Thursday, 3 October 2013

Pendidikan Nilai : Senyum Sedotan




Konsep 

"Senyum Sedotan" merupakan permainan sederhana yang efektif  dijadikan media pendidikan untuk penyadaran tentang arti tersenyum, tertawa dan bahagia. Bahwa dalam alam nyata kehidupan tidak selamanya menyenangkan memang benar namun terlalu larut dalam kesedihan akan menyebabkan kegagalan untuk menggapai langkah-langkah kehidupan berikutnya. Hal inilah yang menjadi inti dari permainan "senyum sedotan" yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan untuk keluar dari tekanan lingkungan yang kadang tidak sesuai dengan keinginan dirinya.

Tujuan

Permainan ini efektif membantu peserta didik untuk mengembangkan sikap empati, memaafkan, optimis dan mampu berdamai dengan kenyataann dirinya sendiri.

Cara Penyampaian

Sampaikan permainan secera sederhana, sesuaikan dengan jenjang peserta didik, serta berpeganglah pada rumus KISS (kerjakan itu dengan singkat dan sederhana. Sesuatu yang singkat dan sederhana akan lebih berkasan pada diri anak-anak dan mereka memang tidak membutuhkan penjelasan yang panjang lebar. Pepatah Cina menyampaikan :
Saya mendengar - saya lupa
Saya melihat - saya ingat
Saya melakukan - saya paham

Prosedur

Bahan
Siapkan sedotan jenis apa saja sesuai dengan jumlah peserta didik

Persiapan
  • Permainan ini berdurasi antara 5 - 15 menit dapat dijadikan sebagai pengantar tema latihan, pembuka acara latihan, membangun kerjasama kelompok, dsb.
  • Kakak Pembina menjelaskan bahwa di akhir permainan setiap peserta didik harus membuat "afirmasi". Berikan contoh-contoh afirmasi dengan singkat dan jelas.
  • Untuk mencairkan suasana Kakak Pembina bisa mengawali permainan ini dengan menyanyi dan tepuk tangan atau menyaampaikan joke dan cerita lucu.
Pelaksanaan
  • Kakak Pembina meminta semua peserta didik untuk menahan nafas. Kemudian letakan sedotan antara gigi atas dan gigi bawah (digigit). Sedotan tidak boleh menyentuh bibir. Sedotan harus terus digigit selama 3 menit.
  • Dalam waktu 3 menit itu Kakak Pembina menjelaskan makna tersenyum dan tertawa dari berbagai sudut. Diantaranya,  "senyum sedotan" bisa dijadikan alat untuk merduksi (menghilangkan stress). Hasil riset menunjukan bahwa jika kita tersenyum tertawa selama 3 menit maka dari sel-sel otak manusia akan keluar hormon endorfin  - hormon yang menimbulkan perasaan nyama.
  • Hormon endorfin juga akan keluar jika kita dalam keadaan tertawa. Tertawa juga akan memberi pengaruh baik kepada tubuh, diantaranya :  meningkatkan kadar oksigen dalam sel yang mampu memberi tambaha  energi, tertawa juga merangsang kelaurnya sel kekebalan tubuh, tertawa juga bermanfaat untuk mengurangi kecemasan, imsonia, mudah tersinggung, depresi, asma, ketagangan, migren  serta banyak lagi penyakit nyeri lainnya.
  • Tertawa juga disebut sebagai "joging internal" karen memberi pijatan yang baik kepada organ-ogan tubuh bagian dalam.
  • Adik-adik "senyum sedotan" memang tampak konyol ya, tetapi lihatlah dengan melakukan hal itu kita menjadi bisa "tersenyum". Oleh sebab itu lakukanlah hal ini sekalipun kalian sedang dalam keadaan gundah gulana agar tetap bisa tersebyum. Percayalah dengan tersenyum karena sains menunjukan  ketika kita sedang dalam keadaan gundah gulana kemudian kita mencoba tetap tersenyum sejenak dan bersikap riang maka kita akan benar-benar merasa bahagia.
  • Ada baiknya sediakan sedotan dimana saja tempat yang mudah kita jangkau untuk membantu agar kita tetap dapat tersenyum meski dalam keadaan yang tidak nyaman dan kurang baik.
  • Setelah Kakak Pembina selesai bercerita tentang "makna senyum dan tawa" maka peserta didik mengakhiri keiatannya dan melepas sedotannya dari gigitan.
  • Kakak Pembina mengajak peserta didik untuk bersama-sama tertawa lepas dengan riang dan sepenih hati - maka suasana akan menjadi lebih rilek, nyaman dan membahagiakan.
Akhir Permainan

  • Kakak Pembina menjelaskan kembali pentingnya untuk menyusun afirmasi dari pengalaman bersama melakukan "senyum sedotan".
  • Kakak Pembina kembali memberi contoh-contoh afirmasi kemudian mempersilakan peserta didik untuk membuat afirmasi masing-masing.
  • Afirmasi yang telah dibuat bisa dibacakan secara acak kemudian ditempel di pohon, digantung ditali atau tempat-tempat lain yang mudah dibaca.
  • Peserta didik bisa melanjutkan agenda latihan lainnya atau jika Kakak Pembina menjadikan acara ini sebagai acara tunggal maka afirmasi-afirmasi yang telah disusun bisa didiskusikan.
  • Masing-masing regu juga bisa menjadikan afirmasinya sebagai syair nyanyian, materi tepuk tangan, puisi, dsb.
  • Di akhir latihan afirmasi kembali dibagikan dan dibawa pulang masing-masing peserta didik sambil dipesankan untuk selalu diingat dan dijadikan sebagai panduan hidup.
Contoh Afirmasi 
  • Saya orang yang periang dan banyak tertawa
  • Saya orang yang selalu berbagi senyum dan tawa
  • Saya tersenyum dan tertawa untuk mendapatkan kebahagiaan
  • Saya percaya senyum dan tawa adalah pintu persahabatan yang hangat dan tulus, dsb.

Selamat Mendu,  Salam Pramuka.

Lihat topik/entri terkait :

Sumber
  • "Memupuk dan Mengembangkan Nilai-nilai Spiritual Pada Anak", Oleh : Peggy Joy Jenkins, Ph.D. Penerbit : Kompas Gramedia, Jakarta, 2010.


No comments:

Post a Comment