Showing posts with label U. Show all posts
Showing posts with label U. Show all posts

Monday, 15 October 2012

Upacara Pelantikan Siaga Mula




Pengantar
  • Seorang calon siaga dapat dilantik menjadi siaga mula kalau rajin mengikuti latihan dan sudah berhasil menyelesaikan SKU Siaga Mula (lihat entri SKU Siaga Mula). Untuk menjadi siaga mula, calon siaga akan melalui upacara pelantikan terlebih dahulu. 
  • Upacara merupakan salah satu alat pendidikan di dalam Gerakan Pramuka. Upacara dalam Gerakan Pramuka pada hakekatnya memiliki sasaran tertentu. Seorang pembina siaga diharapkan agar pelantikan ke Siaga Mula ini merupakan peristiwa yang akan selalu diingat oleh seorang siaga.
  • Upacara pelantikan harus mampu menjadi kenangan indah dan tak terlupakan sepanjang hidup. Ketika para siaga telah menjadi seorang warga negara biasa dan menjadi profesional di berbagai bidang, ia  akan s selalu ingat  saat  mengucapkan janji  untuk pertama kali dalam hidupnya.

Waktu Pelaksanaan
Pelantikan kenaikan tingkat dari calon siaga ke siaga mula, dari siaga mula ke siaga bantu dari siaga bantu ke siaga tata selalu dilakukan pada akhir upacara pembukaan.


Pelaksanaan
  • Pada upacara pembukaan  setelah Pemimpin Upacara selesai membacakan Dwi Dharma siaga,  dan setelah pemimpin upacara  kembali ke barungnya,
  • Yanda mengumumkan adanya kawan calon Siaga yang akan dilantik menjadi Siaga Mula.  Yanda memberi pengantar : "Anak-anak Siap, Hari ini adalah hari yang berbahagia karena minggu yang lalu di antara kawanmu ada yang telah menyelesaikan SKU-nya dan hari ini siap untuk dilantik". 
  • Pak Cik masuk membawa penampan berisi kelengkapan pelantikan. Yanda lalu minta kepada pemimpin barung (Pinrung) yang anggotanya ada yang dilantik : "Pemimpin barung………. (nama barung) harap siaga yang akan dilantik diantar ke hadapan Yanda”. Pemimpin barung,  mengantar anggotanya yang akan dilantik ke dekat Pusaka Perindukan berhadapan dengan Yanda, dan menyerahkan kepada Yanda.
              Pinrung  : "Saya hadapkan Calon Siaga ....... (nama) siap untuk dilantik.
              Yanda     : ….. (nama calon) masih ingatkah engkau akan lagu kebangsaan Indonesia Raya?”
              Calon     : “Masih ingat, Yanda”.
              Yanda     : “Masih ingatkah engkau kepada siapa Siaga memberi hormat/salam?”
              Calon      : “Masih, Yanda”
              Yanda      : “Sudah hafal benarkah engkau akan Dwi Dharma?”
              Calon      : “Sudah, Yanda”
              Yanda      :”Coba engkau lisankan!”

              Calon    : “Dwi Dharma :
                               1.    Siaga itu menurut Ayah dan lbundanya.
                               2.    Siaga itu berani dan tidak putus asa".
  • Setelah calon selesai mengucapkan Dwi Dharma, Yanda menekankan kembali arti Dwi Dharma secara singkat, untuk mengingatkan kembali kewajiban para Siaga maupun calon Siaga.
  • Yanda lalu mengajak anggota Perindukan untuk berdo'a bersama bagi calon Siaga yang akan dilantik, sederhana, pendek dan mudah dimengerti.  
          Contoh doa :  Yanda : "Putra-putraku . .! Marilah kita berdiam sejenak dan menundukkan
                                 kepala kita dan berdoa khusus untuk……… (nama calon) yang sebentar
                                 lagi akan dilantik dan mengucapkan Dwi Satya".
  • Setelah anak-anak Siaga menundukkan kepalanya semua, Yanda melanjutkan :
                                 “Ya Tuhan Kami ...! Yang detik ini ikut mendengar dan menyaksikan upacara
                                 pelantikan yang segera kami laksanakan, Berilah kekuatan agar. . . . . . .(calon)
                                 setelah mengucapkan janiinya benar-benar melaksanakan janji kami sebagai
                                 kewajiban kami. Ya Tuhan kami, berilah keselamatan dan kesejahteraan kepada
                                 kami di dunia maupun di akhirat nanti! Aamiin!”
  • Setelah berdoa Yanda minta calon untuk maju selangkah mendekati Pusaka Perindukan (Sang Merah Putih) dan minta juga kepada para calon Siaga yang belum dilantik untuk mundur selangkah, dan tidak memberi hormat ketika calon Siaga mengucapkan janji, tetapi harus tetap bersikap sempurna.
  • Yanda mengadakan dialoog lagi dengan calon mengenai kesukarelaannya.
               Yanda    : “… (nama calon) Adakah yang memaksamu untuk menjadi Siaga ? ".
               Calon    : “Tidak ada yang memaksa, Yanda "
               Yanda    : “Sanggupkah engkau secara sukarela mengucapkan janji, yang disaksikan
                                oleh kawan-kawanmu, Yanda, Pak Cik, Bu Cik dan orang tuamu?”.
               Calon    : “Sanggup Yanda”.
  • Selanjutnya Yanda mengambil ujung Pusaka Perindukan (Sang Merah Putih) dengan tangan kanannya dan berkata: “Putraku,…  (nama calon) letakkan tangan kananmu di atas tangan tangan Yanda ! Kuterima engkau secara resmi kedalam keluarga besar Perindukan Siaga”.
  • Setelah berkata demikian Yanda membalikkan tangannya, sehingga posisi nenjadi sebaliknya, tangan Yanda di atas tangan calon di bawah.
  • Selaniutnya Yanda mengatakan : "Setelah engkau menjadi anggota keluarga besar Perindukan Siaga nanti, engkau dalam naungan Pusaka Perindukan, dalam naungan Yanda, Pak Cik dan Bu Cik dan seluruh anggota Perindukan". lni merupakan adat tata cara setelah menerima melindunginya.
                     Yanda    :  “ ….( nama calon), kini ikuti ucapan Yanda ! “.
                     Calon    :  “Siap, Yanda". Semua Siaga memberikan hormat kecuali yang belum
                                      dilantik mundur selangkah.
                     Yanda    : “Aku berjanji“.
                     Calon     : ”Aku berjanji”.
                     Yanda    :  “Akan bersungguh-sungguh”
                     Calon    :  "Akan bersungguh-sungguh…….." menjalankan kewajibanku……..
                                      terhadap Tuhan (berhenti sejenak untuk diresapkan ke dalam jiwa calon)
                                      ………  dan Negara Kesatuan Republik lndonesia………  Menurut Aturan
                                      Keluarga………. Setiap hari berbuat kebaikan ………."
  • Selesai pengucapan janji, Yanda melepaskan tangan yang baru dilantik, dan masing-masing mundur selangkah. Yang memberikan hormat kemudian  menurunkan tangannya.
  • Yanda mengambil tanda pelantikan berupa setangan leher dari nampan yang telah disiapkan oleh Pak Cik/Bu Cik dan mengkalungkannya ke leher Siaga baru, seraya mengucapkan kata-kata pesan (misal) :
                             ". . . . . .(nama Siaga baru), Engkau baru saja mengucapkan Dwi Satya dengan
                             memegang Pusaka Perindukan Siaga, yang berarti, engkau telah dilantik sebagai
                             Siaga Mula. Sebagai tanda, pada seragammu dikalungkan warna Pusaka
                             Perindukan, agar engkau selalu menjunjung tinggi Pusaka Perindukan yang
                             menjadi Pusaka seluruh Bangsa lndonesia. Berusahalah untuk selalu memenuhi
                             janjimu".
  • Berikutnya Pak Cik memasang lambang Gerakan Pramuka (Tunas Kelapa) di dada kirinya (bertepatan dengan letak jantung) disertai pesan-pesannya (misal) :
                             "Kupasang Lambang Gerakan Pramuka di dada kirimu, tepat di jantungmu
                               berdetak. Gantungkan cita-citamu seperti menjulangnya pohon kelapa, dan jadilah
                               manusia yang serbaguna seperti kelapa. lngatlah setiap jantungmu berdetak,
                               bahwa engkau adalah seorang Siaga yang selalu berusaha untuk menjadi Siaga
                               yang baik dan terus maju ".
  • Selanjutnya Bu Cik/Pak Cik mengenakan tutup kepala (baret yang sudah ada lambang pramukanya dengan pesan-pesannya (misal) :
                                “………… (nama Siaga) Ku kenakan baret Siaga di atas kepala mu. Tutup
                                kepala ini bukan sekedar melindungimu dari panas matahari tetapi sejak engkau
                                dilantik tadi, berusahalah untuk dapat melindungi adik-adikmu, orang-orang
                                yang lemah maupun makhluk lainnya”..
  • Selanjutnya orang tuanya yang diundang untuk mengunjungi pelantikan itu, diminta untuk memasang “Tanda Siaga Mula” dengan pesannya (misal) :
                               “Anakku, lbu bangga bahwa engkau telah dilantik sebagai Siaga  Mula dan
                                engkau  berjanii akan selalu menurut aturan keluarga dan selalu berbuat
                                kebaikan. Tepatilah dan laksanakanlah janjimu itu sebaik-baiknya, Anakku . . .!”
  • Terakhir pemimpin barung diminta Yanda untuk menyematkan Tanda Barung kepada anggota barungnya yang baru dilantik. Selanjutnya penghormatan umum kepada Siaga baru, yang dimulai dari Siaga yang di mukanya dan ia berputar sarnpai kembali ke arah semula. 
  • Ucapan do'a sebelum dibawa kembali ke dalam barungnya oleh pinrung. Yanda, Pak Cik, Bu cik dan orang tuanya memberi selamat. Ketika Siaga baru dibawa pulang ke dalam barungnya serentak seruruh perindukan Siaga menyanyikan lagu: “Alangkah gagahnya………”
  • Selesai pelantikan Pak Cik/Bu Cik memanggil Siaga dengan panggilan "Siaga" untuk melanjutkan acara latihan hari itu.

Selamat memandu. Salam Siaga.
Membahagiakan siaga, membahagiakan Indonesia.



Lihat entri/topik terkait :
Upacara sebagai media pendidikan dalam Gerakan Pramuka, Upacara di perindukan pramuka siaga.


Sumber :
Buku Pedoman Pembina Siaga, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 1983

Friday, 12 October 2012

Upacara Penutupan Latihan Pramuka Siaga


Persiapan
  • Kurang lebih lima menit sebelum waktu penutupan yang telah ditentukan,  hentikanlah sernua kegiatan. Usahakan agar kegiatan itu dihentikan pada titik optimal sehingga mereka masih berkeinginan untuk mendatangi latihan pada minggu berikutnya.
  • Suruhlah para siaga merapihkan seragam, kaus kaki yang melorot, tali sepatu, pakaian, setangan leher, baret, rambut dan sebagainya. Pasti tidak akan sebersih dan serapih ketika pemeriksaan kebersihan sebelum latihan dimulai. Karenanya cukuplah kalau rapih.
  • Sang Merah Putih Pusaka perindukan yang masih berdiri pada standarnya, diangkat ke tengah lapangan oleh pemimpin upacara (hari itu) dengan bantuan wakil pemimpin barungnya.

Pelaksanaan 
  • Selanjutnya Pemimpin Upacara memanggil para siaga dengan teriakan "Panggilan Siaga": …..……...”SIAAAGAAAAAAAAAA…………..!”   sambil berdiri dengan sikap sempurna menghadap ke arah Pusaka Perindukan. 

  •  Para siaga menjawab dengan tegas: …………." SIAAAAAAAAP ! …………….”   Setelah ada isyarat tangan, mereka lari mengelilingi Pemimpin Upacara dengan tidak mengeluarkan suara membuat lingkaran kecil, kemudian mundur menjadi lingkaran besar.
  • Pegangan tangan lepas kalau pemimpin Upacara menurunkan tangannya.
  • Pemimpin Upacara keluar lingkaran dengan setengah lari melalui “pintu” dan lapor kepada pembina Siaga : “Yanda perindukan Siap untuk upacara penutupan”.   

  • Yanda menjawab : ”Mari kita tutup bersama!" 
  • Bersama Pemimpin upacara, pembina berjalan memasuki lingkaran dan berdiri di seberang pusaka perindukan. 
  • Para pembantu Pembina berdiri di antara para siaga dalam lingkaran. Pemimpin upacara disuruh kembali ke dalam barungnya. 
  • Pembina upacara bersikap “istirahat” dan semua siagapun bersikap "istirahat di tempat". 
  • Pembina Upacara menyampaikan pengumuman dan Pesan-pesan dilanjutkan  dengan Pembantu Pembina mengumumkan barung tergiat pada latihan hari itu.
  • Selesai memberi pesan-pesan, Pembina Upacara bersikap sempurna (siap) dan seluruh Siaga pun bersikap sempurna. 
  • Pembina Upacara memimpin do’a syukur. 
  • Selesai berdoa Pembina Upacara meminta Pemimpin Upacara untuk mengembalikan Pusaka Perindukan : "Simpan kembali Sang Merah Putih".  Pemimpin upacara memberi hormat di tempatnya kepada Pembina, kemudian berjalan menuju “Sang Merah Putih (Pusaka Perindukan), memberi hormat kepada Sang Merah Putih - melepas dan mengambil dari dudukannya kemudian  berjalan keluar lingkaran. 
  • Para Siaga pun secara serentak memberi hormat kepada Pusaka Perindukan.
  • Pada saat Sang Merah Putih sampai di batas lingkaran, peserta upacara kembari bersikap sempurna.  
  • Pemimpin Upacara kembali ke tengah lingkaran setelah menyimpan bendera yang tidak jauh tempatnya dari lingkaran. Kemudian Ia langsung menghadap Pembina Upacara dan melapor "Yanda, Upacara penutupan selesai". 
  • Pemimpin Upacara member hormat dan kembali ke barungnya. 
  • Pembina upacara kemudian menyampaikan kata : “Anak-anakku!  Perhatikan seluruhnya. Sampaikan salam Yanda dan Pak Cik serta Bu Cik kepada Ayah dan lbu di rumah. Bubar Jalan”. Perindukan saling memberi hormat, balik kanan lalu bubar.
  • Pembina Siaga dapat membuat variasi-variasi mengenai perpisahan setelah upacara penutupan. Misalnya dengan bersalam-salaman dengan Yanda, Pak Cik Bu Cik serta teman-teman Siaga lainnya.

Akhir latihan
Setelah upacara penutupan latihan selesai, Yanda dibantu Pak Cik dan Bu Cik kembali mengecek tempat latihan jangan sampai ada barang milik siaga yang tertinggal. Para pembina dan pembantu pembina baru meninggalkan lokasi latihan setelah semua siaga dipastikan sudah berjalan meninggalkann tempat latihan dan kembali ke rumah masing-masing.



Lihat entri/topik terkait :
Upacara sebagai media pendidikan dalam Gerakan Pramuka, Upacara di perindukan pramuka siaga.


Sumber :
Buku Pedoman Pembina Siaga, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 1983

Upacara Penerimaan Calon Siaga



Pengantar
Perindukan Siaga diibaratkan sebagai sebuah keluarga bahagia yang terbuka untuk selalu menerima siapapun yang ingin bergabung didalamnya. Setiap warga baru yang akan masuk dalam perindukan siaga disebut dengan calon siaga. Sebagai calon Siaga tidak begitu saja masuk tanpa melalui sebuah upacara yang dikemas menjadi sebuah media pendidikan. Dengan upacara yang dirancang secara variatif dan mampu memberikan kesan mendalam diharapkan para calon siaga memiliki kesan pertama "first impression" bahwa ia akan diterima dalam sebuah lingkungan keluarga baru yang penuh kebahagiaan, kebersahajaan dan 
keakbaran, oleh karenanya ia harus berusaha secepatnya menyesuiakan diri.

\
Pelaksanaan
Dalam upacara kesiagaan hendaknya diusahakan banyak variasi. Penerimaan calon siaga dan pelantikan lainnya selalu dilakukan setelah upacara pembukaan dan sebelum latihan dimulai.

  • Setelah Yanda berdoa pada Upacara Pembukaan Latihan, Yanda mengumumkan, bahwa ada anak baru yang ingin masuk menjadi Siaga.
  • Pembina Siaga    : “Anak-anak, hari ini perindukan kita menerima anak baru yang akan ikut dalam latihan Siaga”
  • Pembina Siaga lalu memanggil anak yang sejak tadi menunggu. Setelah anak tersebut masuk ke dalam Lingkaran Perindukan Siaga,
  • Yanda mengatakan : “Anak-anak, ini adalah anak baru yang ingin masuk dalam Perindukan Siaga. Coba sebutkan namamu siapa “.
  • Calon Siaga    : “Amrin……… Yanda ! " (Pembina sebenarnya telah mengetahui nama maupun tempat tinggalnya, namun dalam upacara sebaiknya ditanya hal-hal tersebut)
  • Marilah kita sambut anak baru ini dengan nyanyian :
  • "Aku dapat teman baru" atau lagu lainnya, "Selamat datang kawan"  (Para Siaga kemudian menyanyikan lagu "Aku dapapat teman baru" atau "Selamat datang kawan" dengan riang dan gembira.
  • Pembina Upacara minta kepada Amrin untuk memperkenalkan dirinya kepada seluruh anggota perindukan Siaga.
  • Pernbina upacara mengadakan tanya jawab yang isinya antara lain mengenai apa ada salah satu anak yang dikenalnya dalam perindukan Siaga. Kalau sudah ada, maka Pembina Siaga meminta Calon Siaga untuk menyebutkan nama-nama yang sudah dikenalnya.
  • Yanda    : “Amrin, apakah diantara anak-anak ini ada  yang sudah engkau kenal? coba sebutkan siapa  saja yang sudah engkau kenal.!”
  • Amrin    : “Udin, Miftah, Hasan dan……….. Hamdan, Yanda” - (Mendengar jawaban Amrin yang telah kenal dengan beberapa nama, Yanda berunding dengan Pak Cik/Bu Cik. Setelah berunding dengan Pak/Bu Cik dan memutuskan penempatan di barung mana, maka Yanda segera mengumumkan keputusannya)
  • Yanda    : “Nah, Amrin, engkau dapat masuk ke dalam barung hijau, barung Miftah ya. Ayo Miftah, bawa Amrin kedalam barungmu dan perkenalkan dengan teman-teman sebarungmu !”
  • Pemimpin barung Miftah menerima  Amrin dan memperkenalkannya kepada seluruh anggota barungnya.
  • Upacara penerimaan anggota baru pun selesai.

Lihat entri/topik terkait :
Upacara sebagai media pendidikan dalam Gerakan Pramuka, Upacara di perindukan pramuka siaga.


Sumber :
Buku Pedoman Pembina Siaga, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 1983


Thursday, 11 October 2012

Upacara Pindah Golongan : Siaga ke Penggalang



Pengertian
Upacara pindah golongan dari golongan Siaga ke golongan Penggalang pada hakekatnya merupakan dua upacara yang terdiri dari upacara pelepasan seorang Siaga dari Perindukan Siaga dan penerimaan Siaga tersebut oleh pasukan Penggalang. Oleh karena itu  perlu dilakukan dua bentuk persiapan, yaitu bentuk lingkaran Perindukan Siaga dan bentuk angkare dari pasukan Penggalang.

Sebelum diadakan upacara telah diadakan pembicaraan antar Yanda/Bunda dengan Pembina Pasukan mengenai waktu dan tempat diadakannya upacara pindah golongan tersebut. Baik persiapan di Perindukan Siaga maupun di Pasukan Penggalang dilakukan dalam rangka upacara pembukaan latihan. Di antara kedua barisan tersebut diadakan batas, yang berupa tali, jurang, pagar hidup atau lainnya.



yang dikiaskan sebagai tanda pemisah antara usia Siaga dan usia Penggalang.


Kegiatan di Perindukan
Selesai upacara pembukaan, Yanda mengumumkan pada hari itu ada di antara kawan Siaga yang akan dipindahkan ke golongan Penggalang.

Yanda    : “Anak-anakku hari ini salah satu di antara kawanmu ada yang mencapai usia 
                  11 tahun, ialah si Karim. Oleh karena itu hari ini akan dilangsungkan upacara 
                  pemindahan tersebut“
Selesai pengumuman Yanda, Pak Cik mengantarkan Siaga yang akan pindah golongan,
kepada Yanda.

Pak Cik        :   “Yanda, kami serahkan Siaga Karim yang hari ini akan dipindahkan ke golongan".
Yanda           :   “Terima kasih, Pak Cik”. 
Kepada Siaga Karim Yanda berkata : “Karim, coba mendekat ke Yanda”. (Karim mendekat)
Yanda           : “Karim, hari ini Karim sudah mulai menginiak usia 11 tahun. Oleh karenanya 
                         Karim akan kami serahkan kepada Pasukan Penggalang kita. Yanda harapkan , 
                         setelah di pasukan Penggalang nanti, Karim akan lebih giat dan lebih maju dari 
                         pada ketika di Perindukan Siaga. Nah berilah salam kepada kawan-kawanmu
                         sebagai ucapan slamat tinggal”

Karim memberi salam perpisahan kepada seluruh anggota perindukan dan barungnya sendiri. 
Setelah pintu barungnya dibukakan, Karim yangdimbimbing Yanda keluar menuju ke perbatasan-

Kegiatan di Pasukan
Selesai upacara pembukaan, Pratama menyiapkan Pasukan Penggalang tetap dalam bentuk Angkare. Pembina Penggalang memberitahukan, bahwa hari itu akan menerima anggota baru pindahan dari perindukan Siaga. Selesai pengumuman tersebut pembina dan pembantu Pembina pasukan menuju ke perbatasan. 

Dari jurusan lingkaran Perindukan Siaga, Yanda membimbing Karim menuju perbatasan diiringi oleh pak Cik. (penempatan Yanda, Pembina Pasukan, Pak Cik dan pembantu pembina pasukan periksa gambar di atas)

Yanda    :  “Kakak pembina pasukan, hari ini kami akan menyerahkan Siaga Karim yang hari ini telah menginjak usia 11 tahun. Oleh karenanya kakak kami harapkan untuk meneruskan membina ia sehingga menjadi Pramuka yang berguna bagi dirinya sendiri dan umum. Hal-hal yang menyangkut administrasi akan segera kami susulkan”.

Pembina Pasukan :
"Saya terima Siaga Karim yang hari ini telah menginjak usia Penggalang. Semoga ia akan tetap menjadi penggalang yang rajin, bahkan dapat menjadi tauladan kawan-kawannya".

Selanjutnya Yanda memegang tangan kanan Karim dan pak Cik memegang tangan kiri Karim dan meloncatkannya melalui tali tersebut.
Yanda    : “Selamat meloncati perbatasan Siaga, anakku. Rajin-rajinlah di tempatmu yang baru”.
Karim    : "Selamat tinggal dan terima kasih, Yanda".
Pembina Pasukan  yang dibantu oleh pembantu pembina pasukan menerimanya dan membawanya ke tengah-tengah pasukan Penggalang dan diperkenalkan kepada anggota Pasukan Penggalang.
Itu adalah acara pokok. Dapat juga sebelum meninggalkan perindukan diadakan pemberian kenang-kenangan atau lainnya.

Lihat entri/topik terkait :
Upacara sebagai Media Pendidikan dalam Gerakan Pramuka, Upacara di Perindukan Pramuka Siaga.

Sumber :
Buku Pedoman Pembina Siaga, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 1983

Upacara Pembukaan Latihan Pramuka Siaga



Persiapan
  • Pembina Perindukan dibantu oleh pembantu pembina menyiapkan  seluruh barung Siaga untuk pemeriksaan sebelum upacara pembukaan latihan. Pemimpin barung menyiapkan barung masing-masing dibantu oleh wakil pemimpin barung. Setelah rapih pemimpin barung menempatkan diri di depan barisan barungnya dan pembantu pemimpin barung di belakang barisan barungnya.
  • Setelah semuanya rapih dan dalam keadaan siap untuk pemeriksaan, Yanda bersama Bu Cik dan Pak cik mengadakan pemeriksaan kepada para siaga, satu persatu. Barung yang memiliki kelebihan dibanding  barung lainnya, misalnya dalam jumlahnya, kebersihannya, kerapihannya, disiplinnya dan sebagainya, maka  oleh Yanda dan setelah dirundingkan dengan Pak Cik/Bu Cik mendapat kehormatan  pemimpin barungnya ditunjuk untuk menjadi Pemimpin Upacara.
  • Setelah ditunjuk, pemimpin upacara mengambil standar bendera dan menempatkannya di tengah-tengah lapangan upacara lengkap dengan teks Pancasila dan Dwi Dharma. Pemimpin upacara berdiri di belakang standar bendera, kemudian melakukan panggilan siaga dengan seruan : …..……...”SIAAAGAAAAAAAAAA…………..!”
  • Siaga-siaga yang yang tersebar dan bergerombol di sekitar lapangan serentak menghadap ke arah suara yang memanggil, berdiri dengan sikap sempurna dan menjawab seruan tersebut dengan pendek, tegak dan tangkas: …………." SIAAAAAAAAP ! …………….”  
  • Sejenak pemimpin Upacara memandang keliling kepada setiap anggota siaga. seterah dilihatnya semua anggota menunggu perintah seranjutnya pemimpin upacara lalu mengangkat kedua tangannya ke atas kepala dan memberi isyarat untuk membuat lingkaran kecil, ialah dengan jalan mempertemukan kedua telunjuk dan kedua ibu jari.
  • Melihat isyarat itu, para Siaga lari dengan segera sambil tetap menutup mulut, membuat lingkaran kecil di sekeliling Pemimpin up acara menyilangkan tangan kanannya di atas tangan kiri dan saling berpegangan. 
  • Kalau lingkaran kecil sudah baik (bulat benar dengan titik pusat standar bendera), Pemimpin upacara merubah aba-aba untuk membuat lingkaran besar dengan cara mempertemukan ujung jari tengah kanannya dengan ujung jari tengah kirinya di atas kepala. Melihat isyarat itu, para Siaga segera merubah lingkaran kecil menjadi lingkaran besar dengan cara setiap Siaga mundur beberapa langkah dan merubah pegangannya sampai terentang.
  • Pemimpin upacara tidak menurunkan tangannya sebelum lingkaran bulat benar dengan standar bendera sebagai titik pusat. Pemimpin upacara perlahan-lahan memutar badannya dan berhenti di hadapan Siaga yang menyebabkan lingkaran tidak bulat, dan memberi tahu harus maju atau mundur sedikit. Perindukan Siaga yang sudah terlatih baik, lingkarannya akan cepat bulat, sebab setiap pemimpin Barung dan wakilnya akan memegang peranan masing-masing dan sangat membantu kelancaran gerak. 
  • Pemimpin Upacara lalu menurunkan tangannya dan kembali ke sikap sempurna yang segera diikuti oleh seluruh peserta upacara tanpa menimbulkan bunyi akibat sentuhan telapak tangan pada paha. 
  • Kegiatan selanjutnya, pemimpin upacara segera berjalan cepat setengah berlari keluar dari lingkaran melalui pintu yang dibukakan oleh barungnya dengan cara Wakil Pemimpin Barung yang menempati tempat pemimpin Barung bergeser selangkah ke kiri. la berjalan menuju Pembina siaga. Berdiri tegak dan memberi hormat dengan tertib. Kemudian melaporkan: “Yanda! Perindukan telah siap untuk upacara pembukaan !" pembina siaga menjawab: "Terima kasih, mari kita buka bersama!”
Pelaksanaan
  • Pembina Siaga bersama-sama Pemimpin upacara menuju lingkaran Siaga, melalui pintu menuju ke standar bendera. Pembina Upacara berdiri di seberang standard Bendera menghadap ke pintu masuk dan Pemimpin Upacara berdiri di seberang standar membelakangi pintu masuk. Bersama dengan itu para pembantu pembina (Pak Cik, Bu Cik) memasuki lingkaran di sela-sela barung.

  •  Pembina Upacara : "Putraku, Ambil Sang Merah Putih".
  • Pemimpin upacara memberi hormat, balik kanan dan berlalu keluar lingkaran menuju ke tempat penyimpanan bendera pusaka, mengambilnya, menguraikannya kemudian dengan langkah tegap menuju ke dalam lingkaran melalui pintu masuk. Tepat ketika memasuki lingkaran Pembina Upacara memberi hormat yang diikuti oleh seluruh anggota perindukan. 
  • Pemimpin Upacara menuju ke tengah lingkaran menempatkan Pusaka Perindukan (Bendera Merah Putih) ke dalam standar kemudian  rnundur selangkah dan memberi hormat. Ketika Pembina Upacara menurunkan tangannya, semua anggota perindukan ikut menurunkan tangannya. 
  • Pembina Upacara mengambil naskah Pancasila untuk dibaca. Sebelumnya minta kepada para siaga untuk menirukannya. 
  • Selanjutnya Pembina Upacara mengembalikan naskah Pancasila dan mengambil naskah Dwi Dharma, memberikannya kepada Pemimpin upacara untuk dibaca. Seluruh anggota siaga mengikutinya dengan keras.

Pemimpin Upacara: "Dwi Dharma"' 
Peserta upacara : "Dwi Dharma"
Pemimpin upacara "Siaga itu menurut Ayah dan lbundanya"
Peserta upacara : "Kami menurut Ayah dan lbunda kami"
Pemimpin upacara : “Siaga itu berani dan tidak putus asa"
Peserta upacara : "Kami berani dan tidak putus asa".

  • Selesai pembacaan Dwi Dharma Pembina siaga mengajak berdo'a : "Para Siaga! Tundukkan kepalamu dan berdiam diri dengan cara masing-masing. Berdo'a dan memohonlah kepada Tuhan Yang Maha Esa agar latihan kita hari ini berjalan dengan baik. Mulai!"
  • Setelah semua Siaga menundukkan kepala  diam dan hening Pembina Upacara mulai mengucapkan do'a. Misalnya :  "Putra-putraku siaga!  Hari ini kita berkumpul untuk berlatih dan bermain, semuanya kelihatan segar-segar, sehat-sehat dan gembira. Demikian juga cuaca hari ini cerah dan gembira seperti kalian. lni semua adalah berkat nikmat yang dianugerahkanTuhanYang Maha Esa kepada kita semua, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Untuk itu mari kita panjatkan syukur dan rasa terimakasih atas karunia dan nikmat tersebut. Ya Allah, Engkau adalah pelindung segala ciptaanmu di seluruh alam raya ini. Lindungilah kita semua, agar tetap segar dan selamat berlatih. Untuk Teman kami “Makmun” dan “Doni” yang hari ini tidak hadir karena sakit, semoga lekas sembuh dan dapat berkumpul kembali dengan kita semua. Aamiin''.
  • Selesai berdoa Pemirnpin upacara melapor kepada pembina upacara : “Yanda! Upacara Pembukaan selesai”. Pembina Upacara menjawab : “Terima kasih, kembalilah ke tempatmu”. Pemimpin upacara memberi hormat dan kembali ke barungnya. 
Selesai upacara
Pembantu pembina (pak cik) menuju ke tempat lain, memanggil perindukan, sementara pusaka perindukan (Bendera Merah Putih)  dipindahkan ke pinggir lapangan dan mulailah dengan acara latihan biasa sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Tuesday, 11 September 2012

Upacara Umum dalam Gerakan Pramuka



Petugas dalam upacara
Untuk  melaksanakan tiap upacara ditentukan petugas-petugas berikut :
1.    Pembina Upacara,
2.    Pemimpin Upacara,
3.    Pengatur Upacara,
4.    Pembawa Acara,
5.    Pengibar Bendera,
6.    Petugas-petugas lain.

Pembina Upacara
Pembina Upacara berhak :
1.    menerima penghormatan dari peserta upacara yang dipimpin oleh Pemimpin Upacara ;
2.    merobah dan mengesahkan rencana acara upacara yang diserasikan dengan situasi dan konsisi ;
3.    melaksanakan acara yang ditentukan ;
4.    melimpahkan wewenangnya kepada Pemimpin Upacara.

Pemimpin Upacara
Pemimpin Upacara berkewajiban :
1.    memimpin peserta upacara untuk memberikan penghormatan kepada Pembina Upacara ;
2.    mengatur ketertiban peserta upacara ;
3.    mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara.

Pengatur Upacara
Pengatur Upacara berkewajiban :
1.    menyusun rencana pelaksanaan upacara serta mengendalikan jalannya upacara ;
2.    mengajukan rencana pelaksanaan upacara untuk mendapatkan pengesahan dari Pembina
       Upacara dan memberikan penjeleasan seperlunya ;
3.    mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pembina Upacara.
         
Pembawa Acara
Pembawa acara berkewajiban :
1.    membaca acara upacara
2.    dalam keadaan terpaksa dapat mengambil kebijaksanaan dengan persetujuan dari
       Pengatur Upacara ;
3.    mempertanggung jawabkan tugasnya kepada Pengatur Upacara.

Pengibar Bendera
Pengibar Bendera berkewajiban mengibarkan dan menurunkan bendera Sang Merah Putih, sesuai dengan ketentuan.

Petugas lain
Petugas lain berkewajiban melaksanakan tugas-tugas yang tidak dikerjakan oleh petugas-petugas di atas.

Upacara pengibaran Sang Merah Putih
1.    Urutan acara ditentutakan menurut keperluan dan disesuaikan dengan maksud dan tujuan upacara.
2.    Pedoman upacara pengibaran bendera Sang Merah Putih :
       a.    Pasukan peserta upacara disiapkan oleh Pemimpin Upacara.
       b.    Pembina Upacara menempatkan diri di tempat yang ditentukan.
       c.    Penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pemimpin Upacara.
       d.    Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara bahwa upacara siap dimulai.
       e.    Petugas pengibar bendera Sang Merah Putih maju ke tiang bendera dan mengikatkan
              bendera dengan tali dan setelah bendera direntangkan, salah seorang petugas mengatakan:
             “Bendera siap”.
        f.    Pemimpin Upacara memberi aba-aba: ”Kepada Sang Merah Putih ….. hormat grak”, dan
              semua peserta upacara memberi hormat, sampai bendera tiba di puncak tiang. Pengibaran
              bendera itu dapat diiringi dengan lagu Indonesia Raya oleh korps musik atau kelompok vocal.
       g.    Setelah bendera sampai di puncak tiang, Pemimpin Upacara menyerukan aba-aba :
              “Tegak ..… grak”.
       h.    Petugas Bendera mengikatkan tali ke tiang bendera, kemudian mundur tiga langkah
              memberi hormat kepada bendera Sang Merah Putih dan kembali ke tempat semula.
       i.     Mengheningkan cipta dan berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara.
       j.     Pembacaan teks Pancasila.
       k.    Amanat Pembina Upacara.
       l.     Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara vahwa upacara pengibaran bendera
             telah dilaksanakan.
      m.   Penghormatan pasukan peserta upacara kepada Pembina Upacara di pimpin oleh Pemimpin
             Upacara.
      n.    Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.
      o.    Pasukan peserta upacara dibubarkan oleh Pemimpin Upacara.

Petugas dalam upacara
1.    Pasukan peserta upacara disiapkan oleh Pemimpin Upacara.
2.    Pembina Upacara menempatkan diri di tempat yang ditentukan.
3.    Penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pemimpin Upacara.
4.    Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara bahwa upacara penurunan/
       penyimpanan Sang Merah Putih siap dimulai.
5.    Petugas pengibar bendera Sang Merah Putih maju ke tiang bendera dan memberi hormat
       kepada Sang Merah Putih.
6.    Kemudian petugas melepas tali, dan setelah selesai mengatakan: “Bendera siap”.
7.    Pemimpin Upacara memberi aba-aba: ”Kepada Sang Merah Putih ….. hormat grak”,
       dan semua peserta upacara memberi hormat, sampai bendera tiba di batas bawah.
8.    Pemimpin Upacara menyerukan aba-aba : “Tegak ..… grak”, kemudian petugas melepas
       bendera dari tali lalu melipatnya dan selanjutnya dibawa ketempat semula (tidak balik kanan).
9.    Berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara.
10.  Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara vahwa upacara pengibaran bendera
       telah dilaksanakan.
11.  Penghormatan pasukan peserta upacara kepada Pembina Upacara di pimpin oleh Pemimpin Upacara.
12.  Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara.
13.  Pasukan peserta upacara dibubarkan oleh Pemimpin Upacara.

Bendera Setengah Tiang
1.    Dalam keadaan berkabung, Sang Merah Putih dikibarkan setengah tiang, dengan jalan
       menaikkannya ke puncak tiang lebih dahulu, kemudian diturunkan sampai setengah tiang.
2.    Penurunan bendera yang berkibar setengah tiang dilakukan dengan menaikkannya ke puncak
       tiang lebih dahulu, kemudian diturunkan.

Laporan
Pelaksanaan laporan diatur sebagai berikut :
1.    Peserta upacara dalam keadaan sikap sempurna.
2.    Pemimpin Upacara maju menghadap Pembina Upacara, menghormat lalu menyampaikan
       laporan tentang keadaan peserta upacara.
3.    Selesai laporan Pemimpin Upacara tanpa menghormat, kembali ke tempat semula.
4.    Laporan penutup dilaksanakan oleh Pemimpin Upacara dengan maju menghadap Pembina
       Upacara, langsung lapor tanpa menghormat lebih dahulu. Selesai laporan, memberi hormat
       kemudian kembali ke tempat.

Mengheningkan cipta dan berdoa
1.    Mengehningkan cipta dan berdoa dipimpin oleh Pembina Upacara dengan menundukkan
       kepala dalam keadaan siap.
2.    Tutup kepala tetap dipakai.
3.    Sikap pada waktu berdoa sesuai dengan ketentuan agama dan kepercayaan masing-masing.
4.    Mengheningkan cipta dan berdoa dapat diiringi oleh korp musik/sangkakala/genderang.

Acara Pelengkap
Jika dalam upacara penurunan/penyimpanan bendera diadakan aubade (lagu-lagu sanjungan) dan atraksi, lagu-lagu tersebut dinyanyikan sesudah Pembina Upacara berada di mimbar lain.


Lihat Entri/Topik terkait :
Upacara Sebagai Media Pendidikan Dalam Gerakan Pramuka

Sumber :
Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No : 178 tahun 1979
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka





print this page Print this page

Upacara dalam Ambalan Penegak & Racana Pandega



Macam upacara di Ambalan Penegak
  1. Upacara Pembukaan Latihan
  2. Upacara Penutupan Latihan
  3. Upacara Penerimaan Tamu
  4. Upacara Penerimaan Calon
  5. Upacara Pelantikan
  6. Upacara Kenaikan Tingkat
  7. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
  8. Upacara Pindah ke Golongan ke Racana Pandega
  9. Upacara Pelepasan.

Upacara Pembukaan Latihan Ambalan Penegak
Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak diatur sebagai berikut :
  1. Kerapihan setiap anggota ambalan.
  2. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
  3. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
  4. Laporan Pemimpin Sanga kepada Pradana.
  5. Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
  6. Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
  7. Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para pemimpin Sangga.
  8. Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.
  9. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya.
  10. Pembacaan Dasaidarma oleh petugas.
  11. Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh anggota ambalan.
  12. Pengumuman dari Pradana/Pembina.
  13. Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
  14. Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan.

Upacara Penutupan Latihan Ambalan Penegek
Jalannya Upacara Penutupan Latihan Ambalan Penegak adalah sebagai berikut :
  1. Kerapihan setiap anggota ambalan.
  2. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
  3. Pemimpin Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
  4. Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
  5. Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke sebelah kanan barisan.
  6. Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.
  7. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan.
  8. Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas.
  9. Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain-lain.
  10. Pradana memimpin berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
  11. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak.
  12. Pradana membubarkan barisan.

Upacara Penerimaan Tamu
Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
  1. Tamu Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atau Pembina.
  2. Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan.
  3. Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti kegiatan ambalan.
  4. Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan.

Upacara Penerimaan Calon Penegak
Upacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan sesudah Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
  1. Pradana mengumpulkan anggota ambalan.
  2. Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan.
  3. Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan.
  4. Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada ambalan.
  5. Pengantar kata Pradana atau Pembina.
  6. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak.
  7. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat.
  8. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon.
  9. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan.
  10. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.

Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara
Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara, tidak boleh dihadiri Calon Penegak
lainnya. Pelaksanaannya diatur sebagai berikut :
  1. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara.
  2. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan pendamping kiri ke       hadapan Pembina Penegak.
  3. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri mengenai watak       dan kecakapan calon.
  4. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya.
  5. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota ambalan        menghormat dipimpin oleh Pradama/Petugas.
  6. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan calon.
  7. Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
  8. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya.
  9. Ucapan janji Trisatya dituntun oleh Pembina Penegal, dengan jalan  memegang ujung Sang
  10. Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya.
  11. Kemudian disusul dengan penyematan Tanda Penegak Bantara oleh calon Penegak sendiri.
  12. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik.
  13. Uapan selamat dari anggota ambalan.
  14. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai dilantik        untuk kembali ke sangganya.

Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana
Upacara  Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilakukan  sebagai berikut :
  1. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.
  2. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan Pembina Penegak.
  3. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang    bersangkutan.
  4. Para pendamping kembali ketempat.
  5. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara Pembina dan      Penegak Bantara yang akan naik tingkat.
  6. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak. Waktu        Sang Merah Putih memasuki tempat upacara anggota ambalan menghormat dipimpin Pradana    atau petugas.
  7. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan.
  8. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.
  9. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan.
  10. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun Pembina memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanannya  ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnya
  11. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing.
  12. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
  13. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.

Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka Penegak
Upacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Penegak yang telah memenuhi syarat dilakukan dalam rangkaian Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut :
  1. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan Pembina.
  2. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi.
  3. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina.
  4. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
  5. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.

Upacara Pindah Golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega
Upacara pindah golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega dilakukan sebagai berikut :
  1. Pradana/Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
  2. Penegak yang akan pindah golongan dipanggil ke hadapan Pembina Penegak.
  3. Penjelasan Pembina bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usianya
  4. Penegak yang akan pindah minta diri kepada anggota ambalan.
  5. Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada Pembina Racana Pandega.
  6. Pembina Racana Pandega menerimanya sesuai dengan adat racana yang berlaku.

Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat
Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat dilakukan dalam bentuk informal, di luar pertemuan rutin.
  1. Dilaksanakan oleh Sangga Kerja/Panita.
  2. Acara upacara meliputi :  (a) Penjelasan Pembina. (b)  Penegak yang bersangkutan minta diri. (c)  Sambutan wakil anggota ambalan. (d)   Kata Pelepasan Pembina Penegak dan penyerahan surat keterangan. (e)  Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan ambalan. (f)  Berdoa dipimpin oleh Pembina Penegak. (g)  amah Tamah diakhiri dengan membentuk rantai persaudaraan.
  3. Tempat dan waktu tidak terikat.

Upacara di Satuan Racana Pandega
Upacara di satuan Pramuka Pandega dilaksanakan sesuai dengan aspirasi Pandega atas dasar ketentuan- ketentuan upacara yang berlaku untuk Ambalan Penegak.


Lihat Entri/Topik terkait :

Sumber :
Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No : 178 tahun 1979
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka


print this page Print this page

Upacara Dalam Pasukan Penggalang



Pengantar
  • Di dalam sistem pendidikan kepramukaan, upacara merupakan salah satu alat pendidikan yang sangat strategis. Melalui upacara dapat ditanamkan nilai-nilai kedisiplinan, kerapihan, kerjasama dan tanggungjawab. 
  • Di samping itu upacara dalam Gerakan Pramuka juga digunakan sebagau alat pendidikan untuk nenanamkan jiwa nasionalisme, patriotisme, cinta tanah air dan pendidikan watak kebangsaan lainnya. Upacara dalam Gerakan Pramuka juga sebagai alat pendidikan untuk memberikan penghargaan atas sebuah upaya dan prestasi baik yang dilakukan oleh seorang anggota, regu, pasukan atau bahkan gugusdepan Gerakan Pramuka.


Peran Pembina
Pembina Pramuka Penggalang harus mengusai tatacara berbagai macam upacara dalam pasukan penggalang, memahami makna dan silosofinya serta dapat memanfaatkan upacara sebagai alat pendidikan yang efektif, khidmat, menyenangkan, membanggakan dan memberikan pengalaman yang mendalam dalam sunabari para Pramuka Penggalang.


Jenis-jens Upacara dalam Pasukan Penggalang
    1. Upacara Pembukaan Latihan
    2. Upacara Penutupan Latihan
    3. Upacara Pelantikan
    4. Upacara Kenaikan Tingkat
    5. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
    6. Upacara Pindah ke Golongan Penegak
    7. Upacara Penerimaan Anggota Baru (dari Siaga atau pindahan)
    8. Upacara Pelantikan Pemimpin/Wakil Pemimpin Regu, danPenyerahan Bendera Regu
    9. Upacara Penyematan Tanda Regu bagi Anggota Regu
    10. Upacara Pemberian Bintang Tahunan
    11. Upacara Pemberian Penghargaan Prestasi Perorangan atau Regu
    12. Upacara Penghargaan Pramuka Penggalang Garuda

    Upacara Pembukaan Latihan Pasukan Penggalang
    1. Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan anggota oleh Pratama.
    2. Regu petugas menyiapkan perlengkapan upacara
    3. Pratama mengumpulkan anggotanya untuk membentuk angkare di hadapan tiang bendera.
    4. Pratama mencek petugas-petugas upacara, sesudah beres lalu menjemput Pembina Penggalang.
    5. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengambil tempat di hadapan pasukan, para  Pembantu  Pembina berada di belakang Pembina Upacara (Pembina Penggalang) dalam bentuk bersaf.
    6. Sesudah memimpin penghormatan, Pratama menyerahkan pasukan kepada Pembina Upacara
    7. (Pembina Penggalang) kemudian kembali ke regunya.
    8. Pengibaran Sang Merah Putih oleh petugas.
    9. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) membaca Pancasila ditirukan oleh anggota pasukan.
    10. Pembacaan Dasa darma.
    11. Kata pengantar Pembina Upacara (Pembina Penggalang) tentang tema latihan dan sebagainya.
    12. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) memimpin doa menurut agama dan kepercayaan       masing-masing.
    13. Pasukan diserahkan kepada Pratama untuk melanjutkan acara.
    14. Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara (Pembina Penggalang).
    15. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengucapkan terimakasih kepada para pmbantunya terus siap melaksanakan latihan. 
    16. Pratama membubarkan barisan, terus siap mengikuti kegiatan latihan.

    Upacara Penutupan Latihan Pasukan Penggalang
    1. Kerapihan setiap anggota.
    2. Pratama memanggil anggota pasukan untuk membentuk formasi angkare menghadap bendera.
    3. Pembina Penggalang dijemput Pratama kemudian mengambil tempat di hadapan pasukan diikuti oleh para Pembantu Pembina.
    4. Sesudah mempimpin penghormatan Pratama menyerahkan pasukan kepada Pembina Upacara,   kemudian kembali ke regunya.
    5. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan, Pembina Upacara memimpin  penghormatannya.
    6. Pengumuman tentang regu petugas upacara untuk latihan yang akan datang, dilanjutkan dengan penyerahan pasukan kepada Pratama.
    7. Pembina Upacara memimpin berdoa.
    8. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada Pembina Upacara kemudian membubarkan barisan.
    9. Pembina Penggalang mengucapkan terimakasih kepada para pembantunya terus bubar.

    Upacara Pelantikan Calon Penggalang menjadi Penggalang Ramu
    1. Setelah acara berdoa Calon Penggalang yang akan dilantik diantar oleh Pemimpin Regunya ke hadapan Pembina Penggalang kemudian pengantar kembali ke regunya.
    2. Penggalang yang sudah dilantik maju satu langkah.
    3. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum Penggalang Ramu antara Pembina Penggalang  dan calon yang akan dilantik.
    4. Calon yang akan dilantik berdoa diikuti anggota pasukan dipimpin oleh Pembina Penggalang.
    5. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan dari Pembina Penggalang. Waktu Sang Merah Putih masuk ke tempat upacara anggota pasukan menghormat dipimpin oleh    Praatama. (a)   Calon secara sukarela mengucapkan janji Trisatya dengan tangan kanannya         memegang ujung Sang Merah Putih ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya. (b)    Pada waktu ucapan janji anggota pasukan menghormat dipimpin oleh Pratama.
    6. Penyematan tanda-tanda disertai nasehat dari Pembina Penggalang.
    7. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada Penggalang yang baru  dilantik, diteruskan pemberian ucapan selamat dari anggota pasukan.
    8. Pemimpin regu menjemput anggotanya yang baru dilantik.
    9. Pembina menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara latihan.
    10. Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina Penggalang, kemudian membubarkan barisan.

    Upacara Kenaikan Tingkat dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit atau dari 
    Penggalang Rakit ke Penggalang Terap
    1. Dilakukan serangkai dengan Upacara Pembukaan Latihan.
    2. Penggalang yang akan naik tingkat mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Penggalang.
    3. Penggalang Rakit dan atau Penggalang Terap maju selangkah.
    4. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan, antara Pembina dan Penggalang yang akan naik tingkat.
    5. Petugas bendera membawa Sang Merah Putih ke sebelah kanan depan dari Pembina Penggalang. 
    6. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat upacara anggota pasukan menghormat dipimpin     Pratama atau petugas : (a)  Penggalang yang akan naik tingkat mengulang ucapan janji Trisatya dituntun Pembina. Penggalang dengan tangan kanannya  memegang ujung Sang Merah Putih ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya. (b) Pada waktu Trisatya diucapkan, anggota pasukan memberi hormat dipimpin oleh Pratama atau petugas.
    7. Pelepasan tanda kecakapan umum lama dan penyematan tanda kecakapan umum baru,  diiringi nasehat pembina.
    8. Penghormatan pasukan kepada Penggalang yang baru naik tingkat dipimpin Pratama atau petugas, dilanjutkan pemberian selamat dari anggota pasukan, kemudian kembali ke tempat masing-masing termasuk Penggalang yang naik tingkat.
    9. Pembina Penggalang memimpin berdoa sesuai denganagama dan kepercayaan masing-masing.
    10. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara latihan.
    11. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina Upacara      (Pembina Penggalang) kemudian membubarkan barisan.
    12. Pembina Penggalang mengucapklan terimakasih kepada para pembantunya diteruskan dengan acara latihan.

    Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka Penggalang
    1. Penggalang yang akan menerima tanda kecakapan khusus mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Upacara (Pembina Penggalang).
    2. Para Penggalang yang telah memiliki anda kecakapan khusus maju satu langkah.
    3. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus antara Pembina Penggalang dengan Penggalang yang akan menerima tanda itu.
    4. Penyematan tanda kecakapan khusus oleh Pembina Upacara (Pembina Penggalang) disertai nasehat seperlunya dan pemberian surat keterangan.
    5. Pratama atau petugas memimpin penghormatan kepada Penggalang yang menerima tanda kecakapan khusus, dilanjutkan dengan pemberian selamat oleh anggota pasukan, kemudian semua kembali ketempat.
    6. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) menyerahkan Pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara.
    7. Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan kepada Pembina Upacara.
    8. Pembina Penggalang mengucapkan terimakasih kepada para pembantunya dilanjutkan dengan acara latihan.
    9. Pratama membubarkan barisan.

    Upacara Pindah ke Golongan Penggalang
    Bagi Pramuka Penggalang yang telah berumur 16 tahun dan harus dipindahkan ke golongan Pramuka Penegak dengan tata cara sebagai berikut :

    1. Di laksanakan dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan Pasukan Penggalang dan Upacara Pembukaan Latihan Ambalan Penegak.
    2. Penggalang yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapan dengan Pembina Upacara (Pembina Penggalang).
    3. Nasehat dan penjelasan Pembina Upacara (Pembina Penggalang) bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usia dan perkembangan jiwanya
    4. Penggalang yang akan pindah golongan minta diri kepada anggota pasukannya.
    5. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) mengantar Penggalang yang bersangkutan ke Ambalan Penegak.
    6. Serah terima anggota antara Pembina Penggalang dan Pembina Penegak.
    7. Pembina Penggalang kembali ke pasukan untuk melanjutkan acara latihannya.
    8. Acara penerimaan anggota di ambalan disesuaikan dengan adat yang berlaku di ambalan itu.
    9. Anggota baru diserahkan kepada sangga yang akan menerimanya.
    10. Pembina Penegak menyerahkan kembali ambalan kepada Pradana untuk meneruskan acara  latihannya.


    Lihat Entri/Topik terkait :
    Upacara Sebagai Media Pendidikan Dalam Gerakan Pramuka

    Sumber :
    Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No : 178 tahun 1979
    Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka





    print this page Print this page

    Upacara Sebagai Media Pendidikan Dalam Gerakan Pramuka




    Pengertian
    1. Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib
    2. dilaksanakan dengan    khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk     memberntuk suatu tradisi dan budi pekerti    yang baik.
    3. Upacara Umum yaitu upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan menggunakan peraturan yang berlaku    secara umum.
    4. Upacara Pembukaan Latihan dan Upacara Penutupan Latihan yaitu upacara yang dilakukan dalam   rangka melaksanakan    usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan di  lingkungan       GerakanPramuka.
    5. Upacara Pelantikan yaitu : (a)    upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang calon menjadi anggota Gerakan.  Pramuka,   sesuai dengan       ketentuan yang berlaku. (b)    upacara yang dilakukan dalam rangka pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam satuan.
    6. Upacara Kenaikan Tingkat, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pengesahan kenaikan  tingkat kecakapan umum    yang dicapai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan  syarat kecakapan umum yang berlaku.
    7. Upacara Pindah Golongan, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota   dari satu golongan ke    golongan lain yang lebih tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
    8. Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana, yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka mengantar Pramuka Penegak    dan/atau Pramuka Pandega untuk terjun ke masyarakat dan berbakti secara langsung sesuai dengan bidangnya.
    9. Pembina Upacara adalah Pembina dalam upacara yang menerima penghormatan,  mengesahkan  pelaksanaan upacara dan    merupakan pimpinan tertinggi dalam upacara itu.
    10. Pengatur Upacara (Protokol) adalah petugas yang menyusun dan mengatur pelaksanaan tertib    acara dalam upacara,    yang berkewajiban mengendalikan jalannya upacara.
    11. Pemimpin Upacara adalah petugas yang memimpin barisan peserta upacara.
    12. Pembawa Acara adalah petugas yang membaca tertib acara dalam suatu upacara.
    13. Peserta Upacara adalah satuan-satuan yang berada di bawah pimpinan Pemimpin Upacara.
    14. Petugas Upacara adalah orang-orang yang menunaikan tugas tertentu dalam suatu upacara misalnya :  Pengibar    bendera, pembaca Dasadarma, pemimpin lagu, dan lain-lain.


    Tujuan dan Sasaran Upacara 

    1. Tujuan 
    Tujuan upacara dalam Gerakan Pramuka adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur sehingga menjadi warga    negara Indonesia  yang berpancasila seperti tercantum dalam anggaran Dasar Gerakan Pramuka.

    2. Sasaran
    Sasaran upacara dalam Gerakan Parmuka, adalah agar setiap Pramuka :
    •   memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan agama ;
    •   memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi ;
    •   selalu tertib di dalam hidup sehari-hari ;
    •   memiliki jiwa gotong royong dan percaya kepada orang lain ;
    •   dapat memimpin dan dipimpin ;
    •   dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib ;
    •   meningkatkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Mahaesa ;


    Unsur Pokok Upacara Gerakan Pramuka

    1.  Bentuk Barisan 

         Selalu disesuaikan dengan perkembangan jiwa peserta didik.
    • Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Siaga adalah lingkaran, karena perhatian dan perkembangan jiwanya masih terpusat  pada orang tua/Pembina.
    • Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penggalang adalah bentuk angkare, karena perhatian dan perkembangan jiwanya telah mulai terbuka.
    • Bentuk barisan upacara di satuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah bersaf, karena perhatian dan perkembangan jiwanya sudah terbuka luas.
    • Jika peserta upacara itu terdiri dari dua golongan atau lebih, maka bentuk barisan yang digunakan ditentukan oleh pimpinan upacara atau pengatur upacara sesuai dengan                 keadaan setempat.
     2.  Penghormatan Bendera
          Penghormatan kepada Bendera Sang Merah Putih dilakukan :
    • pada waktu pengibaran dan penurunan (penyimpanan) Sang Merah Putih ;
    • pada waktu Sang Merah Putih dibawa masuk atau keluar ruang upacara.
    3.   Pembacaan Kode Kehormatan      
          Pembacaan kode kehormatan dalam bentuk ketentuan moral budi pekerti :
    • untuk Pramuka Siaga, Dwidarma ;
    • untuk Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, Dasadarma.
    • pada waktu pembacaan Dwidarma dan Dasadarma, para Pramuka tidak melakukan Penghormatan, tetapi penghormatan dilakukan pada saat pengucapan Dwisatya atau Trisatya.
    4.   Pemacaan Doa & Kesungguhan
    • Kewajiban berdoa kepada Tuhan Yang Mahaesa (dengan menundukkan kepala) agar  selalu mendapat rakhmat dan hidayah dalam segala kegiatan.
    • Rangkaian seluruh upacara dilakukan dalam suasana khidmat dan bersungguh-sungguh.

    Pokok-pokok Acara Upacara Gerakan Pramuka

    Semua upacara dalam Gerakan Pramuka mengandung unsure-unsur pokok sebagai berikut :
    • Pada upacara di luar Gerakan Pramuka, pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan yang disusun oleh penyelenggaranya.
    • Dalam pelaksanaan upacara dalam Gerakan Pramuka harus ada : (a)    pengibaran Sang Merah Putih, (b) pembacaan Pancasila  (c)pembacaan Kode Kehormatan Pramuka, dan (d)  doa

    Jenis Upacara dalam Gerakan Pramuka

    1. Macam upacara dalam Gerakan Pramuka adalah :
    • Upacara Umum.
    • Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan.
    • Upacara Pelantikan.
    • Upacara Kenaikan.
    • Upacara Pindah Golongan.
    • Upacara Meninggalkan Ambalan/Racana.
    2. Tempat Upacara adalah :
    • di dalam ruangan, dan
    • di luar/lapangan.

    Keanekaragaman

    Mengingat bahwa upacara di satuan Pramuka itu bersifat serta bertujuan pendidikan dan agar tidak membosankan anggota, para pembina hendaknya dapat membuat berbagai keanekaragaman dan mengembangkan tata upacara menurut keadaan setempat.
    • Keanekaragaman dan pengembangan tersebut tidak dibenarkan mengurangi isi prinsip-prinsip   yang tercantum dalam petunjuk penyelenggaraan ini serta terjamin kekhidmatannya.
    • Upacara lain yang tidak diatur dalam petunjuk ini diserahkan kepada kebijaksanaan para Pembina.


    Lihat entri/topik terkait :
    Upacara Umum dalam Gerakan Pramuka, Upacara dalam Perindukan Siaga, Upacara dalam Pasukan Penggalang, Upacara dalam Ambalan Penegak, Upacara dalam Racana Pandega

    Sumber :
    Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 178 tahun 1979
    Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Upacar di Dalam Gerakan Pramuka

    print this page Print this page

    Thursday, 2 August 2012

    UU REPUBLIK INDONESIA NO 12 th 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

    Undang-undang Republik Indonesia No 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, mengokohkan kedudukan Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan non formal yang menjalankan tugas pokok dan fungsinya melaksanakan pendidikan kepramukaan bagi anak, remaja dan pemuda Indonesia.

    Seiring dengan perkembangan zaman  Gerakan Pramuka juga mengalami tantangan-tangan baru yang makin kompleks. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam  butir-butir  pada bagian Umum Penjelasan atas Undang-undang RI No 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka yang menyatakan :
    §     Perkembangan gerakan pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu kurang dirasakan penting oleh kaum muda. Akibatnya, pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal. Pada waktu yang bersamaan dalam tatanan dunia global bangsa dan Negara membutuhkan kaum muda yang memiliki rasa cinta tanah air, kepribadian yang kuat dan tangguh, rasa kesetiakawanan sosial, kejujuran, sikap toleransi, kemampuan bekerja sama, rasa tanggung jawab, serta kedisiplinan untuk membela dan membangun bangsa.
    §     Dengan menyadari permasalahan yang digambarkan di atas, pada peringatan ulang tahun gerakan pramuka 14 Agustus 2006 dicanangkan revitalisasi gerakan pramuka. Momentum revitalisasi gerakan pramuka tersebut dirasakan sangat penting dalam upaya pembangunan kepribadian bangsa yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman.
    §     Undang-undang tentang Gerakan Pramuka disusun dengan maksud untuk menghidupkan dan menggerakkan kembali semangat perjuangan yang dijiwai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat yang beraneka ragam dan demokratis. Undang-undang ini menjadi dasar hukum bagi semua komponen bangsa dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan yang bersifat mandiri, sukarela, dan nonpolitis dengan semangat Bhineka Tunggal Ika untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Dengan keluarnya Undang-undang No 12 tahun 2010 maka kedudukan Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepramukaan makin mantap dan kokoh. Azas, fungsi dan tujuan pendidikan kepramukaan serta tugas pokok kelembagaan yang diatur secara jelas dalam Undang-undang, menjadikan segenap pemangku kepentingan Gerakan Pramuka dapat memberikan peran dan partisipasinya secara aktif bagi kemajuan pendidikan kepramukaan di Indonesia.
    print this page Print this page