Pd Andalan Cabang Ur. Tegak/Dega
17.    Drs. H. Fadliyadi, M.Ag Andalan Cabang Urusan Rohani
18.    Noor Risdawati, S.Ag Andalan Cabang Urusan Rohani
19.    Drs. H. K. O. Amrullah, MM Andalan Cabang Ur. Binawasa
20.    Hj. Rusminiwati, S.Pd Andalan Cabang Ur. Binawasa
21.    Kapten Inf. M. Nasib Tanjung Andalan Cabang Urusan Diklat
22.    Drs. H. Jauhari Effendi, MM Andalan Cabang Urusan Orkum
23.    H. Burhanuddin, S.Sos Andalan Cabang Ur. Perencanaan
24.    Drs. H. M. Dimyati Andalan Cabang Urusan Litbang
25.    Syarifuddin, S.Pd Andalan Cabang Ur. Korwilut
26.    Tekawandi, S.Pd.SD Andalan Cabang Ur. Korwilteng
27.    Drs. Akhmad Kamjeni Andalan Cabang Ur. Korwilsel
28.    Mizumara, SE, M.Si Andalan Cabang Ur. Keuangan
29.    Syarif Hidayat, S.Pd Andalan Cabang Ur. Keuangan
30.    Nunci Kasuma, A.Md Andalan Cabang Urusan Usada
31.    A s n i a h, A.Md Andalan Cabang Urusan Usada
32.    H. Hanafi, S.Sos Andalan Cabang Urusan Sarana
33.    Dwi Hasna Kurniawan, S.Pd Andalan Cabang Urusan Sarana
34.    Rahmanuddin, S.Sos Andalan Cabang Urusan Abdimas
35.    Rini Sundari, S.Pd Andalan Cabang Urusan Humas
36.    Budhi Santoso, S.Pd.I Andalan Cabang Urusan PLB
37.    Drs. H. Akhmad Tajuddin, M.Si Andalan Cabang Urusan Saka
38.    Erwan Hamsani, A.Ma Andalan Cabang Urusan DKC
39.    Khairul Fuad Andalan Cabang / Ketua DKC
40.    M a r j a n a h Andalan Cabang / Waka DKC



http://www.kwarcabtabalong.net/kwarcab/Data_Kwarcab.htm

Tuesday, 23 October 2012

Bung Karno : Pidato Di Depan Pimpinan Pandu Indonesia




Pidato PJM Presiden pada hari Kamis,
tanggal 9 Maret 1961,  djam 20.00 jang
disampaikan kepada Para Pemimpin Pandu
jang mewakili Organisasi-organisasi Kepanduan jang terdapat di Indonesia.

Saudara-saudara sekalian,
Ada satu hal yang amat penting, jang hendak saja beritahukan kepada Saudara-saudara sekalian sebagai berikut :

Saudara-saudara sekalian mengetahui, bahwa kita sekarang ini sedang didalam satu revolusi jang maha hebat. Malah satu revolusi jang sebagai saja kata-kan didalam salah satu pidato, lebih besar daripada revolusi lain-lain Bangsa; lebih besar daripada revolusi Amerika abad ke-18; lebih besar dari revolusi Perantjis -achirabad ke-18; lebih besar daripada revolusi Sovjet, ialah oleh karena revolusi kita ini satu revolusi jang kataku tempo hari ber-pantja¬muka, ja- revolusi Nasional, ja, revolusi poltik, ja, revolusi sosial, ja revolusi kebudajaan kultureel, ja, revolusi membangun manusia Indonesia baru; sedangkan revolusi-revolusi-jang lain itu adalah revolusi-revolusi jang eka¬muka, paling-paling revolusi dwi-muka. Tetapi kita punja revolusi adalah satu revolusi pantja-muka, malahan djika memakai bahasa asing, saja katakan bahwa revolusi kita itu adalah satu "summing up of many revolutions in one generation".

Hal ini saudara-saudara, harus saudara mengerti, bahwa revolusi kita revolusi pantjamuka itu bukan revolusi bikinan seseorang Pemimpin. Bukan bikinan saja, bukan bikinan Pandu Agung Sri Sultan, bukan bikinan seseorang pemimpin, tetapi adalah satu revolusi didasarkan tindakan daripada Masjarakat sendiri. Ja - revolusi itu tidak bisa dibendung, sebaliknja revolusi itu tidak boleh tidak harus lahir dan berdjalan. Oleh karena revolusi kita ini - revolusi kita ini revolusi bikinan Masjarakat, lahir dari kandungan Masjarakat, oleh karena itulah, maka didalam revolusi kita ini, laksana terhimpunlah segala gelora kehendak-kehendak "adreng" kata orang Djawa daripada Rakjat Masjarakat itu.

Maka oleh karena itu, maka revolusi kita sekarang ini, saja namakan pula untuk memberikan karakteristik kepadanja "satu revolution of rising demands". Nah, anak kelihatan sedikit mikir. Apa itu rising demands. Revolusi kita itu adalah satu revolusi jang tumbuh dari Masjarakat, jang adalah peng-utara-an daripada segenap keadrengan Masjarakat itu, maka revolusi kita itu boleh dikatakan, makin lama makin berkobar, mulai dengan api ketjil, makin lama makin besar, makin lama makin besar, makin lama makin besar. Adrengnja Masjarakat inilah djuga makin lama makin besar. Revolusi sebagai peng-utara-an daripada kehendak keinginan Rakjat ini, revolusi kita itu menjadi satu revolusi "revolution of rising demands". Rising itu artinya: tambah-tambah-tambah-tambah-tambah-tambah. Demands berarti: tuntutan, djadi bukan sekedar minta. Tuntutan.

Rakjat makin lama makin tambah tuntutannya. Dulu Rakjat misalnja sekedar menghendaki agar supaja bisa makan nasi 2 kali sehari, sekarang tidak. Tuntutan itu sudah berobah 3 kali sehari. Dahulu Rakjat sudah senang, kalau anaknja bersekolah Rakjat. Tidak sekarang ini. Rakjat menghendaki supaja anak-anaknya masuk ke Perguruan Tinggi. Dahulu Rakjat sudah senang djikalau didalam tiap-tiap rumah sudah ada lampu tjempor - tidak gelap, tetapi sudah ada lampu tjempor. Tidak, sekarang ini Rakjat menuntut di-tiap-tiap rumah hendaknja diadakan lampu listrik. Oleh karena itulah oleh karena revolusi kita adalah satu revolusi, satu revolution of rising demands maka revolusi kita ini saudara-saudara achirnja menjadi satu revolusi pembangunan jang sehebat-hebatnja.

Satu revolusi, jang kataku - meng-emban Amanat Penderitaan Rakjat. Segenap hal jang olehnja Rakjat derita¬kan berpuluh-puluh tahun, sekarang ini nampak didalam "demands"-nja revolusi itu. Oleh karena itu maka revolusi kita sekarang ini kataku adalah satu revolusi peng-emban Amanat Penderitaan Rakjat. Nah, apa Amanat Penderitaan Rakjat ?

Sudah sering Saudara-saudara mendengar. 
Pertama : Rakjat menghendaki kita hidup merdeka sebagai satu bangsa jang bernegara Republik Indonesia, berwilajah kekuasaan antara Sabang dan Merauke;
Kedua     ; Rakjat menghendaki agar supaja Rakjat itu hidup dalam satu Masjarakat jang adil dan mak
mur, tanpa penindasan dan penghisapan, tanpa - demikian kataku memakai bahasa Perantjis: "Exploitation de l'homme par l'homme".

Ini Amanat Penderitaan Rakjat itu, menjadi amanat, bukan sadja kepada Pemimpin-pemimpin, tetapi seluruh gene¬rasi jang hidup sekarang. Diamanatkan oleh Rakjat, baik jang masih hidup, maupun jang sudah wafat, agar supaja generasi jang sekarang ini, menjelenggarakan apa jang dideritakan oleh Rakjat berpuluh-puluh tahun itu. Amanat Penderitaan Rakjat ini dalam waktu-waktu jang terachir ini digoreskan dengan djelas dalam apa jang dinamakan MANIPOL dan USDEK. Manipol jaitu Pidato Presiden tanggal 17 Agustus lebih 2 tahun jang lalu. USDEK ialah pemerasan daripada Manipol itu. Undang-Undang Dasar 45, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, Kepribadian Indonesia sendiri.

Hal itu sudah djelas bagi Saudara-saudara sekalian.
Amanat Penderitaan Rakjat jang digoreskan setjara bisa dilihat, bisa dibatja, bisa dimengertikan dalam MANIPOL dan USDEK itu, harus diselenggarakan. Maka oleh karena itu, tempo hari, Negara membentuk Dewan Perantjang Nasional, DEPERNAS dan Dewan Perantjang Nasional ini telah menjusun satu pola pembangunan Nasional Semesta jang terkenal sebagai pola Pembangunan Tahapan Pertama 8 tahun. Untuk dengan penjelenggaraan pola ini segenap apa jang ditjita-tjitakan oleh Rakjat, segenap apa jang dideritakan oleh Rakjat itu, bisa terse¬lenggara. Kita sekarang ini datang pada saat menjelanggarakan pola pembangunan itu. Kita sekarang ini sudah sampai pada saat apa jang menjadi pokok daripada Amanat Penderitaan Rakjat.

Politik harus kita selenggarakan, jaitu memperlengkapi Negara kita agar supaja negara kita ini sesuai dengan apa jang diamanatkan oleh Rakjat dalam penderitaannja, mendjadi satu Negara jang betul-betul berwilajah kekuasa¬an antara Sabang dan Merauke, dengan memasukkan wilajah Irian Barat kedalam wilajah kekuasaan Republik.

Ini adalah amanat jang kita pikul semuanja. Kita menjelenggarakan Masjarakat jang adil dan makmur jang tahapan pertama daripada penjelenggaraan ini tergores dengan djelas didalam pola jang dibuat oleh DEPERNAS, jang garis besarnja kemudian diterima baik oleh MPRS dalam ketetapannja aksara ke-2 romawi. Dus kita ini meng¬hadapi penjelenggaraan dan penjelenggaraan itu, pimpinan putjuknja oleh Lembaga jang tertinggi daripada Tanah¬air, daripada Rakjat kita ini "saja", sajalah oleh MPRS diserahi menjelenggarakan hal ini. Sajalah didjadikan mandataris daripada MPRS Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara itu. Tetapi saja sekedar diberi, ja - mendjadi putjuk pimpinan daripada penjelenggaraan ini. Sebagai tadi kukatakan, penjelenggaraannja ialah oleh seluruh Rakjat Indonesia. Sebagai tadi saja katakan Amanat Penderitaan Rakjat itu diemban, bukan sadja oleh saja sebagai mandataris, bukan sadja oleh Pandu Agung Sri Sultan Hamengku Buwono, bukan sadja oleh Menteri PP dan K - Dr. Prijono, bukan sadja oleh Menteri Transkopemada Achmadi, tetapi kita sekalian. Ja saja, ja - Sri Sultan, ja - Pak Prijono, ja - Pak Achmadi, ja saudara, ja saudara, ja saudara, ja saudara - kita semuanja.

Disini, dalam hal penjelenggaraan ini, politik, apalagi sosial ekonomis, kewadjiban daripada Pemuda adalah besar sekali. Saudara-saudara sebagai Pandu bergerak dilingkungan Pemuda-pemuda dan saja menghendaki, agar supaja Pemuda pemuda ini semuanja mendjadi penjelenggara dari dari pada Amanat Penderitaan Rakjat. Supaj a Pemuda-pemuda ini benar-benar mendjadi nanti Warga Negara Republik Indonesia jang tiap-tiap Warga Negara adalah penjelenggara daripada Amanat Penderitaan Rakjat.

Pendidikan pada Pemuda dan Pemudi biasanja terletak dalam 3 bidang. Bidang kekeluargaan disitulah sang anak dididik, sehingga mendjadi manusia jang sedjati. Dalam pengertian kita ialah bukan sekedar manusia jang sedjati, tetapi djuga Warga Negara jang sebaik-baiknja. Dibidang Sekolahan anak dididik didalam sekolahan-sekolahan itu. Ada bidang jang ke-3. Bidang ke-3 ini ialah apa jang lazim dinamakan KEPANDUAN.

Dibidang keluarga Negara memberi didikan sedapat mungkin djuga kepada orang-orang tuanja sehingga seluruh rakjat Indonesia itu berdjiwakan MANIPOL USDEK, sehingga orang-orang tua ini memberi didikan kepada anak¬anaknja djuga mendjadi orang orang jang djiwanja adalah manipol usdek - Pantjasila dan lain-lain sebagainja.

Dibidang sekolah demikian pula dengan gembira tetapi belum dengan puas boleh kita konstateer bahwa sekarang ini sudah banjak sekali putera-putera dan puteri-puteri Indonesia duduk dibangku sekolahan. Mitsalnja long mengenai sekolah rakjat. Dahulu dalam djaman Belanda hanja tiga perempat djuta murid-murid sekolah rakjat diseluruh Indonesia, seluruh Nederlandsch Indie. Sekarang ini djumlah murid-murid sekolah rakjat sadja, Negeri¬nja - Sekolah rakjat Negeri opmerking Pak Prijono - Menteri P.P. dan K - sudah hampir mentjapai 9 djuta. Negeri, sekolah rakjat Negeri. Kalau ditambah dengan sekolah rakjat swasta, mendjadi hampir 16 djuta. Belum djumlah murid-murid sekolah landjutan, belum mahasiswa mahasiswi. Pendek didalam perbidangan pendidikan anak-anak kita dalam sekolah-sekolah kita sudah boleh mengatakan bahwa kita ini telah mentjapai hatsil jang,lumajan, belum memuaskan, tetapi sudah lumajan.

Tetapi dalam perbidangan kepanduan, tjoba lihat, bukan sadja rakjat Indonesia jang 92 djuta djumlahnja itu, berapa anak-anak jang sebenarnja harus mendjadi pandu. Ambil dari umur 6 tahun, sampai umur 22 lah. Kalau kita hitung djumlah kepala anak-anak kita laki dan perempuan antara 6 tahun dan 22 tahun, sedikitnja adalah 20 djuta. Tapi daripada 20 djuta ini, berapa jang mendjadi pandu ?

Limabelas tahun sesudah kita mengadakan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, berapa djumlah pandu kita? Ja pandu jang di Kotaradja, ja di Medan, ja di Pematangsiantar, ja di Padang, ja di Palembang, terus seluruh Indonesia sampai ke Tual, dekat Irian Barat. Berapa djumlah Pandu kita? Kalau saudara-saudara belum mengetahui, hitung punja hitung, djumlah punja djumlah, gunggung punja gunggung, tidak melebihi setengah djuta. Padahal jang sebetulnja Pandu-fehig jaitu jang musti mendjadi Pandu, kataku tadi sedikitnja 20 djuta.

Kalau saudara-saudara ingin mendapat angka jang exact 23 koma sekian djuta. Jang mendjadi Pandu hanja setengah djuta, belum sampai djuga. Lha ini ada, ada sebabnja. Apa ini sebabnja ini? "There must be something wrong" didalam kepanduan Indonesia. Limabelas tahun kita bekerdja, limabelas tahun kita membangun perumah¬an kepanduan ini itu, ini itu, hatsilnja tjuma setengah djuta, itupun belum sampai, hampir-hampir setengah djuta. There is somethin wrong didalam kepanduan Indonesia ini? Dan setengah djuta itu termasuk didalam organisasi kepanduan berapa ?

Huh, huh huh huh huh huh. Saja kira Pandu Agung kita tidak akan salah kalau saja berkata: hampir-hampir 60 buah, ja pandu ini, ja pandu itu. 60 buah organisasi pandu, dengan djumlah zegge en schrijve tidak lebih dari setengah djuta. Nah   there is something wrong. Pokoknja daripada ke-"wrong"-an salahnja itu ialah Kepanduan kita sekarang ini tidak sesuai dengan "ke-adrengan" rakjat ini tadi. Rakjat menghendaki agar supaja amanat penderitaan rakjat diselenggarakan baik politis maupun sosial-ekonomis. Hee   Kepanduan kepanduan kita jang 50, 60 djumlah organisasi itu sama sekali tidak ada resonansi kepada hal hal jang ditjita-tjitakan, jang dibutuhkan oleh rakjat ini. Rakjat menghendaki kita industrialisasi mitsalnja. Mana organisasi kepanduan kita jang bisa kita anggap lha ini nanti jang mendjadi kader industrialisasi. Rakjat menghendaki kitamakan 3 kali nasi satu hari dus produksi beras harus sekian.

Mana Pandu kita jang tahu hal pertanian beras, padi, djagung. Rakjat menghendaki supaja kita ini betul-betul hidup nanti didalam satu masjarakat jang merdeka, tanpa "exploitation de l'homme par l'homme", satu masjarakat jang adil dan makmur, satu masjarakat jang sosialis Indonesia. Tapi pandu-pandu kita kebanjakan dari pandu-pandu kita ini didik ja biasalah  - touwknopen, bisa mengikat tali, bisa berkemah, bisa mendjadi - kata orang Belanda - Woudlopers    ho bisa menjusur djalan hutan    o  Kalau hal woudloper, kita ini sebelum ada kepanduan kita. ini memang dari dahulu sudah woudloper saudara saudara. Woudloper artinja ini saja ahli berdjalan dihutan hutan. Sebaliknja aku bisa memberitahu kepada saudara-saudara kekagumanku kalau aku melihat peri-kehidupan organisasi pemuda diluar negeri. Saja bukan orang Komunis, tetapi saja sering mendatangi Negara-negara jang dinamakan Negara-negara Komunis    wah    kagum kalau saja melihat.

Pernah saja datang mitsalnja didalam rumah pemuda pemudi di Svetlotsk, atau di Sjanghai atau dipaling achir ini di Sofia    kagum-kagum. Saja melihat pemuda pemudi jang berumur 12-13 tahun berkerumun, sedang apa mereka itu membikin maquette dari pada satu hydro-electric plant. Hydro-electric plant jaitu    hydro itu air, electric listrik, plant itu pabrik    pabrik listrik jang didjalankan oleh tenaga air. Mereka membikin maquette, mereka mengetahui bahwa agar supaja kita nanti      agar supaja bisa membangunkan listrik. Air sungai ini dibendung dam lantas mereka membikin bendungan airnja. Dari bendungan itu ada pipa kebawah jang harus ada perbedaan antara muka air atas dan muka air jang bawah itu sekian. Disana ada kintjir, kintjir itu berdjalan karena tenaga air. Djadi pokok-pokok dari pada hydro-electric plant anak-anak jang umur 12 tahun ini  mengerti, bukan sadja mengerti malahan mereka menjelenggarakan membikin hydro electric plant ketjil-ketjilan. Saja melihat itu kintjirnja itu dibawah berdjalan, Sang Pandu jang umur 12 tahun itu menerangkan nah ini 
kintjir ini lantas membangunkan tenaga listrik. Saja pernah datang didalam satu zaal jang sekian besarnj a - oh    itu djalan kereta api ada setasionnja ada weselnja ada lokomotifnja ada ininja dan itunja, mereka mengerti hal kekeretaapian, mengerti hal rahasia uap, mengerti hal rahasia listrik.

Pandu kita apa paling-paling pandai      yell, yell, yell. Pandu-pandu paling-paling pandai mendjadi
woudloper, kataku tadi, orang hutan. Dan karena itu aku berkata: Oleh karena kepanduan Indonesia ini didalam lima belas tahun ini tidak memenuhi kebutuhan tjita-tjita rakjat, tidak memenuhi apa jang mendjadi penderitaan rakjat, maka itu hatsilnja limabelas tahun bekerdja, hanja hampir setengah djuta Pandu kita. Saja sendiri saudara-saudara melihat orang tua minta anaknja keluar dari Kepanduan, karena is tidak puas. Pandu-pandu sendiri sudah masuk minta keluar lagi, karena tidak puas. Terdjadi pula dengan anakku sendiri. Anakku sendiri dahulu saja suruh masuk kepanduan, jang mereka giat di Kepanduan 6 bulan, kemudian keluar  Kena apa ? ......  Pak, apa itu kepanduan itu, nggak bisa tahu beladjar apa-apa.

Nah, maka oleh karena itu aku sekarang ini saudara2 sebagai Mandataris MPRS, jang harus menjelenggarakan segala sesuatu agar supaja program jang disusun oleh MPRS bisa berdjalan, agar supaja Amanat Penderitaan Rakjat bisa berdjalan, perlu mengambil tindakan2 untuk memperbaiki hal jang "Wrong" di dalam alam kepanduan itu. Ternjata 60 organisasi itu tidak benar, artinja masak kita satu bangsa jang menghadapi Amanat Penderitaan Rak jat mem punjai 60 djumlah organisasi kepanduan. Ini harus diretool. Harus diretool, didjadikan satu organisasi sadja dan didalam satu organisasi ini maka diberi isi jang lain daripada jang dahulu. Bukan sekadar touwknopen, bisa apa itu bahasa Indonesianja-mbundelken tali dan melepaskan tali lagi, bukan sekadar bisa yell bukan sekadar sadja bisa woudloper tidak  Saja menghendaki agar supaja semua pemuda pemudi Indonesia ini dididik agar supaja nanti bisa mendjadi kader dari pada pembangunan baik pembangunan politik maupun pembangunan sosial ekonomis, jaitu pembangunan pelaksanaan daripada Amanat Penderitaan Rakjat.

Enam puluh ganti, robah menjadi satu. Dan saja sudah mengadakan pembitjaraan jang mendalam sekali dengan Pandu Agung Sri Sultan Hamengku Buwono, dengan Dr. Azis Saleh Brigadir Djendral kita jang sangat sekali banjak bergerak didalam alam kepanduan, dan malah saja telah minta kepada Bapak dua orang ini agar supaja memberi tahukan idee pemersatuan itu kepada seluruh dunia kepanduan. Enam puluh organisasi kepanduan hendaknja dirobah mendjadi satu organisasi sadja. Satu organisasi berdasarkan atas Pantjasila. Satu organisasi jang berdasarkan atas silanja seluruh Negara Republik Indonesia, seluruh rakjat. Indonesia, seluruh bangsa Indonesia. jaitu Pantjasila.

Putjuk pimpinanja pun satu. Saja sendiri akan mendjadi Pemimpin Tertinggi daripada kepanduan jang satu ini, dengan ini saja minta dibantu oleh Pandu Agung Sri Sultan Hamengku Buwono. Satu organisasi dengan putjuk pimpinan satu, jaitu saja dengan Pandu Agung, Sri Sultan Hamengku Buwono, berdasarkan atas Pantjasila, bertudjuan membangun membentuk kader jang tjakap, kader jang bersemangat, kader jang mengerti daripada penjelenggaraan Amanat Penderitaan Rakjat.

Satu organisasi ini sudah njata saudara2, perlunja. Supaja benar2 kita bisa memberi pimpinan kerahan tenaga jang se-baik2 nja. Dalam limabelas tahun ini saudara2, kita telah mengalami pengalaman2 jang pahit. Antara pengalaman2 jang pahit2 itu ialah bahwa sistim federasi ternjata tidak tepat. Sistim federasi terutama sekali didalam alam revolusi kita sekarang ini jang makin lama makin membumbung. Kita di-mana2 saudara bekerdj a untuk memusatkan segenap tenaga. Didalam alam kepanduanpun, segenap tenaga itu harus dipusatkan. Kita harus meninggalkan sistim federasi. Saja harap agar supaja kepanduan2 ini organisasi2 nja meleburkan dari dan oleh karena tadi saja sudah berkata, "Satu", maka saja sebagai Presiden, Panglima Tertinggi, Peperti, Mandataris dari pada MPRS, bahkan jang oleh MPRS dinamakan Pemimpin Besar Revolusi, akan melarang, sesuatu kepanduan diluar dari pada jang satu ini.

Nanti djikalau sudah dilebur kepanduan2 ini hanja ada satu; diluar jang satu ini tidak boleh, dilarang.
Jang terang2 an pandu dilarang, diluar satu itu, jang gecamou-fleerd - pura2- Pandu atau bukan Pandu tetapi sebetulnja gerakan jang sedemikian, pun akan saja larang. Ini tjamkan, saudara2. Tidak boleh ada sesuatu organisasi Pandu diluar jang satu ini, tidak boleh ada sesuatu organisasi - ja nanti barangkali namanja dikatakan organisasi pemuda, jang sebenarnja adalah camauflage dari pada kepanduan diluar ini.

Hanja satu ini saudara2 : Berdasarkan Pantjasila, bertudjuan untuk membentuk warga negara bagi penjelenggaraan Amanat Penderitaan Rakjat. Namanja satu. Oleh karena organisasi2 satu namanjapun satu. Dan nama ini harus sesuai dengan kepribadian Indonesia.Tadi sudah saja katakan, kita ini berdiri di atas USDEK. K- Kepnibadian Indonesia. Namanjapun harus satu nama jang sesuai dengan Kepribadian Indonesia. Dan saja kira untuk nama itu nama PRAMUKA adalah baik. Djadi nanti, hanja ada satu organisasi PRAMUKA. Saja sebagai tadi saja katakan, telah minta kepada Sri Sultan Hamengku Buwono dan Brigadir Djenderal Azis Saleh, untuk memberikan tahu konsepsi ini kepada seluruh kepanduan Indonesia dan baik Sri Sultan Hamengku Buwono maupun Brig.Djen. Azis Saleh telah memberi chabar kepada saja, kabar jang amat menggembirakan, bahwa pada prinsipnja semua organisasi kepanduan di Indonesia jang 60 buah ini setudju. Setudju untuk melebur¬kan diri dalam stu organisasi kepanduan jang bernama PRAMUKA.

Maka sekarang saudara2 karena meurut Sri Sultan dan Brig Djen. Azis Saleh sudah njata bahwa pada prinsipnja seluruh sudah seluruh kepanduan, organisasi kepanduan telah setudju kepada peleburan ini, maka seka¬rang saja dijadikan tjita2 konsepsi ini satu perintah. Saja sebagai Presiden, sebagai Panglima Tertinggi, sebagai Mandataris, sebagai Peperti, sebagai Pemimpin Besar Revolusi, sebagai jang diberikan titel itu kepada saja oleh MPRS, memerintahkan sekarang kepada seluruh kepanduan Indonesia, untuk meleburkan diri didalam satu organisasi baru jang bernama PRAMUKA. Dengan saja sendiri sebagai PANDU TERTINGGI atau PRAMUKA TERTINGGI, dengan dibantu oleh Sri Sultan Hamengku Buwono.

Untuk menjelenggarakan perintah ini, saja membentuk satu panitia penjelenggaraan. Terdiri dari 4 orang. Panitia penjelenggaraan itu ialah terdiri dari pada Sri Sultan Hamengku Buwono, Menteri PP dan K Dr. Prijono, Menteri Brigadir Djenderal Dr. Azis Saleh, Menteri Achmadi. Kepada 4 orang ini saja pertjajakan sekarang penjelenggaraan dari pada perintah saja ini. Saja ulangi, Sri Sultan Hamengku Buwono, Menteri PP dan K, Menteri Brigadir Djenderal Azis Saleh, Menteri Achmadi. Empat orang, menjelenggarakan agar supaja dalam waktu jang singkat semua organisasi kepanduan meleburkan din dalam gerakan PRAMUKA, berdasarkan Pantjasila, bertudjuan membentuk kader penjelenggaraan Amanat Penderitaan Rakjat.

Saja harap agar supaja nanti pada tanggal 17 Agustus 1961 sudah tampak oleh    pemuda pemudi
PRAMUKA ini berbaris dengan sigap. Bukan sadja di Djakarta, tetapi diseluruh tempat2 jang penting di Indonesia. Sehingga seluruh rakjatpun melihat bahwa kita sekarang ini dalam penjelenggaraan dari pada apa jang diamanatkan oleh rakjat Indonesia itu, didalam penderitaannja jang berpuluh2 tahun. Inilah amanatku kepada saudara2 sekalian.

Sekarang saudara2 sekalian, sesudah amanat dan perintah saja ini, berpalinglah muka kepada Sri Sultan Hamengku Buwono, Menteri PPK, Menteri Azis Saleh, Menteri Achmadi. Diselenggarakan perintah saja ini dan saja tadi harapkan tanggal 17 Agustus sudah tampak PRAMUKA berjalan.


Sekian.
Disalin dari "rekaman"
oleh : Sekretariat PERKINDO.
Djakarta, 10 Mart 1961.


Sumber :
Buku, Patah Tumbuh Hilang Berganti, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 1977


Catatan redaksi :
Naskah Pidato ini ditulis dengan ejaan lama yang berlaku sebelum ada ejaan yang disempurnakan (EYD) yang sekarang berlaku dalam penulisan dan pengucapan Bahasa Indonesia. Perubahan tsb adalah :  ejaan lama (tj) - ejaan baru menjadi (c). Ejaan lama (dj) ejaan baru  menjadi (j), ejaan lama (j) menjadi (y).

Monday, 22 October 2012

Merangkai Gambar (Permainan Kepemimpinan Penegak)




Konsep
Merangkai gambar merupakan sebuah permainan yang sederhana yaitu : bekerja secara kelompok untuk  merangkai potongan-potongan gambar sehingga menjadi sebuah gambar yang utuh. Meski demikian dengan rekayasa tertentu pemainan ini dapat menjadi media memahami, meghayati dan melatih seorang Pramuka Penegak Pandega dalam hal menganalisis situasi, mengambil keputusan dan mengembangkan inisiatif demi terwujudnya efektifitas kerja sebuah kelomopok/sangga. 

Alur Permainan
Alur permainan ini agar efektif sebagai media pembelajaran dan pengembangan potensi kepemimpinan para Pramuka Penegak dan Pandega maka harus diterapkan dengan urutan : bermain – mengalami – menghayati – mendiskusikan – menyimpulkan dan mengambil pelajaran. Alur yang demikian merupakan salah satu metode pendidikan andragogi atau pendidikan orang dewasa atau juga sering disebut dengan pendidikan partisipatif, yang sangat sesuai dengan alam Pramuka Penegak dan Pandega.
 

Spesifikasi
  • Format     :    Permainan Beregu
  • Waktu      :    15 - 45 menit
  • Tempat     :    Di luar atau di dalam runag
  • Peserta     :    Sangga atau membentuk kelompok baru khusus untuk permainan ini
  • Peralatan :   karton, spidol, papan tulis atau papan penyangga karton, gambar dan potongan-potongannya.
Tujuan : 
  • Menunjukkan perilaku dan respon kelompok dalam menangani sebuah masalah/perkejaan dengan informasi yang kurang lengkap maupun dengan informasi yang lengkap.
  • Memberikan penghayatan dan pengalaman bagai membentuk kerjasama yang baik dalam sebuah tim untuk berbagai keadaan.
  • Memberikan pemahaman tentang terbentuknya tingkat kekompakan interaksi di dalam tim, termasuk perilaku dan inisiatip individu dalam kelompok ketika berhadapan dengan berbagai situasi.
Prosedur permainan

Tahap/Putaran Pertama
  1. Kakak Pembina menyiapkan    gambar yang sudah dipotong-potong kemudian  dimasukan dalam sampul.  1 sampul berisi  satu gambar yang sudah dipotong menjadi  beberapa bagian (makin banyak potongan akan semakin sulit).
  2. Bentuk gambar bisa disesuaikan dengan tema, misalnya jika temanya  patriotisme maka bisa gambar pulau di Indonesia, gambar tokoh sejarah, gambar peristiwa perang kemerdekaan, dll.
  3. Kakak Pembina membagi 1 sampul untuk 1 sangga/kelompok, hingga semua sangga/kelompok yang ada memperoleh bagian semua.
  4. Kakak Pembina menjelaskan tugas setiap kelompok adalah merangkai potongan-potongan gambar yang ada didalam sampul agar bisa menjadi gambar utuh dan bisa dipahami.
  5. Kakak Pembina meminta kelompok berpencar  menyelesaikan tugasnya dan harus selesai dalam waktu 10 menit.
  6. Kakak Pembina memberikan aba-aba, tugas dimulai, kemudian Kakak Pembina dibantu oleh Pembantu Pembina mengamati perilaku interaksi individu dalam setiap kelompok.
  7. Setelah sepuluh menit, Kakak Pembina memberikan aba-aba tugas selesai. Kakak Pembina memeriksa mana kelompok yang bisa selesai, mana yang tidak selesai, mana yang gagal total. 
  8. Masing-masing kelompok diminta mendiskusikan dan  menyimpulkan alasan mengenai  proses dan hasil kerjanya. Hasil diskusi ditulis di karton yang telah disediakan.
Tahap/Putaran Kedua
  1. Kakak Pembina menyiapkan    gambar yang sudah dipotong-potong kemudian  dimasukan dalam sampul.  1 sampul berisi  satu gambar utuh dan gabar utuh dimaksud yang sudah dipotong menjadi  beberapa bagian.
  2. Bentuk gambar adalah sama seperti dengan gambar yang disampaikan atau dijadikan sebagai materi permainan pada putran pertama.
  3. Kakak Pembina membagi 1 sampul untuk 1 sangga/kelompok, hingga semua sangga/kelompok yang ada memperoleh bagian semua.
  4. Kakak Pembina menjelaskan tugas setiap kelompok adalah merangkai potongan-potongan gambar yang ada didalam sampul  sesuai atau merujuk denga gambar utuh yang juga ada didalam sampul tersebut.
  5. Kakak Pembina meminta kelompok berpencar  menyelesaikan tugasnya dan harus selesai dalam waktu 10 menit.
  6. Kakak Pembina memberikan aba-aba, tugas dimulai, kemudian Kakak Pembina dibantu oleh Pembantu Pembina mengamati perilaku interaksi individu dalam setiap kelompok.
  7. Setelah sepuluh menit, Kakak Pembina memberikan aba-aba tugas selesai. Kakak Pembina memeriksa mana kelompok yang bisa selesai, mana yang tidak selesai, mana yang gagal total. Masing-masing kelompok diminta mendiskusikan dan  menyimpulkan alasan mengenai  proses dan hasil kerjanya.
Kecenderungan yang terjadi
  1. Pada permainan tahap pertama, sangga atau kelompok akan dilanda kebingungan karena harus terlebih dahulu menebak  bentuk gambar apa. Dalam proses menebak ini bisa timbul kegaduhan, jalan buntuk, kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
  2. Dalam kondisi kelompok seperti di atas maka akan terlihat individu yang mengambil inisiatif namun menjadikan peran dirinya sangat dominan, indivisu yang mampu mengambil inisiatip dengan mengjak semua anggota kelompok untuk berkontribusi memecahkan masalah, ada juga invdividu yang hanya pasrah mengikuti apa kemauan kelompoknya.
  3. Pada permainan tahap kedua, sangga atau kelompok relative sudah bisa terkordinasi dengan baik karena memiliki referensi (data) untuk mengambil keputusan atau melaksanakan pekerjaan.
  4. Namun dalam permainan tahap kedua tetap ada titik kritis yaitu bagaimana sebuah kelompok mampu mengambil keputusan bersama dengan alur yang jelas dari mulai proses identifikasi, eksekusi, hingga evaluasi. Meski ada referensi gambar jika kelompok bekerja tidak terpola maka bisa akan mengalami kegagalan juga.
Diskusi
  1. Atas dasar kecenderungan di atas dan hasil pengematan ketika masing-masing kelompok bekerja maka Kakak Pembina menyelenggarakan forum diskusi, dengan tahapan :
  2. Setiap kelompok diminta presentasi atas apa yang dialaminya dan pengaruhnya terhadap hasil kerjanya baik pada putaran pertama atau kedua.
  3. Kakak Pembina didalam diskusi atau membahas presentasi kelompok  dapat mengarahkan kepada hal-hal sbb :
              a.    Mengapa ada peserta yang aktif dan pasif?
              b.    Faktor apa yang mempengaruhi sifat dominan seseorang di dalam kelompok?
              c.    Bagaimana idealnya menyelesaikan tugas di dalam kelompok?
              d.    Dalam hal menyusun gambar (menghadapi tugas/maslah)  apakah perlu
                     ditentukan pimpinan kelompok untuk mengatur perangkaian gambar?
              e.    Bagaimana mengakomodasi pendapat peserta dalam kelompok?

Kesimpulan
  1. Data atau referensi sangat penting untuk mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh sebuh kelompok.
  2. Kelompok yang tidak terorganisasi cenderung akan memunculkan figur-figur yang ingin menempatkan dirinya sebagai pemimpin dengan berbagai tipe ada yang  demokratis, ada yang otoriter (dominan)  da nada yang serba mengambang.
  3. Proses pengambilan keputusan/pemecahan masalah yang benar akan menghasilkan hasil kerja secara efisien dan efektif.  Oleh sebab itu setiap pemimpin harus mengusai prosedur pengambilan keputusan/pemecahan masalah dengan baik sehingga bisa mengarahkan anggota kelompoknya bekerja dengan baik.
  4. Perilaku dalam individu dalam kelompok yang mengalami tekanan suatu tugas/target pekerjaan sering bermacam-macam. Dalam kasus merangkai gambar di atas  akan terlihat terkadang ada anggota kelompok yang terlalu mengurusi kerja peserta lain,  misalnya, ada seorang anggota yang cara melekatkan potongan gambar dengan menggeser - kemudian peserta lain mengomentari supaya jangan menggeser karena tidak efektif - peserta yang diingatkan tidak terima dan mengomentari balik - dengan mengatakan  cara tidak penting yang penting adalah hasil dan  mutunya, dst. Situasi semacam itu akan menimbulkan debat yang tidak berkesudahan dan bisa melupkan tugas utama kelompoknya.
  5. Permainan di atas, bisa ditarik kesimpulan dengan kehidupan berorganisasi. Dalam organisasi wajar jika ada perbedaan tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian dan para pengurusnya. Masing-masing bagian itu harus saling mengisi, saling mendukung, saling kerjasama untuk memperolah haisl yang terbaik.  Kerja sama-sama  sangat berbeda prosed dan hasilnya dengan kerja sama.
Variasi
  1. Untuk meramaikan suasana, Kakak Pembina setelah diskusi bisa memberikan hadiah kepada kelompok/sangga yang  tercepat  dalam menyelesaikan masalah.
  2. Permainan ini bisa dilaksanakan sebagai materi latihan rutin mingguan, atau acara orientasi penerimaan calon penegak,  pada acara gladian kepemimpinan atau bahkaan menjadi bagian dari acara perkemahan.
  3. Dengan modifikasi dan variasi seperlunya acara ini juga bisa diterapkan untuk Pramuka Penggalang.
  4. Gambar hanya salah satu media, Kakak Pembina bisa menggunakan media lain yang lebih atraktif, komunikatif dan memiliki daya tarik tinggi.

 Selamat memandu. Salam Pramuka.

Sumber :
Dr. Adi Soenarno, MBA, "Ice Breaker, Permainan Atraktif Edukatif untuk Pelatihan Manajemen",  Penerbit ANDI Yogyakarta, 2005.

Diadaptasi & ditulis ulang untuk keperluan "Ensiklopedia Pramuka"  ('aiw)


Tali - temali : Jenis-jenis Ikatan




Ikatan Palang
 

Gambar 1  : buatlah simpul palang pada tiang Z, lalu belitkan sisa simpul itu (A) pada a

Gambar 2 :   belitkan  tali a berkali-kali melalui tiang Y dan Z



Gambar 3 :        Kalau dilakukan dengan benar maka hasil ikatan yang dilakukan pada langkah pertama dan kedua akan tampak seperti pada gambar di atas.

 


Gambar 4 : Ikatan palang yang dilihat dari samping

Gambar 5 : Setelah sedemikian rupa dan cukup banyak belitan-belitan yang mengikat tiang Y dan Z itu, maka belitan-belitan tersebut dibelit lagi oleh sisa a sehingga belitan akan menjadi kuat dan akhiri dengan simpul pangkal pada tiang Y


Ikatan Canggah
Gunanya untuk menyambung dua buah tiang atau untuk membuat canggah.




Caranya dimulai dengan membuat simpul pangkal pada satu tiang, lalu tali itu dibelitkan beberapa kali pada kedua tiang, setelah belitan itu dibelit lagi dengan tali yang itu juga antara kedua tiang, kemudian ikatan itu diakhiri dengan simpul pada tiang yang lain.





Ikatan Silang
Gunanya untuk mengikat 2 buah tiang yang bersilang.



 
Langkah pertama,  kedua tiang yang bersilang tersebut mula-mula diikat dengan simpul tambat



 


Langkah kedua,  tali pengikat itu kemudian dibelitkan beberapa kali di antara siku-siku samping dan atas (lihat gambar) dan akhirilah dengan simpul pangkal pada salah satu tiang
 
 Kaki Tiga
 Kaki tiga ini dapat dibuat dengan ikatan bentuk delapan.





Langkah pertama : letakan  3 buah tongkat di tanah dalam posisi seperti pada gambar disamping ini. kemudian  buatlah pada salah satu tongkat (jangan tongkat yang tengah) sebuah simpul pangkal, kemudian anyamlah tali itu seperti yang terlihat pada gambar.



Langkah kedua :  supaya tongkat-tongkat tersebut terikat dengan kuat,  maka antar tongkat belitkan tali secara rapat dan kuat.




 

Langkah ketiga :  ikatan-ikatan tersebut diakhiri dengan simpul pangkal pada tongkat tengah. Kemudian coba  dirikan ikatan tongkat -  tongkat ini, maka ketika ujung atas tongkat tengah menonjol ke atas ajung tongkat bawah putarlah ke bawah, sehingga menjadi tongkat yang ketiga


Ikatan Penegang
Gunanya untuk menegangkan kembali tali pengekang yang kendur.



Langkah pertama : buatlah sebuah sosok pada tali yang kendur, masukkan sebatang dahan ke dalamnya.










        Langkah kedua :    kemudian putarlah dahan tersebut, sehingga
        tali itu menjadi tegang. Akhirnya ikatlah ujung dahan tersebut
        kepada tali itu.






Selamat berlatih. Salam Pramuka.