Saturday, 11 January 2014

Menejemen Konflik : Kunci Sukses Resolusi Konflik




KUNCI SUKSES MENGELOLA KONFLIK

Meski tidak baku terdapat langkah-langlah yang ada dijadikan acuan agar sukses dalam mengelola konflik.  Motivasi untuk menyelesaikan konflik dan memanfaatkan konflik untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan kelompok akan menjadi pondasi utama dalam  menerapkan kunci sukses mengelola konflik.


Langkah 1 - 

Memperkuat kesadaran diri dan pengendalian diri 
Dalam situasi konflik, satu-satunya variabel yang benar-benar dapat mengontrol adalah diri Anda sendiri . Keterampilan pertama dan utama dalam manajemen konflik adalah kemampuan  belajar memahami diri sendiri secara mandiri dan realistis

Banyak jalan untuk memperkuat pengenalan dan pengendalian diri sendiri, misalnya dengan mempraktekkan beberapa hal berikut  ini :
  • Melatih diri untuk tidak mudah terpengaruh konflik melalui latihan-latihan pengembangan perilaku positip, misalnya : melatih daya tahan mental atau berlatih bermain peran mensimulasikan konflik dengan rekan-rekan dekat.
  • Mengolah batin dan fisik dengan teknik relaksasi atau olahraga.
  • Melatih kesadaran dan pemahaman terhadap keterbatasan - keterbatasan yang ada pada diri anda sendiri .
  • Renungkan konflik yang terjadi dalam perspektif atau mengemukakan pertanyaan-pertanyaan  : Seberapa pentingkah ? Apa hal terburuk yang bisa terjadi ? Apa hal terbaik yang bisa terjadi ?, dst.

Langkah 2 - 

Belajar untuk menangani kemarahan Anda sendiri
  • Memahami bagaimana sebuah konflik  berkembang dalam diri anda, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan : "Apa yang ada di balik kemarahan Anda? Rasa Takut ? Kekecewaan ? Kebingungan ? Frustrasi ? atau hal lainnya.
  • Belajar untuk mengendalikan  kemarahan Anda dengan mengakui dan rasa memilikinya secara jujur.
  • Ukur dan uji secara terus menerus  tanggapan Anda  terhadap situasi konflik yang terjadi.
  • Diagnosis dan analisis ancaman yang mungkin terjadi. Kendalikan ketidakpastian yang serinkali menjadi musuh yang sangat menganggu.
  • Berbicaralah atau berbagi rasa dengan teman dekat atau kelompok yang dipercayainya. 

Langkah 3 -
Belajar untuk menghadapi kemarahan pada orang lain

Kebanyakan orang melihat, mendengar dan melakukan apa yang memang ingin mereka melihat , mendengar dan melakukan . Dalam situasi konflik,  posisi/persepsi yang sederhana akan  menjadi bertambah kaku dan sulit manakala :
  • Meninggalkan logika atau cara-cara berfikir logis .
  • Terlalu mengutamakan/bermain perasaan. .
  • Harus mau mendengar yang memang membutuhkan waktu dan usaha .
  • Berupaya terus-menerus menggunakan  akal dan pikiran .
  • Abaikan penyalahgunaan .
  • Hindari eskalasi atau peningkatan situasi konflik akibat pembiaran.

MENGHARGAI DIRI SENDIRI 
Dalam proses manajemen konflik, menghargai adalah "perekat sosial yang sangat penting"  yang dapat membangun ketertarikan orang untuk bekerjasama. Pepatah bijak menyatakan "Jika Anda tidak dapat menghargai diri sendiri, maka Anda tidak akan bisa menghargai orang lain".

Berikut adalah beberapa aturan dasar untuk menilai/menghargai  diri sendiri .
  • Jangan menuntut kesempurnaan diri sendiri secara berlebihan. Tetapkan tujuan-tujuan hidup  yang realistis yang mungkin dapat capai.
  • Anda memiliki hak untuk memutuskan siapa, bagaimana, dan ingin menjadi apa diri anda sendiri tanpa harus membuat alasan, membenarkan, atau malah mengatakan "Aku menyesal atas pilihanku". Anda bertanggung jawab untuk semua pilihan dan pekerjaan yang Anda lakukan. Semua ini harus dilihan sebagai pilihan  hidup Anda dan apa yang terjadi di dalamnya sudah diperhitungkan dengan baik. 
  • Tegaslah  menolak jika diajak orang lain untuk berbuat keserakahan, ketidakberdayaan, atau kemarahan dan kerusakan. Tetapkan batas "mana yang boleh - mana yang tidak" orang lain memperlakukan diri anda.  Katakan "tidak" ketika anda memang berarti "tidak". Hadapi  orang lain yang mencoba untuk memanipulasi anda dengan bersikap bawa "saya adalah pribadi yang bernilai".
  • Kenali perasaan tidak mampu dan rasa bersalah yang merupakan warisan orang tua atau orang-orang dewasa lainnya.  Anda dapat memutuskan untuk tidak merasa seperti itu.  
  • Jadilah Pribad yang konstruktif. Dalam jangka panjang pastikan bahwa apa yang terbaik anda lakukan pasti terbaik pula bagi orang lain yang terkait atau berada disekitar anda. Ingatlah  jika yang anda lakukan adalah yang terbaik dan anda meyakinininya maka maka jika ada orang lain yang  tidak menyuakianya - anda harus berani mengambil risiko untuk tidak disukai atau bahkan mengakhiri hubungan kerjasama. 
  • Jangan menjawab pertanyaan yang Anda tidak ingin menjawab. Beberapa pertanyaan seringkali mengandung jebakan, manipulatif dan tidak nyama seperti pertanyaan : mengapa ?, mengapa tidak ?, dsb.
  • Sadarilah bawa anda ada  di "sini-dan-sekarang" untuk mengatasi mengatasi masalah dan membawa manfaat. Jika Anda menyalahkan orang lain atau lingkungan atas terjadinya masalah yang anda hadapi atau jika  Anda menunjukan perilaku bahwa andalah orang yang paling tepat mengatasi masalah, maka sejatinya anda sedang "membela diri bukannya mengatasi maslah". Setiap orang memiliki masalah tetapi hanya pribadi-pribadi yang kuatlah yang memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah tanpa masalah.

MENGHARGAI ORANG LAIN

Berikut adalah beberapa aturan sederhana untuk menghargai orang lain sekaligus dapat membantu dalam proses membangun hubungan yang "win - win situation"
  • Dengarkan dengan penuh  empati ketika diajak bicara orang lain. Hentikanlah melakukan pekerjaan ketika orang lain sedang berargumen, serta janganlah menyampaikan argumen-argumen ketika orang lain sedang bekerja dan bicara. Ambilah  risiko untuk bersedia dibujuk . Coba gunakan penalaran orang lain sebagai ukuran sekaligus pembanding.
  • Jangan membuat asumsi tentang bagaimana orang lain berpikir, merasakan atau bagaimana orang lain bereaksi. Sadarilah bahwa anda tidak bisa masuk ke dalam kepala siapa pun, tetapi sangat bisa untuk masuk kedalam kepala diri anda sendiri .
  • Hadapi perilaku yang nyata  atau yang manipulatif  tetapi tidak untuk menyerang orang lain . Sarkasme (kata-kata kotor dan keras) dan bercanda seringkali tidak terima dan malah memperkeruh suasana.
  • Janganlah memberi  label orang lain dengan label  bodoh, malas, atau kekanak-kanakan. Hindari membuat penilaian  dengan perasaan dan penilaian atas nama moralitas seperti benar salah, baik buruk, dsb.
  • Jangan bertindak manipulatif. Jujurlah dan terbuka akan lebih baik. Jelaskan rincian dan yang spesifik . Jangan sesekali mengoreksi pernyataan  orang terutama yang terakait dengan perasaannnya.  Jangan pula memberitahu mereka bagaimana mereka harus merasa .
  • Bukalah ruang tentatif . Jangan menyatakan pendapat Anda sebagai fakta , hindari kata-kata berkhotbah, jangan membesar-besarkan atau merendahkan  orang lain . Hindari pernyataan mutlak yang tidak meninggalkan ruang untuk memberi masukan dan pansangan seperti  "Saya rasa ini adalah cara .... " lebih baik daripada " ini adalah satu-satunya cara .... " Berikan ruang orang lain untuk berpendapat.
  • Jika keputusan anda akan mempengaruhi orang lain, maka bukalah kesempatan dan berikan cara untuk keterlibatan mereka itu .  Mereka  perlu diberi ruang merasakan  bahwa mereka memiliki pengaruh pada keputusan yang diambil.  Jamak terjadi bahwa semua orang ini memiliki andil dalam proses pengambilan keputusan -  terutama yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka .
  • Apakah tujuan telah dirumuskan dengan jelas, telah  dipahami dan telah disepakati ? Gunakan tujuan, bukan nilai-nilai pribadi atau preferensi   untuk menguji apakah isu-isu yang akan digarap relevan  atau tidak .

 Lihat entri/topik terkait :

    Sumber :
    World Adult Resources Handbook,  WOSM (World Scout Bereau), Geneva, 2005



    No comments:

    Post a Comment