Pengantar
Perkembangan zaman melahirkan tuntutan, aspirasi, motivasi dan harapan-harapan baru para peserta didik dalam mengikuti kegiatan kepramukaan. Para Pembina Pramuka diharapkan mampu memenuhi tuntutan tersebut dengan terus-menerus melakukan inovasi agenda, metode dan penggunaan media latihan kepramukaan. Tanpa upaya seperti itu akan menyebabkan hilangnya antusiasismenya peserta didik dalam mengikuti kegiatan dan latihan pramuka.
Mendongeng dengan boneka merupakan salah satu media pendidikan yang bisa digunakan oleh para Pembina Pramuka untuk menghadirkan latihan pramuka yang menyenangkan dan menggairahkan. Pemakaian boneka sebagai media pendidikan populer sejak tahun 1940-an terutama ketika mulai banyak digunakan di sekolah dasar dan sekolah lanjutan di Amerika. Bahkan di daratan Eropa seni pembuatan boneka telah sangat tua, lebih tinggi kehaliannya dan sangat populer penggunaanya sebagai media pendidikan di bandingkan di Amerika.
Di Indonesia penggunaan boneka sebagai media pendidikan massa juga sudah sejak lama dilakukan di tengah masyarakat. Di Jawa Barat dikenal dengan tradisi boneka tongkat berbentuk “Wayang Golek” yang dipakai untuk memainkan dan menyampaikan pesan-pesan moral cerita Mahabarata dan Ramayana. Di Jawa Timur dan Jawa Tengah dikenal pula boneka tongkat dengan dua dimensi dibuat dari kayu yang disebut “Wayang Krucil”. Di dua wilayah ini dikenal pula boneka bayang-bayang yang disebut “Wayang Kulit”. Disamping itu terdapat berbagai jenis tradisi cerita lain berbasis boneka yang tersebar di seluruh nusantara.
Boneka sebagai Media Pembelajaran
Boneka adalah tiruan dari bentuk manusia dan bentuk binatang. Boneka manusia merupakan model dari manusia, atau yang menyerupai manusia sangat banyak bentuk dan ragamnya. Boneka hewan merupakan model dari hewan dengan beragam bentuk dan perbandingan. Awalnya boneka hanya merupakan benda dekorasi atau koleksi untuk anak yang sudah besar atau orang dewasa dan sebagai media permainan untuk anak-anak perempuan.
Bentuk boneka yang sangat menarik minat anak-anak melahirkan ide penggunaan boneka sebagai media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sandiwara boneka. Boneka sebagai media cerita memiliki banyak kelebihan dan keuntungan. Anak-anak pada umumnya menyukai boneka, sehingga cerita yang dituturkan lewat karakter boneka jelas akan mengundang minat dan perhatiannya. Anak-anak juga bisa terlibat dalam permainan boneka dengan ikut memainkan boneka dalam sebuah dongeng atau cerita. Hal ini berarti, boneka bisa menjadi pengalih perhatian anak sekaligus media untuk berekspresi atau menyatakan perasaannya. Bahkan boneka bisa mendorong tumbuhnya fantasi atau imajinasi anak.
Mendongeng dengan alat peraga boneka, memerlukan sedikit keterampilan karena tokoh yang akan dibawakan atau boneka yang dipegang harus sesuai dengan karakter dalam cerita. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, ketika mendongeng dengan alat peraga boneka:
- Jarak boneka tangan harus agak jauh dari mulut.
- Kedua belah tangan harus lentur dalam memainkan boneka.
- Bisa diiringi dengan musik untuk menambah suasan.
- Libatkan anak-anak dalam adegan cerita yang dibawakan.
- Sesekali adakan dialog antara tokoh boneka dan pendengar atau penonton.
- Suara karakter dari tokoh cerita dongeng harus pas sesuai peran.
- Ajak pendengar atau penonton bernyanyi bersama boneka guna memperoleh keterikatan dalam cerita dongeng.
- Seusai mendongeng jangan lupa ulas pesan yang terkandung dalam dongeng tersebut; boneka seolah-olah berbicara pada anak-anak (pendengar atau penonton).
Manfaat Mendongeng dengan Boneka
Manfaat mendongen atai cerita boneka sebagai media pendidikan sudah sangat banyak dibahas oleh para ahli. Umumnya para ahli menyatakan bahwa dongeng sangat bermanfaat bagi pengembangan anak. Dongen sebagai media belajar juga dapat melahirkan suasana belajar yang menyenangkan, interaktf, inspiratif dan motivatif. Manfaat dongen secara lebih luas adalah :
- Membantu pembentukan pribadi dan moral anak. Cerita sangat efektif membentuk pribadi dan moral anak. Melalui cerita, anak dapat memahami nilai baik dan buruk yang berlaku pada masyarakat.
- Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi. Cerita dapat dijadikan sebagai media menyalurkan imajinasi dan fantasi anak. Pada saat menyimak cerita, imajinasi anak mulai dirangsang. Imajinasi yang dibangun anak saat menyimak cerita memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan anak dalam menyeelesaikan masalah secara kreatif.
- Memacu kemampuan verbal anak. Ceritadapat memacu kecerdasan linguistik anak. Cerita mendorong anak bukan saja senang menyimak cerita tetapi juga senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tata cara berdialog dan bernarasi.
- Merangsang minat menulis anak. Anak yang terbiasaa memahami cerita dan lebih awal berkenalan dengan cerita akan memiliki kemampuan menulis dengan baik.
- Merangsang minat baca anak. Kegiatan bercerita dengan buku menjadi ‘pelatihan” baca yang penting. Cerita akan menumbuhkan minat anak terhadap bacaannya.
- Membuka cakrawala pengetahuan anak. melalaui cerita anak akan mendapatkan berbagai pengetahuan yang bermanfaat.
Jenis-jenis Boneka sebagai Media Pembelajaran
Boneka jari
- Boneka ini dibuat dengan alat sederhana seperti tutup botol, bola pingpong, kapas, dakron, gabus, bambu kecil, dll yang dapat dipakai sebagai kepala boneka. Sesuai dengan namanya boneka ini dimainkan dengan menggunakan jari tangan.
- Cara memainkannya kepala boneka diletakkan pada ujung jari kita/ dalam. Dapat juga dibuat dari semacam sarung tangan, dimana pada ujung jari sarung ta-ngan tersebut sudah berbentuk kepala boneka dan dengan demikian kita/ dalam tinggal memainkannya saja.
Boneka Tangan
- Kalau boneka dari setiap ujung jari kita dapat memainkan satu tokoh, lain halnya dengan boneka tangan. Pada boneka tangan ini satu tangan kita hanya dapat memainkan satu boneka. Disebut boneka tangan, karena boneka ini hanya terdiri dari kepala dan dua tangan saja, sedangkan bagian badan dan kakinya hanya merupakan baju yang akan menutup lengan orang yang memainkannya disamping cara memainkannya juga hanya memakai tangan (tanpa menggunakan alat bantu yang lain).
- Cara memainkanya adalah jari telunjuk untuk memainkan atau menggerakkan kepala, ibu jari, dan jari tangan untuk menggerakkan tangan. Di Indonesia penggunaan boneka tangan sebagai media pendidikan/ pembelajaran di sekolah-sekolah sudah dilaksanakan, bahkan dipakai diluar sekolah yaitu pada siaran TVRI dengan film seri boneka “Si Unyil” dan jiuga "Si Komo".
Boneka Tongkat
- Disebut boneka tongkat karena cara memainkannya dengan menggunakan tongkat. Tongkat-tongkat ini dihubungkan dengan tangan dan tubuh boneka. Wayang Golek di Jawa Barat misalnya adalah termasuk boneka jenis ini.
- Untuk keperluan penggunaan boneka tongkat sebagai media pendidikan/ pembelajaran di sekolah, maka tokoh-tokohnya dibuat sesuai dengan keadaan sekarang. Misalnya dibuat tokoh tentara, pedagang, lurah, nelayan dan sebagainya Boneka tongkat dapat dibuat darikayu yang lunak seperti kayu kemiri, randu, dan sebagainya.
- Boneka tali atau “Marionet” banyak dipakai dinegara barat. Perbedaan yang menyolok antara boneka tali dengan boneka yang lain adalah, boneka tali bagian kepala, tangan, dan kaki dapat digerak-gerakkan menurut kehendak kita/dalangnya.
- Cara menggerakkannya dengan tali. Dengan demikian maka kedudukan tangan orang yang memain-kannya berada di atas boneka yang dimainkannya. Untuk memainkan boneka tali diperlukan latihan-latihan yang teratur, sebab memainkan boneka tali ini memerlukan keterampilan yang lebih sulit dibandingkan dengan memainkan boneka-boneka yang lainnya. Adakan tetapi memiliki kelebihan lebih hidup dari pada boneka yang lain, karena mendekati gerak manusia atau tokoh yang sebenarnya.
Boneka Bayang-bayang
- Boneka bayang-bayang (Sadhow Puppet) adalah jenis boneka yang cara memainkannya dengan mempertontonkan gerak bayang-bayang dari boneka tersebut. Di Indonesia khususnya di Jawa dikenal dengan “Wayang kulit” dengan latar ceita ramayana dan mahabarata.
- Untuk keperluan pendidikan dapat diciptaka tokoh-tokoh baru dengan nuansa kekinian seperti polisi, tentara, pembina pramuka, orang tua, dsb. Untuk memainkan boneka ini diperlukan ruangan gelap/tertutup dan lampu sorot untuk membuat bayang-bayang layar.
Selamat Berekspresi. Salam Pramuka
Lihat Entri/Topik Terkait :
Dongeng Boneka Jari sebagai media Pendidikan Kepramukaan
Dongeng Boneka Tangan sebagai media Pendidikan Kepramukaan
Dongeng Boneka Tongkat sebagai media Pendidikan Kepramukaan
Dongeng Boneka Tali sebagai media Pendidikan Kepramukaan
Dongen Boneka Bayang-bayang sebagai media Pendidikan Kepramukaan
Sumber :
www.griyabelanja.com
www.satulingkar.com
www.getscoop.com
www.tradisidongen.blogspot.com
www.aaps10.blogspot.com
www.molylovelyme.blogspot.com
No comments:
Post a Comment